Mohon tunggu...
Vaneza Ika Artamevia
Vaneza Ika Artamevia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Publik/ Fakultas Ilmu Soisal dan Ilmu Politik/ Universitas Airlangga

Seorang individu fleksibel dengan hobi beragam, menyukai tantangan baru, namun tetap terencana dan terorganisir dalam setiap langkah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Generasi Z dan "Quiet Quitting": Mengapa Mereka Tidak Lagi Berjuang untuk Pekerjaan Mereka?

31 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 31 Desember 2024   22:53 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : informationsesea.com

Perubahan dalam Nilai Pekerjaan dan Karier

Dibandingkan generasi sebelumnya, Gen Z mempunyai pandangan  berbeda mengenai makna bekerja. Bagi mereka, pekerjaan bukan satu-satunya identitas mereka dalam hidup. Anda menghargai kebebasan, fleksibilitas, dan kesempatan untuk mengeksplorasi minat  di luar pekerjaan. Ketika karier bukan lagi segalanya dan  pekerjaan tidak memberi nilai tambah pada kehidupan mereka, mereka  cenderung memilih untuk  tidak berjuang  keras.

Selain itu, dengan semakin banyaknya peluang untuk menjadi pekerja lepas dan bekerja jarak jauh, banyak pekerja muda merasa  tidak terikat dengan perusahaan dan jalur karier tradisional. Daripada terikat pada rutinitas kerja yang ketat, mereka berjuang untuk kebebasan dan peluang yang  sesuai dengan gaya hidup mereka.

Apa yang Dapat Dilakukan Perusahaan?

Perusahaan perlu memahami bahwa fenomena "quiet quitting" bukanlah masalah semata-mata dari karyawan yang malas atau tidak berdedikasi. Sebaliknya, ini adalah tanda peringatan bagi perusahaan untuk mengevaluasi kembali lingkungan kerja mereka dan memastikan bahwa mereka memberikan dukungan yang memadai bagi karyawan, terutama dalam hal kesejahteraan mental, peluang pengembangan karier, dan penghargaan yang adil. Perusahaan yang ingin mempertahankan talenta muda perlu menunjukkan bahwa mereka peduli dengan keseimbangan hidup karyawan dan menyediakan ruang bagi mereka untuk berkembang.

Generasi Z yang mengalami "quiet quitting" bukanlah generasi yang malas atau tidak berdedikasi, melainkan generasi yang lebih sadar akan nilai-nilai mereka dan lebih memilih untuk menjaga kesejahteraan mereka. Sikap ini muncul sebagai reaksi terhadap lingkungan kerja yang kadang-kadang tidak memberikan pengakuan atau penghargaan yang pantas. Untuk mengatasi fenomena ini, perusahaan perlu beradaptasi dan memastikan bahwa mereka mendukung karyawan dengan cara yang lebih manusiawi dan adil. Jika tidak, mereka mungkin kehilangan bakat-bakat terbaik yang seharusnya dapat membawa perubahan positif bagi dunia kerja di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun