Mereka juga harus mulai diarahkan perihal tujuan mereka ke depannya mau seperti apa sehingga mereka tahu mereka dapat mengambil jurusan tertentu sesuai minatnya.Â
Minat akan didapatkan dari pelajaran dasar. Ketika mereka mempelajari sesuatu, mereka sendiri akan menilai apakah mereka menyukai dan tertarik mempelajarinya lebih lanjut atau tidak.Â
Jika iya, mereka dapat mendalami hal tersebut dan sekolah harus dapat mewadahi mereka. Ini memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa. Harapannya, lulusan SMP sudah memahami ilmu-ilmu dasar dalam kehidupan yang dapat mereka terapkan sehari-hari.
Maka mulai masuklah mereka ke SMA. SMA merupakan tahapan ketika peserta didik sudah mengetahui arahnya. Di sini haruslah mulai dibagi ke dalam beberapa jurusan.Â
Jurusan itu bukan lagi mengarah kepada IPA atau IPS, melainkan lebih spesifik. Contohnya seperti kimia, fisika, biologi manusia, biologi hewan, biologi tumbuhan, sejarah, ekonomi, sosiologi, dan lain-lain. Ilmu pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebenarnya tidak perlu ada di SMA.Â
Mereka lebih layak dimasukkan ke SMP. Siswa di SMA, terutama di setiap jurusan pasti akan sedikit namun di situlah baiknya. Kelas yang terlalu ramai tidak akan efektif. Guru tidak dapat mengenali lebih dalam siswanya dan tidak dapat lebih intensif dalam mengajar karena kondisi kelas yang tidak kondusif.Â
Inilah sebabnya mengapa bimbingan belajar dinilai lebih baik daripada sekolah. Semoga setelah lulus SMA, peserta didik dapat langsung bekerja atau melanjutkan ke universitas.Â
Lulusan SMA tidak lagi "rendah" derajatnya. Mereka dapat dikatakan (di dalam bidangnya) setara dengan lulusan D3 yang sudah mengerti cukup dalam perihal ilmu di bidangnya.
Universitas adalah tempat bagi mahasiswa untuk lebih mengerti dan memahami dunia kerja. Ilmu-ilmu dasar tidak perlu lagi diajarkan kepada mereka. Mahasiswa akan dibekali oleh keterampilan khusus dan ilmu-ilmu yang akan menunjang mereka dalam dunia kerja. Di sini para dosen harus memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana dunia bisnis dan pekerjaan secara lebih luas.Â
Di sini bukan lagi gelar yang dikejar melainkan ilmunya. Bukan berarti lulusan universitas lebih pintar daripada lulusan SMA. Gelar semacam itu harus dicabut supaya setiap manusia dapat saling menghormati tanpa melihat statusnya. Mereka yang lulus dari universitas dapat menjadi konsultan bagi para praktisi atau dapat terjun langsung ke dalamnya. Pekerjaan pada dasarnya tidak akan melihat status pendidikannya melainkan ilmunya.
Pemerintah harus memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pendidikan yang mereka ambil. Wajib belajar 12 maupun 9 tahun tidak akan efektif apabila lulusannya tidak berkualitas. Lebih baik masyarakat sadar sendiri akan pentingnya pendidikan sehingga mereka dapat memilih untuk mengikutinya atau tidak.Â