superior dan inferior ramus pubis serta ramus ischium terlihat jelas
tidak ada rotasi yang ditunjukkan dengan foramen obturator dan bilateral ischia memiliki ukuran dan bentuk yg sama
pemusatan yang benar ditunjukkan dengan anterior/inferior pelvis dengan symphisis pubis berada di pertengahan kolimasi
exposure yang optimal dapat menunjukkan tulang dan soft tissue.
Seseorang yang mengalami fraktur di regio pelvis hampir selalu merasakan sakit atau nyeri. Rasa sakit yang timbul dikarenakan adanya mobilitas pinggul sehingga terjadi keterbatasan pergerakan. Fraktur pelvis dapat mengganggu pembuluh darah, ligamen, dan struktur anatomi lain di sekitar pelvis.Â
Regio os pelvis mencangkup os pubis, os iliaca, os ischium, os coxae, os sacrum, dan lain-lain. Fraktur pelvis merupakan salah satu fraktur dengan tingkat mortalitas dan morbiditas yang signifikan dengan tingkat keparahan yang beragam. Adanya keberagaman indikasi fraktur pelvis sehingga dilakukan berbagai bentuk penanganan sesuai dengan tingkat keparahan yang diderita.
Bentuk perawatan pada penderita fraktur pelvis dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu perawatan secara non bedah dan perawatan bedah. Perawatan non bedah meliputi penggunaan alat bantu jalan dan obat-obatan, sedangkan perawatan bedah meliputi tindakan operasi pemasangan pin/sekrup logam.Â
Terdapat langkah pencegahan terjadinya fraktur pelvis yaitu dengan cara berkendara dengan aman sesuai aturan berlalu lintas, aktif berolahraga, melakukan peregangan/pemanasan sebelum berolahraga dan beraktivitas, gunakan alat bantu jalan/tongkat apabila berada di daerah yang berbahaya guna meningkatkan keamanan
Disusun Oleh :
Felicia Anjanette Sarasati,
Valga Frieske Damarinka,