Coba anda bayangkan bagaimana jadinya jika peningkatan Karbon Dioksida (CO2) di lingkungan semakin tinggi? Tentunya banyak efek yang akan ditimbulkan bagi lingkungan. Baik dari lingkungan sosial, budaya, kesehatan, bahkan di lingkup pertanian untuk pemenuhan pangan. Mengingat sebagai makhluk hidup tentunya makanan menjadi sumber utama kita dalam menjalankan aktivitas-aktivitas sehari-harinya. Karena itu kebutuhan nutrisi yang terkandung di dalamnya menjadi salah satu hal yang perlu kita perhatikan.
Peningkatan CO2 dalam lingkungan bisa terjadi karena faktor alam seperti perubahan iklim dan juga berbagai aktivitas manusia. Berdasarkan data dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), tingkat konsentrasi CO2 di atmosfer global pada 17 Mei 2022 lalu sudah mencapai rata-rata 417,6 part per million (ppm). Di mana peningkatan ini sudah meningkat sejauh 50% dan melampaui peningkatan CO2 secara alami selama periode 20.000 tahun.Â
Sebenarnya CO2 sendiri merupakan elemen penting dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Akan tetapi, dalam proses metabolismenya tanaman tidak bisa hidup hanya mengandalkan CO2 saja. Ada elemen lain yang tentu perlu diimbangi dengan komposisi yang setara sehingga hasil yang didapatkan pun juga akan memiliki kualitas yang baik. Sama halnya ada pepatah yang mengatakan bahwa "segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik" begitupun dengan kebutuhan CO2 pada tanaman ini.Â
Peningkatan kadar CO2 yang bagus untuk tanaman ini pun sifatnya hanya sementara. Seiring waktu dengan peningkatan CO2 yang berpotensi menyebabkan panas lambat laun bisa mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar. Misalnya perubahan iklim yang cepat seperti curah hujan yang meningkat bisa membuat air sulit meresap dan mengakibatkan bencana lainnya seperti banjir. Serta sebaliknya keadaan panas yang berkepanjangan juga bisa menjadikan tempat-tempat yang semulanya dipenuhi rerumputan yang hijau menjadi tempat yang gersang serta bisa juga berpengaruh pada tanaman pangan yang biasanya dipakai untuk cocok tanam.Â
Tantangan sektor pertanian khususnya dalam penyediaan pangan bagi penduduk cenderung semakin berat karena di satu sisi, jumlah penduduk meningkat dibarengi dengan perubahan preferensi (selera) dan kesadaran akan kesehatan menuntut kuantitas dan kualitas bahan pangan yang semakin meningkat.Â
Pada sektor pertanian utamanya terkait dengan nutrisi yang dikandung oleh tanaman misalnya, yaitu berhubungan dengan pertumbuhan padi. Di satu sisi padi membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan air yang dimaksud merupakan jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan proses pertumbuhannya mulai dari tanam hingga panen. Selain itu proses fotosintesis yang dilakukan memerlukan pertukaran udara, baik berupa karbondioksida (CO2) maupun oksigen (O2). Sehingga ketidakseimbangan yang ada bisa menghambat proses fotosintesis dan respirasi tanaman.Â
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas CO2 secara tidak langsung mengakibatkan penurunan nutrisi pada makanan karena dampak yang disebabkan pada unsur-unsur penunjang pertumbuhan bahan pangan.Â
Sumber Referensi:
https://skepticalscience.com/translation.php?a=175&l=24
Santhiawan, P., & Suwardike, P. (2019). Adaptasi Padi Sawah (Oryza sativa l.) Terhadap Peningkatan Kelebihan Air Sebagai Dampak Pemanasan Global. Agro Bali: Agricultural Journal, 2(2), 130-144.