Mohon tunggu...
Lorent Cesar Vallentino
Lorent Cesar Vallentino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pemuda sebagai Agent of Change dalam Memerangi Intoleransi

9 Juni 2022   15:22 Diperbarui: 9 Juni 2022   15:33 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan kehidupan yang sangat pesat membuat generasi muda saat ini menjadi tidak akrab dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini menyebabkan sikap individualisme dan egoisme menjadi sangat tinggi di kalangan kaum muda sekarang ini. Mereka beranggapan mampu hidup sendiri sehingga sikap toleransi mulai menurun dan menjadi sangat rendah.

Mudahnya mengakses informasi, media sosial, dan juga keingintahuan yang tinggi membuat mereka terkontaminasi dengan paham intoleransi dan radikalisme yang menyuguhkan konten-konten menarik, sehingga bisa membius pemahaman mereka dan mengintervensi kehidupan mereka yang masih polos. Informasi yang salah dan diterima secara mentah-mentah tanpa disaring terlebih dahulu bisa menimbulkan sikap antipati dan intoleransi.

Kehadiran teknologi yang canggih membuat kaum muda menghadapi perbedaan yang sangat besar. Di tengah gejolak konflik yang terjadi saat ini, seharusnya kaum milenial berevolusi menjadi agent of change dalam menghadapi tantangan karakter toleransi yang semakin hari semakin terkikis di kalangan masyarakat Indonesia.

Sebagai agent of change, generasi muda harus lebih memahami nilai-nilai toleransi dan menumbuhkembangannya kembali di tengah kehidupan bermasyarakat. Meskipun terdapat banyak konflik yang terjadi akibat perbedaan di masyarakat, namun dengan memiliki sikap toleransi yang tinggi bisa menjadi solusi ampuh untuk memecahkan persoalan yang terjadi.

Generasi muda merupakan agent of change yang dapat berperan aktif untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan Hak Asasi Manusia (HAM). Generasi muda merupakan faktor strategis yang dapat mendorong dan merawat toleransi serta memerangi intoleransi.

Ada tiga aspek karakter toleransi yang perlu dipahami, yaitu aspek kedamaian yang dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan rasa saling peduli terhadap sesama manusia, aspek menghargai perbedaan dan individu yang dapat dilakukan dengan cara saling menghargai perbedaan satu sama lain, dan aspek kesadaran yang dapat dilakukan dengan cara menghargai dan mengingat kebaikan orang lain. Ketiga aspek tersebut harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

Sikap toleransi tidak memiliki batas waktu, tempat, dan dengan siapa kita melakukannya. Sikap toleransi harus kita terapkan kepada semua orang. Sikap toleransi tidak hanya berbicara tentang etika menghargai perbedaan ras agama, budaya, suku, dan golongan orang lain saja, tetapi juga menghargai perbedaan pendapat dan pemikiran orang lain juga. Pemahaman tentang nilai-nilai dan sikap toleransi sangat penting dimiliki dan diterapkan di kehidupan generasi muda dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Sebagai generasi yang berperan menjadi agent of change, tentunya kaum pemuda sangat diharapkan untuk lebih mengedepankan nilai-nilai dan karakter toleransi dalam segala hal sehingga visi kebangsaan dapat terwujud. Menjadikan Pancasila sebagai pondasi toleransi dalam kemajemukan masyarakat dan sesuai dengan harapan yang tercantum dalam UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang tentunya tidak terlepas dari peranan generasi muda. Di sinilah pentingnya memupuk nilai-nilai toleransi yang ditanamkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan harapan tersebut.

Toleransi sebagai sebuah sikap yang positif tentunya memiliki banyak manfaat. Adapun manfaat dari sikap toleransi, antara lain menguatkan jiwa nasionalisme, menciptakan keharmonisan dan kedamaian di tengah kemajemukan, serta meningkatkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan. Sehingga dapat tercipta sebuah kehidupan bermasyarakat yang baik, terhormat, dan bermartabat.

Beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain berteman dengan semua orang tanpa membeda-bedakan, tidak menyela pembicaraan orang lain, mengutarakan apresiasi dan kritik yang sewajarnya, tidak menilai seseorang tanpa mengenalnya terlebih dahulu, serta menghargai dan menghormati semua suku, budaya, ras, dan agama yang ada.

Sebagai kaum muda yang sekarang berada dalam fase aktif, kreatif, dan kritis perkembangan sosial sudah sepatutnya pemuda milenial menjadi agent of change, inovator, dan promotor bangsa ini. Pemuda seharusnya mampu menjadi tonggak perubahan sosial dan mampu mengatasi konflik di tengah keberagaman yang terjadi di negara kita ini.

Dari sini kita bisa memahami, bahwa perbedaan bisa berjalan dengan harmonis jika adanya sikap toleransi terhadap sesama. Dengan meningkatkan rasa memahami seseorang atau kelompok untuk saling menghargai dan menghormati dengan membangun interaksi yang baik dan intensif. Untuk itu, generasi muda sebagai agent of change memiliki peran penting dalam membawa negeri ini di masa depan dengan memberikan kontribusi positif untuk negara kita Indonesia.

Jadi, secara umum, sikap toleransi adalah sikap dasar yang harus dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, terkhususnya generasi muda karena sikap toleransi tumbuh dari masing-masing individu untuk memberikan nilai di masyarakat.

Sebagai generasi muda penerus bangsa, marilah kita membangun sikap toleransi di dalam diri dan lingkungan kita serta mengimplementasikan nilai-nilai karakter toleransi dalam kehidupan sehari-hari agar terwujud persatuan dan kesatuan di tengah kemajemukan bangsa Indonesia. Perbedaan memang tidak bisa dihindari, tetapi dengan adanya toleransi kita bisa menyatukan perbedaan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun