Mohon tunggu...
Valerine Kopalit
Valerine Kopalit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya mahasiswa Teknik Elektro di Universitas Airlangga, Surabaya

Saya sedang menempuh pendidikan Teknik Elektro S1 di Universitas Airlangga. Hobi saya adalah menyanyi, menonton film, tidur dan juga belanja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masa Depan Ramah Lingkungan: Stasiun Pengisian Berbasis Energi Surya & Angin

14 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   22:12 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendaraan listrik (EV) semakin diminati karena mendukung keberlanjutan dan pengurangan emisi karbon. Tantangan utama adalah menyediakan infrastruktur pengisian daya yang efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau. Stasiun pengisian berbasis energi terbarukan, seperti surya dan angin, dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Karena sifat energi surya dan angin yang tidak stabil, diperlukan sistem penyimpanan seperti baterai lithium-ion untuk menjaga pasokan. Selain itu, konverter daya seperti DC-DC dan inverter DC-AC memastikan transfer energi berjalan optimal sesuai kebutuhan.

Sistem kontrol cerdas berbasis Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) memungkinkan efisiensi operasional. Teknologi ini dapat mengatur waktu pengisian, menyesuaikan penggunaan energi, dan memastikan kebutuhan pengguna terpenuhi dengan meminimalkan pemborosan. Sistem ini juga mampu melacak ketersediaan energi dan mengoptimalkan penggunaannya berdasarkan waktu dan kebutuhan energi. Dua skema utama pengisian daya adalah off-grid dan on-grid. Off-grid cocok untuk daerah terpencil tanpa jaringan listrik utama, sementara on-grid memberikan fleksibilitas dengan memanfaatkan jaringan utama untuk mengelola kelebihan atau kekurangan daya.

Pembangunan stasiun pengisian berbasis energi terbarukan kini dapat diintegrasikan dengan smart grid untuk pengelolaan energi yang dinamis. Energi dari panel surya atau turbin angin dapat dibagikan ke jaringan listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dukungan pemerintah melalui kebijakan dan insentif finansial dapat mempercepat adopsi teknologi ini. Meski membutuhkan investasi awal yang besar, manfaat jangka panjangnya mencakup keberlanjutan transportasi dan keuntungan ekonomi. Teknologi ini menjadi fondasi transportasi ramah lingkungan sekaligus mendorong inovasi di sektor energi bersih.

Untuk mendukung keberlanjutan stasiun pengisian berbasis energi terbarukan, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi sangat penting. Pemerintah dapat memberikan insentif finansial, seperti subsidi atau pengurangan pajak, untuk mendorong investasi dalam teknologi ini. Di sisi lain, sektor swasta dapat berkontribusi melalui inovasi teknologi dan pembangunan infrastruktur yang efisien. Partisipasi masyarakat juga diperlukan, terutama dalam mengadopsi kendaraan listrik dan mendukung transisi ke energi bersih. Dengan kolaborasi yang kuat, pembangunan stasiun pengisian berbasis energi terbarukan dapat dipercepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun