Mohon tunggu...
Vanessa Devara Ardine
Vanessa Devara Ardine Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Diet Sampah Plastik, Sukseskan Pengelolaan Sampah dengan Ekonomi Sirkular

15 Oktober 2021   13:00 Diperbarui: 14 Februari 2022   19:07 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: National Geographic Indonesia/ (Ilustrasi penanganan sampah plastik)

Persoalan sampah merupakan persoalan yang krusial, persoalan ini tak kunjung tertangani dengan baik. Penanganan sampah plastik di Indonesia yang dewasa ini masih perlu perhatian, kesadaran serta kontribusi berbagai pihak dan setiap elemen masyarakat, baik dari pemerintah maupun masyarakat, karena jika permasalahan ini terus menerus dianggap hal yang biasa dan tak kunjung disadari maka bahaya sampah bukan lagi merugikan lingkungan atau hewan melainkan turut mengancam kesehatan manusia. Maka dari itu sangat penting penanganan sampah yang harus dilakukan secara masif.

Jika pengelolaan sampah plastik tidak dikelola dengan daur ulang yang tepat dan maksimal, maka otomatis sampah-sampah hanya akan berakhir pada tempat pembuangan akhir saja (TPA). Lebih dari itu aliran air seperti sungai yang kemudian bermuara ke laut  pun turut terkena imbas dari kelalaian manusia tersebut. 

Perlu kita tahu bahwa saat ini pula lautan Indonesia merupakan salah satu penyumbang sampah laut terbesar didunia yang disebabkan oleh faktor manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap sampah ditambah oleh letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki hampir 70% lautan.

Berdasarkan laporan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk tahun 2020  tercatat masyarakat Indonesia yang berjumlah  270,20 juta jiwa, dan pada tahun yang sama  berdasarkan laporan data dari Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), bahwa Indonesia memproduksi sampah sebanyak 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020. 

Produksi sampah ini  akan terus menerus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya jika belum  adanya implementasi pengelolaan dan kesadaran sampah yang tepat dan akurat.

Menurut riset dari Greeneration sebuah organisasi non pemerintah yang telah konsisten selama 10 tahun mengikuti isu sampah, menyatakan bahwa 1 orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik pertahun. 

Maka dari itu dengan urgensi sampah plastik yang ada saat ini masyarakat perlu sadar dan peduli tentang kesehatan lingkungan, yaitu dengan melakukan diet pelastik, artinya dengan meminimalisir sebaik mungkin penggunaan sampah plastik yang secara konsisten harus terus dilakukan hal tersebut juga perlu dukungan dari pemerintah yaitu dengan menyukseskan jalannya ekonomi sirkular

Apa itu Ekonomi Sirkular?

Ekonomi sirkular adalah salah satu solusi untuk menangani sampah dimana memfokuskan pada produsen sebagai pembuat barang-barang pelastik yang  menggunakan pelastik pada produk-produknya dimana para produsen berusaha untuk  menjaga agar sumber daya yang digunakan pada produknya dapat digunakan sampai selama mungkin, lebih menggali nilai maksimum dari penggunaan-penggunaannya, kemudian dengan memulihkan dan juga meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umur penggunaan.

Ekonomi Sirkular tak hanya berguna untuk pengelolaan sampah plastik namun juga memiliki keuntungan dalam bidang sosial dan ekonomi, terutama bagi para produsen pada sektor industri, seperti efisiensi penggunaan bahan baku, peningkatan produksi barang-barang yang bisa didaur ulang, pencegahan dari ilegal dumping serta emisi, dan  tentunya akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja baru

Bagaimana perkembangan ekonomi Sirkular saat ini?

Kini perkembangan ekonomi Sirkular yang tengah dijalankan pemerintah yaitu oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas) berada pada tahap penerapan pada 5 (lima) sektor industri yang sedang menjadi konsen prioritas yaitu iritel yang menggunakan kemasan plastik, makanan dan minuman, tekstil, kontruksi dan elektronik hal ini berdampak baik pada pengurangan sampah, pada industri makanan dan minuman penerapan ekonomi Sirkular dapat diperkirakan mengurangi limbah hingga 42,5 juta ton (- 52%) pada 2030, dari jumlah total limbah sebanyak 88,6 juta ton. 

Ditambah pada implikasinya dalam sektor ekonomi yang diterapkan di Indonesia dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2030 dengan kisaran  sejumlah Rp. 593- 638 trilliun

Dalam hal ini pihak Bapennas yang disampaikan oleh Medrilzam Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bapennas. dalam webinar yang dilaksanakan pada Selasa (28/9/2021)  berharap peran dari sisi industri dan konsumen untuk bekerjasama mengurangi limbah limbah sampah ini, 

"Dengan circular economy ini kita berharap betul termasuk peran dari sisi industri dan konsumen kita bisa mengurangi limbah limbah ini cukup signifikan" ujarnya.

Peran pemerintah sangat penting untuk berkomitmen mendorong suksesnya pelaksanaan ekonomi circular ini yang harus  dijalankan secara konsisten serta sangat erat kaitannya dalam mendorong industri industri prioritas tersebut untuk tetap menjalani program ekonomi Sirkular ini.

Berikut ini adalah beberapa solusi lainnya  yang bisa dilakukan dalam rangka menyukseskan ekonomi Sircular dari sisi pemerintah kebijakan maupun masyarakat dalam rangka mengurangi sampah plastik:

  • Dari sisi masyarakat, kesadaran masyarakat dan kepedulian terhadap lingkungan yang harus ada pada diri masyarakat, masyarakat harus peduli terhadap kondisi lingkungan beberapa tahun kemudian, dengan meminimalisir penggunaan samaph plastik, dengan tidak bersikap konsumtif, bijak dalam penggunaan plastik, membiasakan membawa kantung belanja dari rumah dan pembiasaan sedini mungkin untuk orang tua keapda anak-anaknya agar kebiasaan baik itu telah terpupuk sejak dini, dan melahirkan generasi yang baik dan terbiasa dalam menjaga lingkungan.
  • Dari sisi kebijakan,  pemerintah bisa dengan tegas melakukan pemberian pajak  atas industri yang menggunakan  produk dengan penggunaan bahan yang belum pernah dipakai sama sekali.
  • Dari sisi produsen, selain ikut berkerja sama dengan program pemerintah produsen juga bisa melakukan kerjasama dengan toko ritel misalnya untuk produk minuman, untuk menyediakan produk dalam ukuran curah dengan tanpa kemasan. Jadi konsumen bisa menggunakan botol minuman/wadah sendiri jika hendak membeli atau konsumen juga diberikan alternatif untuk bisa menyewa wadah yang bisa digunakan kembali,  yang telah disediakan toko dengan menggunakan sistem pengembalian jaminan. Selanjutnya yaitu pengadaan mesin isi ulang, yaitu para produsen menjual produknya menggunakan mesin otomatis yang telah disediakan dan dipersiapkan di beberapa lokasi titik jadi konsumen bisa dengan mudah mendatangi mesin itu dengan membawa wadah sendiri.

Suksesnya pengelolaan sampah pelastik pada dasarnya akan berhasil jika semua elemen berkomitmen dan berkontribusi serta memiliki tanggung jawab terhadap lingkungannya masing-masing, karena peran aktif dari produsen, pemerintah, juga masyarakat, adalah kunci dari suksesnya pelaksanaan pengelolaan sampah ini, agar lingkungan yang sehat bisa tercipta demi kebaikan lingkungan, bumi dan mahluk hidup lainnya.

Oleh: Vanessa Devara Ardine

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun