Mohon tunggu...
Valia Arias
Valia Arias Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya berenang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upacara Adat Cing-Cing Goling

11 Agustus 2022   09:50 Diperbarui: 11 Agustus 2022   09:59 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Upacara Adat Cing-Cing Goling Sebagai Wujud Mengungkapkan Rasa Syukur Warga

Ungkapkan Rasa Syukur Melalui Upacara Adat Cing-Cing Goling

Bentuk Rasa Syukur Warga Desa Gedangrejo Melalui Upacara Adat Cing-Cing Goling

Bentuk Penghormatan dan Rasa Syukur Warga yang Dikemas dalam Tradisi Cing-Cing Goling.

 

Kamis, 28 Juli 2022

Penulis : Valia Makhaelasari Arias

Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul -- Kamis pagi (28/07), Upacara Adat Cing-Cing Goling merupakan salah satu upacara adat yang ada di dusun Gedangan 1, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Cing-Cing Goling dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada panen raya padi kedua sekitar bulan Juli atau Agustus. Dengan pemilihan hari sesuai dengan tanggal Jawa yaitu hari Senin Wage atau Kamis Kliwon.

Upacara adat ini diberlangsungkan sebagai wujud mengungkapkan rasa syukur warga kepada Allah SWT atas panen raya padi pada tahun tersebut mendapatkan hasil melimpah ruah. Serta hujan yang diberikan untuk mengairi lahan pertanian yang menyebabkan bendungan tidak pernah kekeringan dan kehabisan air.

Bukan hanya itu saja, upacara adat ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada 2 tokoh penting dalam berlangsungnya desa Gedangrejo khususnya dusun Gedangan ini. Kedua tokoh tersebut bernama Ki Wisang Sanjaya dan Ki Tropoyo. Menurut sejarahnya, tradisi tersebut bermula dari pelarian Prajurit Majapahit yaitu Ki Wisang Sanjaya dan Ki Trapoyo beserta rombongannya. Mereka berlari menuju barat hingga akhirnya singgah dan menetap didaerah sekitar Kali Dawe, Gedangan, Gedangrejo.

Diperjalanan, mereka dihadang oleh sekelompok rampok yang ingin menculik Nyi Wisang Sanjaya yaitu istri dari Ki Wisang Sanjaya serta merebut harta benda yang rombongan bawa. Kejadian lari-lari dan melawan perampok tadi oleh warga dusun setempat dibuat seperti tarian kolosal yang dinamai Cing-Cing Goling.

Untuk melanjutkan kehidupannya, mereka hidup sebagai seorang petani serta membangun sebuah bendungan di Kali Dawe yang dinamami Kedung Dawang untuk mengairi lahan pertanian disekitarnya. Bendungan tersebut dibuat oleh Ki Wisang Sanjaya beserta rombongan dan dibantu oleh warga sekitar.

Tidak sebagai wujud mengungkapkan rasa syukur warga, upacara  adat ini juga digunakan sebagai sarana menyambung tali silaturahmi sesama warga. Hal ini dikarenakan pada hari upacara adat itu berlangsung, para warga akan berkumpul menjadi satu di pendopo dan kawasan bendungan Kedung Dawang dengan membawa berkat yang berisikan ingkung untuk ditukar-tukarkan.

Sangat diharapkan kepada warga Desa Gedangrejo khususnya para pemuda pemudinya untuk terus melaksanakan Tradisi Upacara Adat Cing-Cing Goling agar tradisi tersebut tetap lestari hingga generasi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun