Mohon tunggu...
vallizaaa
vallizaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Pamulang, jurusan ilmu komunikasi

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Tekanan Sosial di Era Digital, Tantangan Generasi Z di Indonesia

9 November 2024   16:05 Diperbarui: 9 November 2024   16:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gen Z tekanan di era digital (sumber: pixabay.com)

Generasi Z, sering disebut sebagai generasi digital atau "digital natives," merujuk pada kelompok individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka adalah generasi pertama yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan internet, yang membuat mereka sangat akrab dengan perangkat digital, media sosial, dan platform online sejak usia dini. Di Indonesia, Generasi Z sudah menjadi kelompok demografis yang signifikan, tidak hanya dalam hal jumlah, tetapi juga dalam pengaruh terhadap ekonomi, budaya, dan perkembangan sosial di era digital.

Meskipun banyak menguasai teknologi dan memiliki potensi besar dalam ekonomi digital, Generasi Z juga menghadapi tantangan besar terkait kesehatan mental dan tekanan sosial. Tekanan ini sering kali muncul dari ekspektasi tinggi di media sosial, di mana mereka merasa harus memenuhi standar tertentu dan membandingkan diri dengan orang lain. Kehidupan di dunia maya bagi Generasi Z tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga membentuk identitas dan cara mereka berinteraksi dengan dunia luar. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apa yang sebenarnya melatarbelakangi fenomena tekanan yang dihadapi Generasi Z dalam era digital yang serba cepat ini? Salah satu penyebab utama adalah pengaruh media sosial, yang tidak hanya memengaruhi cara mereka berinteraksi, tetapi juga membentuk identitas diri mereka. Standar yang dibentuk di dunia maya sering kali tidak realistis dan memicu perasaan yang  kurang percaya diri.


Pengaruh Media Sosial

 Media sosial memainkan peran yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari Generasi Z. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube bukan hanya tempat berbagi gambar atau video, tetapi juga menjadi sarana utama untuk membentuk identitas pribadi. Bagi Generasi Z, keberadaan di dunia maya sering kali berarti eksistensi mereka diakui atau dinilai oleh orang lain. Tekanan untuk selalu tampil sempurna, terlihat bahagia, dan mengikuti tren terbaru dapat menciptakan stres yang berkepanjangan. Mereka merasa perlu memenuhi ekspektasi yang sering kali tidak realistis dan sulit dicapai. Kecenderungan ini menyebabkan banyak dari mereka merasa tertekan dan bahkan cemas ketika perbandingan diri mereka tidak sesuai dengan standar yang ada. Media sosial, meskipun memberikan kemudahan untuk berkomunikasi, juga menjadi tempat berkembangnya kecemasan sosial yang besar, di mana banyak pengguna, khususnya Gen Z, merasa bahwa mereka harus terus-menerus tampil "ideal" demi mendapatkan pengakuan dan validasi.

Konsumsi Gaya Hidup dan FOMO

 Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) juga sangat berpengaruh pada kehidupan Generasi Z. Mereka sering merasa terdesak untuk mengikuti tren terbaru dan gaya hidup yang dipromosikan oleh influencer atau selebriti di media sosial. FOMO ini tidak hanya terbatas pada acara sosial atau pengalaman tertentu, tetapi juga merambah ke gaya hidup konsumtif, di mana mereka merasa harus membeli produk terbaru atau mengikuti pola hidup tertentu agar tetap dianggap keren atau diterima oleh teman-teman mereka. Hal ini berpotensi membuat mereka terjebak dalam pola konsumsi yang berlebihan. Tidak hanya berdampak pada kondisi keuangan mereka, konsumsi berlebih ini juga dapat meningkatkan stres dan merusak kesejahteraan mental mereka. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, serta dampak finansial yang serius jika tidak dikelola dengan baik.

Pentingnya Literasi Keuangan dan Kesehatan Mental

Mengingat tekanan yang dihadapi oleh Generasi Z, penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya literasi keuangan dan pengelolaan kesehatan mental. Generasi ini perlu diberi pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mengatur keuangan mereka secara bijak dan bagaimana mengelola stres atau kecemasan yang mereka rasakan agar dapat berkembang secara lebih sehat di era digital ini. Literasi keuangan yang baik tidak hanya membantu mereka membuat keputusan finansial yang lebih bijak, tetapi juga dapat memberi rasa kontrol terhadap kehidupan mereka, mengurangi kecemasan yang timbul akibat pengelolaan uang yang buruk. Selain itu, pendidikan kesehatan mental yang memadai dapat membantu mereka mengenali tanda-tanda stres atau kecemasan dan mencari dukungan yang diperlukan.

Kesimpulan

 Generasi Z Indonesia, meskipun menjadi pendorong utama dalam transformasi digital dan ekonomi, menghadapi sejumlah tantangan besar, terutama dalam hal kesehatan mental. Tekanan sosial yang datang dari media sosial, standar yang sering kali tidak realistis, serta fenomena Fear of Missing Out (FOMO) berperan besar dalam meningkatkan kecemasan di kalangan mereka. Hal ini mempengaruhi kesejahteraan mental dan keuangan mereka. Untuk menghadapi tantangan ini, peningkatan literasi keuangan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental sangat diperlukan agar Generasi Z dapat berkembang dengan lebih sehat dan bijaksana di tengah dunia digital yang semakin pesat. Pemerintah, lembaga pendidikan, serta perusahaan-perusahaan juga perlu berperan aktif dalam menyediakan dukungan yang memadai untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan finansial Generasi Z, agar mereka dapat mencapai potensi terbaik mereka tanpa terjebak dalam tekanan yang merugikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun