Os pelvis merupakan salah satu struktur tubuh yang terbentuk dari 3 tulang berbeda. fraktur dapat didefinisikan sebagai diskontinuitas pada tulang yang disebabkan gaya mekanis bekerja melebihi kemampuan tulang yang menahannya. Penyebab fraktur dapat berasal dari berbagai kejadian dan faktor berbeda-beda seperti trauma, pelemahan tulang akibat lesi (metastasis), tenaga fisik yang terlalu besar, dan lainnya.Â
Fraktur pelvis merupakan salah satu fraktur dengan tingkat mortalitas dan morbiditas yang signifikan dengan tingkat keparahan yang beragam. Menurut penelitian yang dilakukan selama 10 tahun terakhir oleh Yoshihara dan timnya menunjukkan bahwa kejadian fraktur pada pelvis mempengaruhi hampir di semua usia.Â
Namun populasi pada kelompok usia 18 hingga 44 tahun menunjukkan angka tinggi yaitu sebesar 22% dari total kasus fraktur pelvis. Berdasarkan kelompok usia tersebut juga dapat dilihat penyebab kejadian fraktur dari kelompok usia muda dan kelompok usia lanjut. Pada pasien dengan usia muda sebagian besar fraktur pelvis disebabkan oleh trauma berat seperti kecelakaan lalu lintas, sedangkan pada kelompok usia lanjut sebagian besar fraktur pelvis disebabkan karena trauma kecil seperti tidak sengaja terjatuh atau hal lainnya.Â
Dengan berbagai macam jenis fraktur dan kelompok usia yang mengalami, maka diperlukan penanganan sesuai dengan tingkat keparahan yang dialami. Beberapa penanganan tersebut antara lain yaitu ORIF (Open Reduction Interna Fixation) dengan memasang pen atau screw pada pasien dengan fraktur Tipe A, B, dan C. Selain itu, penanganan lain seperti perawatan konservatif dan tindakan non-Op diberlakukan bagi pasien yang tidak memenuhi kriteria untuk menjalani tindakan operasi.
Salah satu contoh kasus fraktur pada pelvis adalah fraktur pada ossa pubis yang dialami oleh seorang pasien berusia 37 tahun akibat kecelakaan lalu lintas dengan posisi jatuh terduduk dari sepeda motor yang ditumpangi. Dokter jaga mengirimkan surat permintaan untuk dilakukan rontgen guna penegakan diagnosis lanjut.
Pemeriksaan Radiografi Pelvis Suspek Fraktur Os PubisÂ
Pemeriksaan radiografi pelvis outlet merupakan pemeriksaan radiologi menggunakan pesawat sinar x untuk menampilkan atau menunjukkan gambaran kelainan yang terjadi pada tulang pelvis secara radiologis. adapun indikasi klinis yang biasa terjadi pada bagian pelvis yakni, fraktur, dislokasi, dan trauma. Jenis pemeriksaan rutin yang dipakai yaitu AP Inlet, AP outlet, dan lateral. Adapun prosedur yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan meliputi persiapan pasien, persiapan ruangan dan alat, positioning saat pemeriksaan, pengaturan tabung sinar-x dan faktor eksposi yang dilakukan, serta pemrosesan hasil citra hingga dapat tampil dalam layar komputer.Â
Seperti halnya pemeriksaan radiologi rutin lainnya, petugas radiologi mempersilahkan pasien untuk memasuki ruangan pemeriksaan dan menghimbau pasien untuk melepas benda logam di sekitar daerah pemeriksaan guna menghindari adanya artefak pada hasil citra. Patikan dalam ruang pemeriksaan suhunya tidak melebihi 25 derajat celcius, tabung sinar-x yang akan digunakan berfungsi dengan baik, dan tersedia alat fiksasi untuk membantu mobilisasi pasien. Pada pemeriksaan ini menggunakan kaset berukuran 35x43 cm dan menggunakan grid pada bagian bawah meja pemeriksaan.Â
Kemudian positioning dilakukan dengan hati-hati karena pasien dicurigai mengalami fraktur. Jenis proyeksi yang dipakai yaitu AP Outlet dengan pertimbangan angulasi secara cephalad pada pemeriksaan outlet dapat memberi gambaran lebih jelas pada Os Pubis. Pasien diposisikan supine (berbaring terlentang) dengan midsagittal sejajar dengan midline meja pemeriksaan. Radiografer harus memastikan jarak kedua sisi sama dengan melihat kesejajaran SIAS pada kanan kiri pasien dan pastikan tidak ada rotasi pada pelvis.Â
Fiksasi dapat diberikan di bawah lutut untuk kenyamanan pasien. Peranan proyeksi outlet adalah untuk melihat indikator valgus (sendi bagian lateral) Â dan indikator varus (sendi bagian medial) dari pelvis yang dicurigai fraktur. Selain itu, dengan angulasi cephalad yang digunakan dapat melihat superior dan inferior ramus pubis sekaligus bagian dari os ischium. Trabekular pada os pubis juga tervisualisasi dengan jelas. Selanjutnya sebelum ekspos dilakukan radiografer perlu mengatur faktor eksposi dan kolimasi. Dengan FFD 100 cm, central ray diberikan dengan menambah angulasi 20-30 derajat cephalad pada pasien laki-laki, dan 30-45 derajat cephalad pada pasien perempuan kemudian diarahkan tepat 5 cm diatas symphysis pubis. Adanya perbedaan angulasi pada pasien laki-laki dan perempuan disebabkan struktur pelvis pada keduanya berbeda sehingga untuk mendapatkan gambaran sejelas mungkin digunakan angulasi yang sesuai.
Setelah proses positioning  hingga ekspos selesai kemudian berlanjut pemrosesan hasil citra untuk menampilkan hasil ekspos di layar komputer. Kriteria gambaran yang harus tampak dari pemeriksaan ini yaitu: