Mohon tunggu...
Van Ernanda
Van Ernanda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa yang memiliki usaha membantu orangtua di bidang diesel,banyak belajar dari menulis, membaca, mendengar musik dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cinta Kepada Dunia adalah Pangkal Setiap Kesalahan

7 April 2011   12:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:02 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_99319" align="alignleft" width="315" caption="Cinta Dunia ( Ilustrasi / Google)"][/caption]

Maka jika demikian apabila setiap kita terlalu mencintai dunia adalah sebagai pangkal setiap kesalahan asal setiap musibah, dasar setiap bencana, tambang setiap fitnah, dan sumber mata air setiap cobaan maka berhati-hatilah untuk mencintai dunia.

Namun cinta kepada dunia adalah suatu perkara yang telah merata dizaman sekarang, tersebar kejelekannya, dan teramat besar kekhawatirannnya . Semua telah terikat terhadap “Cinta Dunia” baik orang khusus maupun awam.

Setiap manusia saling memperlihatkan cinta mereka terhadap dunia dengan tanpa sungkan-sungkan lagi, seakan-akan sudah tidak ada lagi alasan dalam perbuatannya & tidak lagi ada kecewa.

Dan sungguh cinta dunia telah punya tempat dan kedudukan dalam setiap kedudukan dalam setiap hati nurani mereka masing-masing, sifat rakusnya memuncak terhadap gemerlap duniawi dengan mengumpulkan materi duniawi, mereka merasa nyaman untuk berburu hal-hal yang subhat dan yang haram.

Seakan-akan Allah SWT telah mewajibkan kepada mereka untuk menyemarakan dunia sebagaimana kewajiban sholat dan puasa.

Dan karena hal itulah, maka menjadi terhapus berbagai petunjuk Agama dan Masjid. Pudar berbagai cahaya keyakinan dan menjadi kelu para pengingat agama dan menjadi jauh jalan-jalan petunjuk dan dekatlah jalan-jalan kehancuran.

Rasulullah SAW bersabda :

“ Setiap ummat memiliki cobaan dan cobaan ummatku adalah harta & setiap umat memiliki hal yang membuat buru-buru dan yang membuat buru-buru umatku adalah Dinar & Dirham(Terdapat dalam kitab Az-Zuhud Imam Ahmad bin Hambal Hal.33, Kitab Hilyalul Awiya Hal.196 Juz 33).”

Imam Al-Haddad berkata :

Keduniawian terdiri atas 3 tingkat : 1) Keduniawian yang mengandung Pahala,2) Keduniawian yang mengandung Hisab, 3) Keduniawiaan yang mengandung Siksa

Keduniawian yang mengandung Pahala

Dapat selamat dengan perantaranya dari renggutan kejelekan, duniawi semacam ini adalah seperti hewan tunggangan bagi orang yang beriman hanya sekedar cukup dari sesuatu yang halal.

Keduniawian yang mengandung Hisab

Para pelakunya orang kaya, masuk surganya orang ini didahului orang fakir 500 tahun lamanya.

Keduniawian yang mengandung Siksa

Terputus dari berbagai hal diperintah dan terjerumus kepada hal-hal yang dilarang sebagai jalan menuju neraka jahanam.

Mencari dunia ada beberapa macam, ada orang mencari dunia dengan niat mengandung kekerabatan & membantu orang-orang yang kekurangan. Orang semacam ini termasuk dermawan dan baginya mendapat pahala bila benar perbuatan sesuai dengan niatnya. Namun tidak “ Hikmah” kesisinya karena orang yang memiliki hikmah Ia tidak akan mencari sesuatu yang Ia tidak tahu, kondisi apa atau akibatnya yang akan ada sesudah menghasilkannya.

Contoh mencari dunia semacam ituterdapat dalam kisah “Tsa’Laba” yang telah disyaratkan oleh Firman Allah dalam QS. At-Taubah 9 : 75:

“ Dan dintara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah :” Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.”

Orang semacam ini termasuk kedalam kelompok para hewan, termasuk dalam lingkup hewan ternak.

Allah Ta’ala telah mengisyaratkan dalam Firman-Nya :

“ Atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu) .”(QS. Al-Furqon 25:44)

Dan beberapa banyak pencari dunia agar Ia bisa menyombongkan diri dengan duniawinya. Dan memperbanyak harta dengannya . Kemudian Ia berbngga diri dengannnya. Orang-orang semacam itu termasuk orang-orang yang hancur dan binasa.

“ Sungguh setiap-setiap suku telah mengetahui tempat-tempat minumnya ( masing-masing) “ (QS.Al-Baqarah 2:60, QS.Al-Araf 7: 160)

“ Dan Tuhan mu mengetahui apa yang disembunyikan ( didalam ) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.” ( QS.Al-Qashash 28:69)

Maka beri nasehatlah wahai semua kepada “ Nafsumu” dan berhati-hatilah terhadap tipuan dunia, karena dunia selalu membujuknya dengan sesuatu yang menjadi niatmu, sehingga engkau merugi dunia & akhirat.

“ Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata”.( QS. Al-Hajj 22:11, QS.Az-Zumar 39:15)

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit , lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan ( tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan ( Kami) kepada orang-orang berfikir.”( QS.Yunus 10:24)

Sesungguhnya Allah menguji kita, siapakah yang terbaik diantara kita yang bisa memilih & memilah apa yang sesungguhnya Allah berikan kepada kita. Maka hati-hatilah semua dalam mengejar dunia ini.

Catatan : Tolong bacalah artikel ini dengan baik supaya hidup kita selalu dibimbing-Nya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun