Mohon tunggu...
A Evan
A Evan Mohon Tunggu... Freelancer - engineer

penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Bawah Sulur Matahari

16 Agustus 2022   09:18 Diperbarui: 16 Agustus 2022   09:20 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

di bawah kaki langit 

wajah - wajah yang serupa berlalu lalang 

tak kenal arah dan tak kenal tujuan

perasaan hidup dikendalikan oleh ledakan - ledakan emosi dan harapan yang dipaksakan

kita berlari ke segala arah dan saling bertabrakan

dunia tak ubahnya seperti pusaran lubuk yang menyeret dan menelan siapa saja yang lengah

dibawah sulur matahari 

kegelisahan dan rasa cemas menyesaki udara

kita hirup dan kita lepaskan

ahhh... kita lari dari kenyataan

lalu kita tenggelam di dalam ilusi - ilusi

apa artinya hidup ini

jika kita takut akan mati

apa arti kematian jikalau kita tak pernah benar - benar merasa hidup

kita hanya menjadi kubus dadu yang diputar - putar oleh si nasib

rasa sakit, rasa cinta, rasa sedih, dan rasa bahagia

kita kubur bersama nurani kita

kita hanya menjadi manusia tak sadar

kita seperti mesin - mesin yang mengerjap - ngerjap setengah mati

kita menjadi budak berhala - berhala yang kita buat sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun