Oleh : Vanessa Devara Ardine
Pernah gak teman-teman  merasakan otak kita itu posisinya diisi dengan pikiran pikiran merasa bersalah kadang sampai berdampak ke susah tidur, atau melakukan aktivitas seperti biasanya itu sering terbebani oleh rasa bersalah yang berlebihan, padahal Cuma masalah sepele gara-gara melakukan kesalahan yang tidak disengaja seperti, typo, lupa mengerjakan tugas, melewati deadline, salah bertanya, salah menyampaikan sesuatu, salah menanggapi sesuatu.
Tapi rasa bersalah itu sepanjang hari terus menerus mengisi pikiran kita sampai kita heran kita seperti tidak menjadi diri kita lagi atau diri kita terasa menjadi seperti tidak biasanya, seperti tidak mempunyai gairah, lemas, tidak berenergi, gelisah, merasa ada yang mengganjal, takut untuk bertanya, menanggapi atau melakukan aktivitas normal sebelum kita melakukan kesalahan, dan ini terjadi sepanjang hari. Tapi ada juga orang setelah melakukan kesalahan meresponnya dengan biasa saja dan bahkan tidak merasa bersalah sedikit pun.
Kali ini saya akan memberi informasi untuk teman-teman hasil pencarian saya melalui beberapa sumber terkait hal ini karena sejujurnya saya sangat amat merasakan hal ini dan sangat relatable dengan pribadi saya jadi setidaknya saya ingin sharing kepada teman-teman semoga bisa membantu yaa. Permasalahannya pada topik ini kenapa si orang ada yang memiliki rasa bersalah yang berlebihan tapi juga ada orang yang merasa itu tidak seperti beban dan tidak mengganggu pikirannya bahkan tidak merasa bersalah sama sekali.
Ada fakta yang menarik mengenai hal ini, berdasarkan hasil penelitian, sebagian orang terlahir dengan sistem syaraf yang memiliki kepekaan tinggi. Dalam psikologi istilah tersebut dikenal dengan Hyper Sensitive Person (HSP) dimana mereka adalah orang-orang yang sangat sensitif yaitu ketika segala sesuatu yang menyentuh emosi itu dianggap berlebihan atau bahkan rasa sakit hati atau sedih ini membuat mereka ga enak untuk berbicara dengan lawan bicaranya.
Orang yang memiliki sensitivitas yang tinggi, cenderung terlihat emosional sehingga ciri-ciri yang menonjol pada HSP ini adalah mudah terbawa suasana, contohnya ketika kita menonton film atau video atau mendengarkan sesuatu yang menyentuh emosional mereka akan mudah terbawa suasana seperti mudah menangis, mudah marah, ikut kesal dan sebagainya.
Istilah HSP (Hyper Sensitive Person) itu bukan sebuah tanda-tanda atau termasuk klasifikasi dalam gangguan mental jadi orang yang sangat sensitive ini bukan termasuk penyakit mental tapi mereka yang terlahir dengan sensititivitas yang tinggi ini cenderung kedalam hal ketidakmampuan dalam mengelola emosi dengan baik, sehingga inilah yang membuat mereka berlebihan dalam merespon sesuatu.
Apa teman-teman termasuk kedalam ciri-ciri yang saya sebutkan tadi?? Tapi saya juga termasuk kedalam orang yang memiliki sensitivitas yang tinggi setelah saya mengkolerasikan dengan apa yang terjadi dengan diri saya, sebenarnya orang orang yang tergolong HSP ini memiliki beberapa manfaat atau kelebihan juga, diantaranya,
Pertama, memiliki tingkat empati dan kepedulian yang tinggi mereka akan mendengarkan cerita orang lain dengan empati, mereka juga akan mendengarkan dengan baik atau menjadi pendengar yang baik
Kedua, bisa tahu apa yang dirasakan lawan bicaranya misalnya ketika bercerita atau ngobrol dengannya itu mereka cenderung lebih peka, empatik, dan sangat memahami apa yang kita rasakan meskipun dia tidak berada diposisi yang sama.
Namun berlebihnya sensitivitas ini harus kita waspadai juga walaupun ada sisi baiknya juga namun kita harus mewaspadai terhadap hal-hal tertentu. Seperti menjadi sensitif yang berlebihan ini tidak baik karena orang orang seperti ini (HSP) cenderung menjadikan masalah sepele yang sebenarnya bisa diatasi dengan simple tapi justru yang dirasannya itu cenderung mengganggu produktifitas atau menjadi beban hidup yang tidak semestinya