Mohon tunggu...
Vanessa Keren Saragih
Vanessa Keren Saragih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! saya merupakan mahasiswa semester 4 yang gemar dengan topik - topik konten mengenai sosial, fashion, musik, film, marketing, dan masih banyak lagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Praktik Simulasi Kerja PR dalam Menangani Krisis Pada Mata Kuliah Manajemen Isu & Krisis

8 Juni 2024   09:00 Diperbarui: 8 Juni 2024   09:31 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada semester 3 mahasiswa prodi ilmu komunikasi Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang mengambil penjurusan Public Relation wajib mengambil mata kuliah Manajemen Isu & Krisis. Dosen pengampu mata kuliah tersebut bernama Marshelia Gloria Narida, S.S., M.A yang akrab dengan panggilan Ka Marshel. Dalam mata kuliah ini beliau mengajari tentang apa itu isu & krisis, bagaimana cara seorang PR dalam menanggapi isu & krisis, dan juga cara mengembalikkan citra perusahaan yang tertimpa isu & krisis. Ilmu yang beliau berikan sangat membuka pikiran saya selaku mahasiswa yang tertarik dengan dunia PR. Ka Marshel juga mengajarkan bahwa tidak semua isu yang beredar tentang perusahaan harus di klarifikasi, karena terdapat isu-isu yang sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap perusahaan. Maka dari itu, sudah menjadi tugas seorang PR untuk memilah mana isu yang layak untuk di klarifikasi atau tidak. Dan bila perusahaan tertimpa suatu krisis, maka sudah menjadi tugas PR juga untuk memutar otak agar bagaimanapun cara nya perusahaan tidak mendapatkan citra yang buruk.

Dalam Evaluasi Tengah Semester (EAS) ka Marshel merencanakan untuk seluruh mahasiswa mengikuti simulasi krisis. Dimana ka Marshel sudah menyiapkan 6 kasus sehingga EAS ini terbagi menjadi 6 sesi. Sesi pertama membahasan tentang "Gelombang Pengungsi Rohingya", dalam sesi ini terbagi menjadi 5 peran yaitu, PR UNHCR, Humas Pemerintah RI, Masyarakat NAD, Netizen, Mahasiswa. Pada sesi kedua membahas tentang "Bentrok Tenaga Kerja & Kecelakaan Kerja PT. GNI", dalam sesi ini terbagi menjadi 6 peran yaitu, PR PT. GNI, Serikat buruh & karyawan, Keluarga korban, Wartawan, Pemerintah, dan Netizen. Kemudian pada sesi ketiga membahas tentang "Penemuan Cadaver di Kampus UNPRI", dalam sesi ini hanya terbagi menjadi 4 peran yaitu, PR Kampus, Wartawan, Kepolisian RI, Mahasiswa (Perekam Video). Pada sesi 4, 5, dan 6 membahas tentang Paslon 1, 2, dan 3. Dalam ketiga sesi tersebut hanya dibagi menjadii 3 peran yaitu, PR Paslon, Pengamat politik, dan Netizen.  Sistem EAS ini merupakan simulasi bagaimana PR dapat menangani pertanyaan-pertanyaan dari wartawan, keluarga korban, dan lain-lain nya.

Saya merupakan salah satu mahasiswa yang mendapatkan sesi 3 dan menjadi PR Kampus UNPRI. Sebelum melakukan simulasi, saya dan kelompok saya mengumpulkan data-data mengenai kasus cadaver ini. Tidak hanya itu kami juga berdiskusi dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan oleh pihak wartawan, kepolisian, dan mahasiswa. Kami juga menyiapkan sanggahan-sanggahan dan juga jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dalam PR Kampus UNPRI terdapat 16 orang mahasiswa, maka dari itu kita membagi peran lagi menjadi PR, rektor, wakil dekan, dosen, dan satpam. Ketika hari dimana simulasi berjalan saya sebagai mahasiswa yang mendapatkan peran dosen menjelaskan mengapa cadaver tersebut berada di parkiran dan meyakinkan para audiens bahwa cadaver tersebut memang digunakan untuk praktik pada fakultas kedokteran bukan mayat pembunuhan seperti yang di isukan. Setelah selesai pada sesi 3 saya juga mendapatkan peran menjadi netizen pada sesi 5, maka dari itu saya memberikan pertanyaan kepada PR paslon 2. Lega rasanya ketika simulasi telah berakhir, lebih menyenangkan lagi ketika saya membuka Academic Information System (AIS) dan meilhat nilai saya yang menurut saya sungguh memuaskan.

Dari EAS simulasi krisis ini mengajarkan saya bagaimana kerja praktik seorang PR dalam menangani suatu krisis. Saya jadi mengetahui bahwa menjadi PR memang tidak mudah, namun di balik itu saya juga menjadi tahu bahwa menjadi PR ternyata menyenangkan. Ke kreatifitasan seorang PR memang sangat di uji ketika adanya isu ataupun krisis. Karena ketika perusahaan tertimpa isu ataupun krisis PR harus memutar otak dan mencari cara untuk mengembalikan citra perusahaan, seperti membuat press release ataupun press conference.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun