Mohon tunggu...
Vani AvriliaPuspitaningrum
Vani AvriliaPuspitaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sistem Informasi UNSIA jakarta

Mahasiswa angkatan 1 genap Prodi Sistem Informasi Universitas Siber Asia Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Social Capital dan Kemiskinan

30 Juli 2021   10:44 Diperbarui: 30 Juli 2021   14:07 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bentuk hubungan semacam ini, mereka merasa senasib dan sepenanggungan, karena itu di antara mereka terdapat komitmen untuk saling menjaga dan melindungi satu sama lain. Ketiga, mengembangkan reciprocity atau sikap dan tindakan saling memberi keuntungan satu sama lain.

  • Modal Sosial dan Kaitannya dengan Kemiskian

Realitas kehidupan, pemanfaatan modal sosial guna penanganan sosial (kemiskinan) oleh masyarakat dapat dilihat dari beberapa bentuk. Diantaranya yang banyak dijumpai adalah dalam bentuk tindakan bersama untuk meningkatkan kualitas hidup, pemberian jaminan sosial  kepada  warga  masyarakat  dan minimalisasi serta penyelesaian konflik sosial. Bentuk yang lain, terutama dilihat dari upaya untuk mengantisipasi masalah sosial, modal sosial yang berupa solidaritas sosial, rasa saling percaya dan asas timbal balik  dapat mendorong berbagai bentuk tindakan yang merupakan cerminan kepedulian sosial. Masyarakat tertentu aktivitas itu bukan saja sudah melembaga akan tetapi juga ditata dan diorganisasi dengan baik.

Modal sosial dapat tumbuh dengan subur dan bertahan dalam durasi waktu yang lama apabila memperoleh dukungan aktor, dirajut dengan ikatan sosial yang jelas, dan dikembangkan melalui institusi sosial yang di dalamnya terendap relasi-relasi multi dimensi. Sebaliknya modal sosial menjadi lemah dan tidak bisa bertahan lama ketika tidak ada komitmen kuat para aktor, basis ikatan sosial yang kabur dan dipelihara melalui institusi sosial dengan relasi- relasi yang mono dimensi.

Pembahasan tentang modal sosial sebetulnya tidak selamanya berkaitan dengan kegiatan ekonomi kreativitas dan produktivitas yang berhubungan dengan perdagangan. Satu hal yang sama-sama terendap didalamnya adalah sebuah energy atau kekuatan yang mampu meningkatkan kapasitas adaptif di kalangan masyarakat, sehingga tidak larut dalam kepedihan akibat dampak negative yang timbul dari perubahan lingkungan hidup, energi itu mengalir melalui jejaring yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat sipil.

Modal sosial mirip dengan bentuk-bentuk modal lainnya, dalam arti, ia juga bersifat produktif. Modal sosial dapat dijelaskan sebagai produk relasi manusia satu sama lain, khususnya relasi yang intim dan konsisten. Modal sosial menunjukn  pada  jaringan, norma dan kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas masyarakat. Namun demikian, modal sosial berbeda dengan modal finansial, karena modal sosial bersifat kumulatif dan bertambah dengan sendirinya (self-reinforcing) (Putnam, 1993). Karenanya, modal sosial  tidak akan habis jika dipergunakan, melainkan semakin meningkat.

Rusaknya modal sosial lebih sering disebabkan bukan karena dipakai, melainkan karena ia tidak dipergunakan. Berbeda dengan modal manusia, modal sosial juga menunjuk pada kemampuan orang untuk berasosiasi dengan orang lain. Bersandar pada norma-norma dan nilai bersama, asosiasi antar manusia tersebut menghasilkan kepercayaan yang pada gilirannya memiliki nilai ekonomi yang besar dan terukur (Fukuyama, 2002). Terkait ini, ada tiga parameter modal sosial, yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms) dan jaringan-jaringan (networks).

Jika konsep modal sosial digunakan dalam upaya penanggulangan kemiskinan, keterbatasan kapasitas dari efektivitas jaringan kerja (networks) yang dimiliki oleh kelompok masyarakat miskin harus menjadi perhatian. Network yang dimiliki masyarakat miskin tentu saja berbeda dengan networks yang dimiliki oleh masyarakat mampu, dan seringkali masyarakat miskin tidak diijinkan untuk bergabung dan terlibat dalam networks masyarakat mampu. Sebagai catatan, stratifikasi dalam  kelas-  kelas sosial terdapat pada seluruh kelompok masyarakat dimana masyarakat miskin berada pada level terbawah dari hirarki sosial, dan mengalami sosial exclusion.

Modal sosial memainkan peran penting dalam membentuk hasil dari tindakan ekonomi baik di tingkat mikro dan makro (Rodrik, 1998) (John Fied, 2014). Pembangunan ekonomi di tingkat mikro misalnya pada tingkat keluarga; modal sosial digunakan di antara orang  miskin  untuk memastikan diri terhadap guncangan. Seperti kesehatan yang buruk, cuaca buruk atau pemotongan pemerintah dan  sumber  daya mereka, seperti makanan, kredit atau anak.

Pembangunan ekonomi di Tingkat Makro; Modal sosial masyarakat tingkat sangat penting dalam menentukan bagaimana fungsi  pemerintah  (Putnam;   1993)   dan   apa jenis sektor swasta berkembang dalam perekonomian (Fukuyama; 1995). Pada sektor publik; Partisipasi negara yang konstruktif dalam pembangunan ekonomi bergantung pada keseimbangan antara ikatan sosial eksternal dan kekompakan internal. Idealnya, sangat terampil dan dihormati birokrasi negara memanfaatkan hubungan kerja yang erat dengan para pemimpin bisnis untuk meningkatkan kinerja pasar organisasi sektor swasta dan publik.

Model yang bertujuan menangkap hubungan diperlukan. namun untuk memperhitungkan kemungkinan kausalitas terbalik, dimana tingkat pendapatan menentukan bentuk kontribusi modal sosial. kebijakan anti-kemiskinan harus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga dengan memfasilitasi atau mendukung pengembangan bentuk-bentuk modal sosial yang diinginkan. Penelitian lebih lanjut harus berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik kondisi sosial ekonomi individu / rumah tangga, dan kontribusi modal sosial pada masyarakat / rumah tangga, dan lebih mengarahkan pada pengaruh kemiskinan rumah tangga. Ini akan membantu untuk mengungkapkan faktor risiko utama (Santini, n. d. ).

Di Indonesia salah satu contoh pemanfaatan modal sosial adalah pada kelompok yang melakukan usaha bersama. Pertama, keberadaan modal sosial didukung oleh aktor- aktor dalam suatu arena untuk mencapai tujuan tertentu. Aktor-aktor tersebut memainkan peran sesuai denga rules yang telah disepakati bersama. Sejumlah orang memberikan jasa dalam kegiatan-kegiatan tertentu, aktor-aktor membentuk jejaring yang saling menguatkan satu sama lain (interdependensi), karena itu tidak mudah diintervensi atau ditarik oleh pihak luar. Kedua, keberadaan modal sosial membutuhkan kejelasan basis ikatan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun