Mohon tunggu...
Sosbud

Toleransi Itu Indah

2 Desember 2018   20:12 Diperbarui: 2 Desember 2018   20:16 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dikenal akan keberagamannya, karena Indonesia terdiri dari berbagai agama, budaya, etnis, bahasa dan golongan. Sehingga bangsa kita dikenal memiliki keunikan tersendiri karena memiliki berbagai pulau dan daerah yang mempunyai keberagamannya masing masing.

Sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai macam agama, budaya, etnis, bahasa, dan golongan, sudah seharusnya rakyat Indonesia menerapkan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dengan keberagaman itu mampu membuat Indonesia negara yang tenteram, aman dan harmonis serta lebih terkenal secara positif di negara lain.

Tentunya kitasudah diperkenalkan dengan nilai-nilai Pancasila sejak kecil. Pancasila sendiri merupakan nilai yang menjadi pegangan hidup masyarakat Indonesia yang mengatur mengenai beberapa aspek mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Adanya pula semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Nilai dan semboyan tersebut harus ditegakan pada seluruh rakyat Indonesia supaya dapat lebih bertoleransi satu sama lain demi Indonesia yang lebih baik.

Adapun toleransi berasal dari bahasa Latin; "tolerare" artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan tersebut, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.

Sedangkan dalam intoleransi, " in " berarti tidak, jadi intoleransi adalah sifat atau sikap yang tidak menghargai pendapat, kebiasaan, ataupun keyakinan yang berbeda. Seringkali toleransi diabaikan, padahal sesungguhnya toleransi merupakan salah satu yang menjadi tiang penyangga pada negara yang mempunyai banyak keanekaragaman.

Namun pada kenyataannya, nilai toleransi tersebut sulit diterapkan dan diwujudkan di Indonesia. Hal ini terjadi karena masyarakat yang masih memiliki ego yang tinggi dan sikap apatis. Dengan begitu sering terjadi perselisihan antar suku, perbedaan kepercayaan agama yang memicu sikap intoleran dan membuat kericuhan.

Akhir-akhir ini perselisihan antar suku, agama, ras, dan golongan (SARA) mudah menyebar antar masyarakat. Tak heran bangsa yang beragam ini timbul berbagai macam konflik yang berbau suku, agama, ras, dan golongan (SARA). Kasus tersebut adalah yang sering terjadi di negeri  ini. Meskipun dunia mengakui keberagamannya Indonesia, namun pada kenyataannya masih terjadi pertikaian di negeri ini. Koflik-konflik tersebut dapat mencoreng nama Indonesia di mata dunia yang mana sudah dikenal sebagai bangsa yang plural.

Beberapa tindakan intoleransi ini sudah sering sekali terjadi di Indonesia. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:

Penyerangan klenteng di Kediri ( 13 Januari 2018)

Seorang pria menggunakan sepeda motor menerobos masuk lalu melemparkan batu. Lemparan tersebut mengakibatkan pecahnya kaca dalam klenteng.

Aksi sosial jemaat gereja gagal karena dituduh kristenisasi (28 Januari 2018)

jemaat Gereja Santo Paulus akan menjual sembako murah sebagai bagian dari acara perayaan ulang tahun gereja. Namun aksi ini terpaksa dibatalkan karena dianggap upaya kristenisasi.

Kebaktian di Sabuga Bandung dibubarkan oleh Ormas Islam (16 November 2016)

Kebaktian ini dibubarkan oleh Ormas Islam yang mengatasnamakan mereka Pembela Ahlus Sunnah (PAS)

Gereja Samarinda dilempar bom  (13 November 2016)

Seorang pria meledakkan bom rakitan di halaman gereja ketika jemaat melakukan kebaktian.Seorang balita usia dua tahun bernama Intan Olivia Marbun meninggal akibat luka bakar yang sangat parah. Sementara tiga anak lainnya mengalami luka yang tak kalah serius. Padahal sebelum peristiwa nahas ini terjadi, anak-anak tersebut tengah bersuka cita bermain di halaman gereja.

Dari beberap contoh di atas, jelas bahwa sikap intoleran masyarakat Indonesia selalu menimbulkan hal negatif dan tidak menguntungkan. Sudah seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia selalu memegang sungguh semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti "berbeda beda tapi satu". Sebagai semboyan bangsa, diperlukan keseriusan dalam mewujudkan kesatuan dan persatuan dalam Indonesia yang beragam ini.

Dengan adanya sikap toleransi, maka Indonesia akan tetap bersatu dan tidak terpecah belah karena adanya berbagai perbedaan di Indonesia. Perdamaian tentunya tidak akan tercapai tanpa adanya sikap toleransi dari seluruh pihak. Maka kita mulai dari diri kita sendiri untuk mampu bertoleransi satu sama lain dan cinta damai demi masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun