Mohon tunggu...
Vanesha Hershinta Amin
Vanesha Hershinta Amin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Penerima Beasiswa Prestasi 100% STP Trisakti

STP Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Nature

Fakta Banjir Jakarta dari Prespektif Geologi

26 Februari 2021   05:52 Diperbarui: 26 Februari 2021   15:28 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah menunjukkan bahwa Jakarta memang sering banjir. Tahun ini, Jakarta kembali banjir. Bahkan beberapa kawasan yang sebelumnya tidak pernah mengalami banjir, kini turut terendam. Banjir menggenangi beberapa wilayah di ibu kota akibat curah hujan tinggi yang terjadi di Jakarta dan daerah hulu. Pihak berwenang memperingatkan warga di sekitar bantaran sungai Ciliwung untuk tetap waspada. Berdasarkan keterangan dari BPBD DKI Jakarta, pada Selasa pagi terdapat 49 RT masih tergenang banjir.

Banjir berkisar antara 10-100 cm di 23 wilayah Jakarta Timur dan 10-80 cm di 14 kelurahan di Jakarta Barat. Sementara itu, 10 wilayah di Jakarta Selatan serta satu wilayah masing-masing Jakarta Utara dan Jakarta Pusat tergenang banjir setinggi 20-50 cm. Banjir terbanyak terjadi di Kecamatan Cengkareng Barat, Banten, yang ketinggian air mencapai 10-30 cm.

Hingga Selasa pagi, 32 ruas jalan di Jakarta Barat dan Jakarta Utara masih tergenang banjir, termasuk beberapa ruas jalan di Cengkareng Barat yang ketinggian banjirnya sekitar 10-30 cm. BPBD mencatat bahwa 15 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat banjir. Petugas penanggulangan bencana telah menyiapkan 4 titik evakuasi, yakni Masjid Riyadhul Saadah di Kembangan Utara, Jakarta Barat, serta gedung perkantoran PT Delta Laras Wisata, rumah dinas, dan Puskesmas Rawajati di Rawajati, Jakarta Selatan.

Prakiraan cuaca harian dari BMKG memperkirakan masih ada hujan ringan di Jakarta. Anies Baswedan mengatakan bahwa wilayah hulu ibu kota juga mengalami hujan deras, menyebabkan pintu air Katulampa di Bogor, Jawa Barat mencapai tingkat peringatan tertinggi dengan ketinggian air melebihi 200 cm selama sekitar 20-30 menit.

Menyusul peringatan itu, Anies memerintahkan aparat untuk menyiagakan warga di sekitar bantaran Sungai Ciliwung yang mengalir melalui Jakarta dan Jawa Barat. Pemerintah mempersiapkan tempat penampungan jika mereka terkena banjir. Kali ini akan sedikit berbeda karena tempat penampungan harus sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19. Wali Kota Bogor, Bima Arya, juga mengingatkan warganya yang berada di sekitar Sungai Ciliwung agar waspada.

Dilansir dari dongengeologi, secara geomorfologi, Jakarta adalah dataran banjir yang memang semestinya dilalui oleh air berdasarkan sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Otomatis, elevasi Kota Jakarta cenderung rendah. Tidak hanya sampai di situ. Eksploitasi air tanah secara besar besaran menambah laju penurunan muka tanah di Jakarta. Terlebih, terdapat beban bangunan yang ada di atasnya. Secara alamiah, kondisi tersebut memang wajar. Untuk itu, manusia harus mampu menyesuaikan dengan kondisi alam. Kesadaran kita terhadap bencana sangat perlu untuk ditingkatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun