Seorang jendral vandal sedang mengecek loyalitas para anggotanya yang baru masuk dan anggotanya itu masih sangat muda belia. Satu-persatu ditanya, hingga akhirnya tiba giliran Lupin untuk menjawab.
“Siapa ayahmu?” Tanya sang jenderal
“Anarki” Jawab Lupin.
“Bagus” kata jenderal
“Dan siapa ibumu?” Tanya jendral lagi
“Kerusuhan” Kata Lupin
“Nice" kata Jenderal
“Apa cita-citamu ketika dewasa?“ tanya jendral
“Hidup bersama ayah dan ibu selamanya.” jawab Lupin
“sempurna” kata jenderal
1 bulan kemudian sang jenderal melihat si Lupin mukanya babak belur, kaki kanannya digips karena patah, lengan kirinya diperban karena tebasan pedang.
Seperti biasa pengecekan dilakukan dan tiba giliran si Lupin :
“Siapa ayahmu?” Tanya sang jenderal
“Anarki” Jawab Lupin.
“Bagus” kata jenderal
“Dan siapa ibumu?” Tanya jendral lagi
“Kerusuhan”
“Nice" kata Jenderal
“Apa cita-citamu ketika dewasa?“ lanjut jendral
Lupin berpikir sejenak dan kemudian menjawab :
“Menjadi anak yatim piatu.”
Cerita ini spesial ditujukan kepada para pelaku kekerasan, pelaku anarki dan pelaku kerusuhan di Nusantara.
Jika Anda orang super sibuk, jangan sekali-kali buang-buang waktu Anda hanya untuk sekedar membaca bahan bacaan yang ada di link-link berikut ini :
Gambaran Hidup antara Nasib Buruk dan Bencana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H