semakin terkejut dunia dengan laju teknologi yang begitu cepat menerobos lapisan - lapisan realitas, masuk kedalam perkampungan - perkampungan di rimba - rimba juga kemah - kemah kaum miskin perkotaan. semua tergenggam seolah celah tak ada lagi. seoalah semua problem sudah teratasi, atas nama optimisme teknologi. sebelumnya butuh puluhan tahun mungkin penemuan - penemuan baru terbit, tetapi hari ini, mungkin hanya dalam hitungan hari atau bisa juga jam kita menyaksikan penemuan - penemuan yang hampir musykil kita bayangkan. munculnya teknologi - teknologi terbaru mutakhir bergerak cepat daripada perdebatan dewan - dewan moralis untuk menentukan sikap terhadapnya. sebagaimana kecepatan harus memikirkan kekuatan dan kerekatan molekul - molekul dalam mengimbangi daya dorongnya. begitu kekuatan dan kerekatan lemah, maka pecahlah. begitu juga peradaban. akan terjadi pembelahan - pembelahan yang tak bisa disimplifikasi.
Peradaban teknologi hari ini memiliki dua wajah, dimana ia seakan tampil sebagai nabi - nabi modern terkadangkala ia muncul menampakan wajah dingin dan bengis. manusia seakan sedang memelihara sesuatu entitas yang belum diketahuinya. apakah ia menjadi penyelamat kita ataukah kita sedang merawat embrio mosnter - monster yang suatu saat akan menerkam kehidupan kita. era disrupsi tidak akan lama bergeser menjadi era destruksi bahkan chaos global yang sama sekali tak ramah terhadap kehidupan. disaat - saat yang lebih mengerikan lagi kawinya antara para tiran dengan akses teknologi tirani yang canggih, halus, dan memerangkap. maka dengan cara dan kekuatan apa kita akan melawanya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H