Pada satu titik kita bertemu
Aku datang dengan berenang dalam sungai airmataku sendiri
Kau datang naik perahu kertas berlayar sutera.
Pada satu rentang waktu kita bertemu
Tatap kita beradu
Lalu kita Satu.
Masa silam,
Masa datang
Aku tak tahu kemana jalanmu,
Kemana jalanku.
Kini kau pahami arti genangan airmata
Dan aku pahami indahnya sebuah cinta.
Mungkin itu saja dulu
Satu per satu
Karena terbatas sungguh nalarku.
Mari kita berserah pada hujan
Semakin berpasrah kita akan semakin bertumbuh dan menemukan arah.
Walau tentangmu aku lebih sering hilang arah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H