Mohon tunggu...
Vanesa Hulopi
Vanesa Hulopi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

Aktif Sebagai Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengurai Isu Kesehatan dari Prespektif Antropologi

1 Mei 2023   11:01 Diperbarui: 1 Mei 2023   11:48 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian besar orang, kesehatan adalah salah sebuah hal yang keberadaannya sangatlah penting dalam kehidupan seseorang. Karena, dengan jasmani yang sehat, bugar, dan kuat pastinya seseorang tersebut dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan sehari-harinya tanpa khawatir akan kesehatan mereka. Disamping itu, pandangan tentang kesehatan tidak hanya terbatas pada aspek medis semata, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk melihat isu kesehatan dari perspektif antropologi, yang dapat membantu kita memahami lebih dalam tentang bagaimana budaya, sosial, dan lingkungan memengaruhi kesehatan manusia.

Dalam perspektif antropologi, kesehatan tidak hanya dipandang sebagai ketiadaan penyakit atau kondisi fisik yang baik, melainkan sebagai keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan lingkungan. Kesehatan juga dipandang sebagai konsep yang terkait erat dengan kepercayaan, nilai, dan praktik budaya. Dengan adanya pandangan tersebut, maka saat ini banyak ditemukan beberapa hal-hal yang sifatnya dapat membantu untuk menyembuhkan penyakit selain obat-obatan, yang biasanya dianjurkan oleh para dokter untuk dikonsumsi.

Sebagai contoh, dalam beberapa budaya, makanan dianggap sebagai obat dan digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Dalam budaya lain, kesehatan dipandang sebagai keadaan keselarasan antara manusia dan lingkungan alam. Dalam budaya-budaya tertentu, kebersihan dan ritual-ritual tertentu dianggap penting dalam menjaga kesehatan. Hal ini dikarenakan, kebudayaan tersebut memiliki kepercayaan bahwa apabila kebersihan diri sendiri dan lingkungan terus dijaga, maka kesehatan pun juga akan menyertai kehidupan mereka. Karena, perspektif masyarakat tersebut menyamakan antara kesehatan dan kebersihan harus balance.

Namun, pandangan tentang kesehatan dan penyakit tidak selalu sejalan dengan pandangan medis. Misalnya, dalam beberapa budaya, penyakit dipandang sebagai kutukan atau hasil dari tindakan jahat yang dilakukan oleh orang lain. Dengan hadirnya pandangan tersebut, maka diantara masyarakat yang menganggapnya, siapapun yang memiliki penyakit akan dianggap sebagai seorang "pendosa" dan dijauhi dari kehidupan orang sekitarnya. Di lain pihak, beberapa budaya menganggap penyakit sebagai bagian dari kehidupan yang harus diterima dan ditangani dengan bijaksana. Sehingga, apabila golongan dari mereka memiliki sebuah penyakit, maka mereka akan menerimanya dan terus melakukan pengobatan sesuai anjuran yang ditetapkan untuk mendapatkan kembali kesehatan yang dahulu mereka punya.

Perspektif antropologi juga menyoroti peran budaya dalam mempengaruhi kesehatan. Misalnya, diet dan gaya hidup yang dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya dapat berdampak pada kesehatan manusia. Sistem sosial dan ekonomi yang menentukan akses dan penggunaan layanan kesehatan juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Pada era globalisasi, pertukaran budaya dan pergeseran nilai budaya dapat memengaruhi kesehatan manusia di seluruh dunia. Maka dari itu,  perspektif antropologi dapat membantu dalam memahami cara nilai dan budaya yang terus berubah memengaruhi kesehatan manusia dan bagaimana masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. 

Secara keseluruhan, perspektif antropologi memberikan pemahaman yang lebih holistik atau lebih rinci lagi tentang kesehatan dan penyakit, yang mencakup aspek sosial, budaya, dan lingkungan. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, masyarakat dapat membangun sistem kesehatan yang lebih berkelanjutan dan inklusif, yang memperhatikan kebutuhan dan nilai-nilai budaya masyarakat yang berbeda. Perspektif antropologi juga memperhatikan peran kekuatan struktural yang dapat memengaruhi kesehatan manusia. Dalam beberapa kasus, ketidakadilan sosial, ekonomi, dan politik dapat menjadi penghalang bagi akses dan pelayanan kesehatan yang tepat. Contohnya adalah ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya dan layanan kesehatan yang mendasar, yang dapat memperburuk kesenjangan kesehatan antara kelompok-kelompok sosial.

Oleh karena itu, perspektif antropologi juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan. Keterlibatan masyarakat dapat membantu dalam memastikan bahwa kebutuhan dan nilai budaya masyarakat diakomodasi dalam sistem kesehatan, sehingga masyarakat dapat memiliki akses yang lebih baik dan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dalam rangka meningkatkan kesehatan manusia, perspektif antropologi menekankan pentingnya pendekatan yang berkelanjutan dan berbasis pada komunitas. Masyarakat harus terlibat dalam proses pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan, dan sistem kesehatan harus berfokus pada pelayanan yang memenuhi kebutuhan dan nilai budaya masyarakat yang berbeda.

Meskipun perspektif antropologi dapat memberikan kontribusi yang penting dalam mengatasi permasalahan kesehatan, tetap diperlukan kerja sama antara antropologi dan disiplin ilmu lainnya, seperti kedokteran, epidemiologi, dan kebijakan kesehatan. Saat proses kerja sama ini, antropologi dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan mendalam mengenai permasalahan kesehatan, sementara disiplin ilmu lainnya dapat memberikan keahlian teknis dan metodologi yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan secara konkret.

Antropologi juga menjadi sangat relevan dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, terutama dalam konteks multikulturalisme dan pluralisme budaya. Sebagai negara dengan beragam suku, agama, dan budaya, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam menangani permasalahan kesehatan yang melibatkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan yang berbeda-beda. Antropologi dapat memberikan kontribusi yang sangat penting dalam memahami konteks sosial dan budaya masyarakat Indonesia, sehingga dapat merancang program-program kesehatan yang lebih relevan dan efektif.

Penulis :

Fatra Nusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun