Keindahan dan Romantisme
Keindahan kota yang menjadi salah satu konsep Karsten dalam perencanaan kota Malang. Karsten memanfaatkan keberadaan gunung-gunung yang ada disekeliling kota sebagai lukisan pemandangan. Aliran sungai Brantas yang pada awalnya menjadi batas wilayah Malang dijadikan sebagai pembelah kota Malang. Dalam pemikirannya, Karsten beranggapan pemandangan yang sederhana bisa dibiarkan tetap sederhana, namun yang sederhana harus dibuat menarik.
Jaringan jalan dibuat sedemikian rupa tidak sekedar hanya sebagai syarat dari sebuah kota, tapi juga harus memenuhi tuntutan keindahan kota. Jaringan jalan harus dibuat berirama dan diatur dengan sumbu jalan yang tepat. Irama tersebut meningkatkan daya orientasi setiap orang yang melaluinya. Hal-hal tersebut merupakan ciri sebuah kota yang indah dimana nilai keindahan bukan hanya diukur dengan keindahan pemandangan saja tetapi juga bagaimana keindahan itu dapat dinikmati dari jalan-jalan kota.
Yang Dulu Dan Yang Sekarang
Perencanaan dan perancangan yang dilakukan oleh Karsten terhadap kota Malang diperhitungkan dengan asumsi jumlah penduduk kurang lebih 80.000 jiwa. Menurut hasil sensus tahun 2010 jumlah penduduk Malang sudah lebih dari 820.243jiwa. Tidak heran jika permasalah ruang untuk perumahan tidak mampu diakomodir oleh ketersediaan ruang yang ada. Selain itu juga peruntukan lahan yang kurang tepat dan bijaksana mempegaruhi kebijakan pemerintah kota terhadap penataan kawasan kota Malang.
Kalau lalu lintas kota Malang sekarang sering mengalami kemacetan terutama pada jam-jam sibuk, itu merupakan dampak dari pertambahan jumlah penduduk. Pertambahan jumlah penduduk tentunya dibarengi pula dengan jumlah kendaraan yang lalu lalang dijalanan kota Malang saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H