Mohon tunggu...
Vanessya Oscar Permatasari
Vanessya Oscar Permatasari Mohon Tunggu... Model - akun tugas

akun tugas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Buku "Komunikasi Itu Ada Seninya"

24 Januari 2021   15:54 Diperbarui: 24 Januari 2021   18:09 4883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kalimat yang disampaikan mungkin sama, namun cara penyampaiannya yang berbeda dikarenakan kondisi psikologi akan berpengaruh terhadap lawan bicara kita. Sehingga memicu salah paham dalam hubungan interpersonal yang bertentangan dengan kehendak kita. Namun ada juga yang tidak demikian, mereka berbicara sambil tertawa yang dapat membuka jalannya hubungan baik interpersonal.

Tanpa kita sadari bahwa psikologi berpengaruh besar terhadap cara kita berkomunikasi. Cara berkomunikasi yang berlandaskan psikologi, dijamin akan memikat lawan bicara. 

Tak perlu khawatir tidak bisa berbicara lancar atau mengatakan yang sebenarnya. Dengan mengetahui teori psikologi komunikasi dan bantuan gerakan tubuh yang tepat, dapat meyakinkan lawan bisa dan hubungan interpersonal berjalan damai. Dalam buku ini, Oh Su Hyang juga memberikan contoh  berdasar teori komunikasi psikologi yang pernah dilakukannya. Baik berupa teori maupun tekniknya, tertulis jelas pada buku ini sehingga pembaca dapat mempraktikkan  langsung dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam bab pertama dijelaskan tentang teknik komunikasi psikologis untuk menyenangkan orang lain. Menarik lawan bicara melalui kesan pertama atau primacy effect dapat dilakukan dengan mengubah susunan ucapan. Kesan pertama sangatlah penting dan berpengaruh besar terhadap memori daripada yang ditampilkan kemudian. 

Terdapat tiga hal yang biasanya menentukan kesan pertama adalah penampilan, suara, dan kosakata. Selanjutnya yaitu dengan sentuhan positif atau berjabat tangan akan memunculkan kepercayaan lawan bicara terhadap kita. Menurut Oh Su Hyang, orang Korea Selatan cenderung memisahkan komunikasi dengan berjabat tangan, padahal jika hal ini dimanfaatkan dengan baik maka komunikasi lebih maksimal. Berjabat tangan juga menandakan sebuah perdamaian antar individu, maka alangkah lebih baik jika kebiasaan ini dapat diajarkan dalam mendidik anak sejak dini. 

Selain berjabat tangan,ada efek lain yang juga berdampak pada komunikasi, yaitu senyuman. Menurut staf peneliti Prof. Aguinis dari University of Colorado, senyuman memiliki daya tarik yang tinggi terhadap orang lain dan meningkatkan daya persuasi ucapan. Namun senyuman juga harus dipraktikan pada waktu dan tempat yang tepat. Carilah beberapa kesamaan dengan lawan bicara, karena hal itu juga menarik rasa empati orang lain. Di akhir pembicaraan, beri sedikit pujian sebagai pemanis dan memberi kesan yang baik pada lawan bicara. 

Pada bab kedua yaitu membahas teknik komunikasi psikologis untuk merekatkan hubungan yang renggang. Dalam kehidupan sosial kita akan memiliki hubungan yang buruk dengan orang lain. Kadang mereka yang secara sepihak menyimpan kebencian tanpa sepengetahuan kita dan kadang kala itu terjadi hanya karena saling tidak cocok. 

Pada saat seperti ini upaya mengembalikan hubungan yang renggang yaitu mendekatinya dan meminta tolong dengan sopan. Jika suatu ketika ada yang berbuat salah hendaknya minta maaf dan saling memaafkan. Bahkan Oh Su Hyang menuliskan bahwa permintaan maaf kini menjadi topik penelitian akademis untuk dijadikan sebuah teori. Oh Su Hyang juga menekankan bahwa mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atasnya menunjukan kedewasaan seseorang. 

Selain yang disebutkan diatas, terdapat beberapa teknik lain dalam berkomunikasi. Diantaranya yaitu teknis psikologis dalam memulihkan hubungan, membujuk dan mendapatkan respons yang diinginkan, komunikasi yang baik dengan kekasih, meminta tolong secara halus, serta untuk meningkatkan efisiensi hasil. Dari semua teknik tersebut tentu memiliki strategi berbeda, namun pada intinya terletak pada komunikasi. Sekilas mungkin nampak mudah dan dianggap remeh, namun jika terdapat kesalahan dalam komunikasi akan berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bidang bisnis. 

Pada awalnya saya sedikit bingung dengan buku ini karena hampir memiliki kesamaan judul buku dengan 'Bicara Itu Ada Seninya' dan penulisnya yaitu Oh Su Hyang. Namun ketika dibaca dari sinopsisnya, ternyata buku ini adalah cetakan kedua yang merupakan lanjutan dari buku 'Bicara Itu Ada Seninya'. 

Menurut saya buku ini lebih menarik untuk dibaca, karena covernya yang simple dengan warna hitam dipadu dengan hijau muda. Selain itu, sinopsis pada buku ini lebih menekankan pada teknis nya bukan sekedar teori dan pengalaman hidup si penulis. Isi dari buku ini terdapat 6 bab dan beberapa sub-bab di dalamnya. Namun pada setiap sub-bab dijelaskan lebih spesifik dengan singkat, padat dan jelas. Terdapat juga kutipan-kutipan oleh penulis yang dituliskan di beberapa akhir bab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun