Jika ini terjadi, pekerjaan oil company akan menjadi lebih menantang karena recovery cadangan minyak akan memburuk. Ini adalah aspek lain dari eksplorasi dan produksi minyak yang berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan menarik itu: berapa banyak cadangan minyak yang tersisa?
Seperti dalam aktivitas manusia lainnya, eksplorasi minyak dimulai bagian "termudah" dari tempat di mana terdapat minyak paling banyak dan mudah secara operasional. Karena sweet spot ini semakin lama semakin habis, produsen perlu memanfaatkan lebih keras untuk mampu mengakses cadangan yang mana lebih mahal untuk dikembangkan.
Shale oil US contohnya. Tiga puluh atau empat puluh tahun yang lalu hanya sedikit perusahaan minyak yang fokus pada shale karena minyak konvensional tersedia secara melimpah. Namun saat oil conventional mulai habis, E&P memfokuskan perhatian mereka ke shale hanya karena tidak ada alternatif lain.
Eksplorasi laut dalam adalah contoh lain. Produksi lepas pantai secara historis berpindah dari perairan dangkal ke tempat yang lebih dalam karena natural depletion dari reservoir. Produksi onshore berpindah dari endapan konvensional ke shale dan sand oil, dan dari field minyak yang mudah diakses ke yang lebih menantang.
Kesimpulan
Jumlah minyak yang dapat diperoleh secara teknis kemungkinan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Oilfield service company terus bekerja untuk membuat eksplorasi lebih andal dan lebih efisien. Adapun pemulihan ekonomi, ini adalah masalah lain.Â
Itu tergantung pada permintaan minyak, dan banyak yang percaya bahwa permintaan minyak terancam oleh energi terbarukan. Kita mungkin memiliki cukup minyak untuk bertahan 50 tahun lagi.Â
Namun, apakah waktu ini untuk melepaskan diri dari bahan bakar fosil sebelum habis, hal tersebut masih harus dilihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H