menelusuri sesayat luka yang panjang
tersesat pada belantara malam yang penuh tualang
rekah bibir rembulan teramat merah
sinarnya mengecupi wajahku yang telanjang
ditingkahi basah embun angin malam.
dan pada pikiran sesudah tengah malam
aku cengkeram bibir sampan dan kau berdayung pada tepian nadir
lalu nyanyian laut berkecipak
tanpa nada namun penuh irama
malam bersampan yang tanpa tidur.
kesadaran doa membawa pada alpha dan omega
alpha adalah omega
omega adalah alpha
awal tak beda rupa dengan akhir
dan pertama adalah terakhir.
ayo!
tenggelamkan sampan yang nyaman
karena kita telah tiba di pesisir
supaya malam tak bisa lagi mengibarkan layar
dan mengundang pada ketagihan tualang yang panjang.
------------------------ ilustrasi: dokumen pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H