Mohon tunggu...
vaneta amelia
vaneta amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Universitas Airlangga

fakultas ilmu sosial dan politik dengan prodi Antropologi angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengawasan Orangtua Itu Penting terhadap Ramaja pada Bahaya Media Sosial yang Dapat Mengarah ke Pergaulan Bebas

10 Juni 2022   17:19 Diperbarui: 10 Juni 2022   17:19 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial di zaman sekarang bukanlah hal yang baru, semua orang dapat memakai dan mengakses media sosial dengan cepat dan hanya dalam hitungan detik saja. Adanya  media sosial juga memberikan perubahan di berbagai negara termasuk di Indonesia. Semua kalangan bisa menggunakan media sosial, mulai dari remaja hingga orang tua. Sosial media sendiri bersifat bebas dan terbuka, oleh karena itu sosial media memiliki banyak pro dan kontra.

Jika media sosial digunakan dengan baik, maka akan banyak manfaat. Begitupun sebaliknya, jika media sosial tidak digunakan dengan baik akan menjadi bumerang untuk orang tersebut. Pengaruh media sosial juga sangat berdampak pada perilaku remaja di Indonesia salah satunya perilaku seks bebas.

Di Indonesia sendiri pembahasan dan perbincangan mengenai seks bebas masih dianggap hal tabu oleh masyarakat, padahal pada zaman seakarang pengetahuan tentang seks bebas itu penting. 

World Health Organization (WHO) telah mengatakan bahwa kehamilan yang tidak diinginkan lebih banyak terjadi pada remaja perempuan yang berusia 15-19 tahun di beberapa negara berkambang dengan jumlah kasus sekitar 10 juta setiap tahunnya (Budiman et al., 2020).

Menurut Priestnall et al (2020) dilihat dari hasil survei pada tahun 2008 Komisi Nasional Perlindungan Anak, menyatakan 83,9% siswa SMP dan SMA pernah melakukan seks bebas bahkan sebagian dari mereka mengaku pernah melakukan aborsi. Salah satu contoh kasus seks bebas yaitu remaja putus sekolah akibat hamil pranikah di kecamatan ponrang selatan kabupaten Luwu, mereka melakukannya atas dasar sama-sama ingin (Mirna, 2019).

Jika dilihat dari kasus tersebut, media sosial bisa menjadi salah satu faktornya. Kurangnya pengedukasian menegenai seks bebas ditambah dengan besarnya rasa penasaran yang dimiliki oleh para remaja membuat peluang untuk menyalahgunakan media sosial untuk mengeksplor hal tersebut semakin besar. 

Para remaja menggunakan media sosial untuk mencari tahu apa itu seks bebas dan bagaimana cara melakukannya. Mereka bisa saja melihat video yang tak seharusnya dilihat atau mereka bisa membaca dan melihat  dari sebuah bacaan dewasa yang membuat mereka tertarik dan penasaran sehingga akhirnya melakukan hal yang sama dengan apa yang mereka lihat. 

Jika dalam jangka waktu dekat ramaja sangat sering melihat video yang tak seharusnya maka kebiasaan tersebut akan terus membuat rasa penerasan remaja semakin meningkat.

Rasa penasaran yang sangat tinggi sehingga mereka ingin melakukannya tanpa memikirkan apa yang akan mereka alami kedepannya. Ada banyak konsekuensi yang harus mereka hadapi setelah melakukan seks bebas seperti, menanggung rasa malu jika sampai hamil, dikeluarkan dari sekolah serta penyesuaian dalam kehidupan baru sebagai keluarga di usia yang cukup muda dan masalah ekonomi.

Kejadian tersebut tidak akan terjadi apabila para remaja selalu dalam pengawasan orang tua. Dari hasil penelitian enirit Pratiwi, Widia Riski; Jannah, ( 2017) mangatakan jika pada saat orang tua yang sebagai role model-nya maka ketika dewasa role model tersebut berubah menjadi teman sebaya. 

Sebenarnya orang tua masih akan tetap bisa menjadi role model anaknya ketika remaja dengan cara menjadi teman cerita untuk sang anak. Selain peran orang tua hubungan keluarga yang harmonis juga berpengaruh, mereka akan lebih senang dekat dengan keluarga daripada teman untuk mencari sebuah kejelasan dari rasa penasarannya (Appulembang et al., 2019).

Dengan cara tersebut anak akan lebih mudah untuk diberi arahan serta masukan dari orang tua serta akan lebih baik lagi jika orang tua mengetahui mereka bergual dengan siapa. Pendidikan karakter dan edukasi mengenai seks bebas sangat penting guna untuk mencegah bertambahnya kasus seperti ini. 

Jika pada remaja meiliki sikap egois dan tidak suka untuk diarahkan, setidaknya dengan adanya edukasi seks bebas mereka bisa berpikir sendiri jika mereka melakukan hal tersebut apa yang akan terjadi nantinya.

Dengan demikian, media sosial memiliki pengaruh kepada prilaku seks bebas terutama remaja dimana mereka memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi sehingga melakukan hal tersebut tanpa memikirnya dampaknya. 

Dengan adanya media sosial mereka dengan sangat mudah mengakses seluruh informasi dan video dalam hitungan detik saja. Dari mereka melihat kemudian munculah rasa ingin mencoba dan melakukannya. 

Pengawasan dari orang tua serta edukasi seks bebas sangat diperlukan guna mengurangi kasus seperti ini terjadi lagi serta mengetahui siapa aja mereka berteman juga mempengaruhi, dimana sifat remaja juga lebih suka mendapatkan informasi dari teman sebaya.

REFERENSI

Appulembang, Y. A., Fajar, N. A., & Tarigan, A. H. Z. (2019). Peran Keluarga dalam Upaya Pencegahan Perilaku Seks Pranikah Remaja di Palembang. Analitika, 11(2), 151. https://doi.org/10.31289/analitika.v11i2.3001

Budiman, Akmal, D., & Widyaningrum, A. R. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku Seksual Pada Remaja. Jurnal IAKMI, 6, 25--26. https://bit.ly/32ChhpI

Mirna. (2019). REMAJA PUTUS SEKOLAH AKIBAT HAMIL PRANIKAH (STUDI KASUS DI KECAMATAN PONRANG SELATAN KABUPATEN LUWU). 1--13. http://eprints.unm.ac.id/12707/1/ARTIKEL.pdf

Pratiwi, Widia Riski; Jannah, S. R. (2017). Pengawasan Orang Tua Dengan Dampak Penggunaan Media Sosial Pada Remaja Parental. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 2(3), 1--7. http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKep/article/view/3887/3066

Priestnall, S. L., Okumbe, N., Orengo, L., Okoth, R., Gupta, S., Gupta, N. N., Gupta, N. N., Hidrobo, M., Kumar, N., Palermo, T., Peterman, A., Roy, S., Konig, M. F., Powell, M., Staedtke, V., Bai, R. Y., Thomas, D. L., Fischer, N., Huq, S., ... Chatterjee, R. (2020). FAKTOR PENYEBAB SEKS BEBAS PADA REMAJA Yati. Endocrine, 9(May), 6. https://www.slideshare.net/maryamkazemi3/stability-of-colloids%0Ahttps://barnard.edu/sites/default/files/inline/student_user_guide_for_spss.pdf%0Ahttp://www.ibm.com/support%0Ahttp://www.spss.com/sites/dm-book/legacy/ProgDataMgmt_SPSS17.pdf%0Ahttps://www.n

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun