Mohon tunggu...
Valerianus KopongTupen
Valerianus KopongTupen Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya tinggal di Kota Bumi - Tangerang

Penulis bekerja pada Kemenag Kabupaten Tangerang sebagai penyuluh agama katolik. Selain itu aktif sebagai penulis dan blogger.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Risiko Menjadi Seorang Pewarta

4 April 2020   09:36 Diperbarui: 4 April 2020   09:42 1635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia tahu bahwa warta tentang kebenaran itu jauh lebih penting ketimbang resiko yang sedang dihadapi. Yesus berupaya untuk menegakkan kebenaran Allah melalui pewartaan dan tindakan-Nya. 

Yesus tentu tahu betul bahwa kelompok-kelompok yang selama ini memberikan pemahaman tentang hidup keagamaan, merasa terusik bahkan melemahkan seluruh kegiatan selama ini yang mereka lakukan. Karena itu pelbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan Yesus bahkan melenyapkannya dari muka bumi ini. 

Menjadi seorang utusan Allah berarti bersedia untuk menanggung resiko. Sebagai murid Yesus, kita diajarkan untuk memegang teguh pada kebenaran. 

Mari, teruslah mewartakan kebenaran mulai dari lingkup keluarga, masyarakat dan Gereja serta perlahan menegakkan ajaran cinta kasih. Sekecil apa pun tindakan yang kita lakukan, bisa memberi arti bagi mereka yang ingin berubah. Bertindaklah sebagai nabi dengan memperlihatkan ajaran Yesus di tengah-tengah masyarakat. 

"Seperti suguhan air putih yang  murah dan menyehatkan, demikian juga kita terus memperlihatkan ajaran cinta kasih yang diterima secara cuma-cuma dari Tuhan dan membumikannya dalam kelompok-kelompok kecil agar kehidupan semakin diwarnai oleh cinta kasih."  ***(Valery Kopong) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun