Depok - Sudah hampir dua tahun lamanya virus Covid-19 menyebar di Indonesia. Banyak sekali dampak yang dirasakan dari menyebarnya virus ini.Â
Mulai dari pendidikan, perekonomian hingga pekerjaan. Dampak pandemi ini dirasakan oleh semua kalangan, mulai dari kalangan atas, menengah sampai ke bawah. Selama pandemi ini pemerintah Republik Indonesia banyak mengeluarkan peraturan dan kebijakan baru guna memutus rantai penyebaran virus Covid`19.
Pada saat pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia mengumumkan untuk melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi penularan Covid-19.
Pemerintah memberlakukan kebijakan-kebijakan baru untuk penanganan pandemi Covid-19, mulai dari penetapan PSBB, mengeluarkan Perpu Covid-19, Stimulus Pariwisata, Pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional hingga PPKM yang baru diberlakukan pada bulan Juli 2021.
Dalam menjalani kebijakan - kebijakan ini pemerintah meminta seluruh warga untuk melakukan aktivitas di rumah mulai dari bersekolah, berjualan dan juga bekerja. Kebijakan yang baru-baru ini diberlakukan adalah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di wilayah Jawa dan Bali yang diperpanjang hingga bulan Oktober 2021.Â
Semenjak adanya kebijakan PPKM ini pula, banyak usaha-usaha yang mengalami penurunan yang drastis hingga akhirnya harus menutup usahanya. Namun banyak juga usaha-usaha yang tetap berjuang melawan pandemi ini. Salah satu nya adalah kedai yang bernama "Wedang Permata Depok" merupakan usaha yang tetap survive melawan pandemi ini seperti yang dijelaskan oleh pemilik kedai ini.Â
Â
Dampak Signifikan yang dirasakan
Banyak sekali sektor yang menjadi dampak bagi kebijakan PPKM ini. Terlebih dalam sektor perdagangan, karena dengan pembatasan-pembatasan yang diberlakukan ini hanya menghambat berkembangnya usaha-usaha yang ada di Indonesia serta sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Pak Wiweka, pemilik kedai yang sudah berdiri sebelum pandemi dan sudah berjalan sekitar 4 tahun ini mengatakan bahwa selain menjual minuman dan obat herbal, kedai ini menyediakan seni berupa lukisan dan beberapa barang antik seperti wayang.Â
Beliau mengatakan bahwa semenjak pandemi Covid-19 ini, kedai wedang yang di jalaninya malah mengalami peningkatan penjualan yang tinggi dan pendapatan yang stabil.Â
Hal ini dikarenakan semenjak pandemi ini banyak orang yang mencari warung kedainya untuk membeli minuman sampai obat herbal yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit terlebih dari virus Covid-19 ini.
Pak Wiweka mengatakan bahwa dampak pandemi yang dirasakan terhadap kedai miliknya merupakan dampak positif bagi usahanya. Namun, kedai ini sempat tutup.Â
Setelah di buka kembali Kedai Wedang Permata Depok hanya melayani pelanggan yang membawa pulang produk yang dibelinya atau take away. Tetapi hal ini bukanlah hal yang berdampak besar bagi penghasilan kedai ini. Â Lantas strategi apa yang dilakukan Pak Wiweka sampai bias mempertahankan usaha nya dan mengalami pendapatan yang stabil terhadap kedai nya di masa pandemi ini?Â
Beliau menjelaskan strategi yang dilakukan oleh dirinya untuk mempertahankan usahanya adalah dengan membangun konsumen yang loyal dan juga bisa menganggap seni punya nilai lebih karena wedang ini bukan hanya menyajikan minuman tradisional atau obat herbal tetapi juga menyajikan seni-seni dari Indonesia.Â
"Kita tidak melakukan promosi terhadap kedai ini, hanya dari turun temurun, jika saya melakukan promosi mungkin akan lebih dari ini" ujar Pak Wiweka saat ditanya mengenai pendapatan yang dihasilkan dari kedai tersebut..Â
Selain itu, beliau juga menyampaikan saran untuk usaha-usaha diluar sana yang merasakan dampak negative pandemi agar tetap sabar dan mampu memilih produk yang bisa menguntungkan di masa pandemi seperti ini, harus pintar dalam melakukan promosi produk yang memang bermanfaat untuk masyarakat di masa pandemi, dan jika memang ada penurunan pendapatan itu merupakan hal yang wajar namun jangan cepat putus asa karena masih banyak peluang yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H