abdul sedari tadi hanya diam, ia terus menerus memotong kain meteran untuk bahan pakaian yang telah dipesan nyonya subardi. mukanya ke arab-araban, kulit sawo matang dengan rambut ikal rapih. abdul telah bekerja sejak awal kedai ini dibeli, namun penghargaan apapun tak pernah ia dapat, bahkan sesekali umpat maki mengalir mulus dari jimmy padanya.
"saya udah dateng tepat waktu bang..."
"eeee....ngebantah lu yaa, wa pecat beneran nih..!!!"
jimmy buru-buru beranjak dari duduknya hendak menceramahi abdul. tangannya bertopang pada tonggak besi dipojokan untuk membantu nya berdiri.
yang tak ia tahu adalah si pegawai toko sebelah, Â notabene anak dari suami kedua dari istri pertama tionghoa pemilik kedainya dulu, mencoba mencuri listrik PLN. untuknya adalah demi menyalakan tivv dan kipas angin. karena demikian mahalnya biaya retribusi pasar sehingga terpaksa para pedagang mencari cara lain untuk memangkas biaya bulanan.
siapa nyana, didetik yang sama, terjadi arus pendek yang sekonyong-konyong menjalar di penghantar terdekatnya, yaitu sebuah tonggak besi.
dan kebetulan...jimmy sedang bertopang disana.
siapa sangka siapa duga, jimmy dalam hitungan....3..2..1...kesetrum.
dan tewas.
beberapa lama kemudian, polisi dan paramedik menyemut dipasar mesteer. sementara abdul dilanda kebingungan, yang tadinya ia agak kesal diomeli jimmy, kini malah berbalik kasihan. jimmy terbujur melotot kaku disamping tumpukan kain. ada apa ini sebenarnya?? ia ingin kesal tapi tak kesampaian, ingin sedih rasanya tak cukup ikatan perasaan hingga berbuah airmata.
diselingi isak tangis para saudara dan istri jimmy, abdul mendadak berpikir kembali. sungguh tak ada yang benar-benar abadi.
takdir memang sesuatu yang ajaib dan rahasia.
abdul hanya tak tahu bahwa sebenarnya ia adalah keturunan gujarat pertama pemilik toko itu. ia tak paham asal usul dan silsilah keluarganya lantaran mereka terlalu sibuk memanjat garis kemiskinan.
tapi beberapa tahun kemudian, toko itu berbalik pada pemilik semula nya. memang bukan si gujarat itu, tentu ia sudah berkalang tanah. namun sipemilik ada digaris keturunan nya. Â siapa lagi jika bukan abdul.
dan toko berkah tak tahu kemana selanjutnya takdir menggaristangankan sipemiliknya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H