Menurut Doriza (2015), ekonomi keluarga merupakan salah satu bagian terkecil dari sistem perekonomian yang lebih besar, seperti perusahaan dan negara.Â
Akan tetapi, pandemi menyebabkan sektor perekonomian Indonesia mengalami penurunan. Tak hanya sektor ekonomi negara, sektor ekonomi keluarga pun juga terkena dampak dari pandemi yang terjadi selama tiga tahun terakhir.Â
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada salah satu responden, PHK menyebabkan terjadinya perubahan dalam pencarian nafkah untuk memperoleh pendapatan keluarga yakni dari suami yang bekerja menjadi tidak bekerja dan istri tetap berjualan sekaligus mencari nafkah untuk keluarga.Â
Hal tersebut dilakukan karena suami belum mendapat pekerjaan sejak diberlakukan PHK oleh perusahaannya. Faktor yang menjadi penyebab suami belum mendapat pekerjaan yakni usia yang sudah menginjak usia paruh baya sehingga perusahaan tidak ada yang menerima kualifikasi umur tersebut.Â
Akibatnya istri menjadi tulang punggung keluarga dan memiliki peran penting dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Istri melakukan pembagian peran tambahan dimana istri mencari nafkah untuk menggantikan peran suami yang sudah di PHK serta belum mendapatkan pekerjaan hingga saat ini. Istri melakukan kontrol keuangan secara detail dan menjadi lebih hemat dalam membeli sesuatu.
Menurut Sari dan Zufar (2021), kebutuhan keluarga yang tinggi dan tidak seimbang dengan pemasukan keluarga membuat perempuan tidak bisa jika hanya mengandalkan upah suami.Â
Perubahan drastis yang dialami setiap keluarga selama pandemi menyebabkan masing-masing individu dalam keluarga menjadi semakin berusaha agar tetap bertahan hidup, dan mempertahankan keutuhan serta keharmonisan keluarga dengan harapan dapat menjaga kualitas hidup keluarga yang lebih baik.Â
Setiyono dan Imelda (2021) menyebutkan bahwa ada tiga dampak utama yang dipikul perempuan di masa pandemi yaitu beban ganda dalam mengasuh anak dan bekerja, ancaman kemungkinan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, dan perlakuan yang tidak setara di bidang ekonomi.Â
Bagi perempuan pekerja formal, kesulitan yang dihadapi di masa pandemi lebih kepada membagi waktu antara pekerjaan dengan kebijakan sekolah anak di rumah. Sementara itu, eksploitasi gender masih dirasakan pada tempat kerja dan rumah tangga.
Permasalahan yang dialami oleh keluarga responden memberikan beberapa dampak pada masalah keharmonisan keluarga, seperti terjadi perdebatan disaat permasalahan muncul.Â
Penyebabnya yakni istri belum bisa beradaptasi terhadap keuangan yang pas-pasan dikeluarganya. Hal-hal selanjutnya yaitu suami menjadi lebih pemarah karena belum bisa menerima keadaan bahwa dirinya di PHK oleh perusahaan.Â