Sulit mengatakan yang satu melebihi yang lain. Sehebat-hebatnya tim juara manapun, tidak semuanya mampu menuntaskan kesempurnaan akhir jika berhadapan dengan pilihan adu pinalti.
Saat drama adu pinalti itu terjadi, justru yang tak pernah diprediksi terbukti. Tendangan Kapten Ngada PSN Bali, Wim Jawasiu mampu ditepis penjaga gawang Ende Xaviola Bentenk. Dan Ende Bali FC akhirnya memastikan tiket final lewat kaki striker gaeknya Ricky Aconk.
Lagapun berakhir penuh haru dan kembali terngiang pesan Facebook Marcel Paga Manager Ende Bali FC, “ Kamu tidak bisa mendukung tim hanya karena pemain, gelar, atau kemenangan. Kamu mendukung sebuah tim karena kamu telah menemukan sebagian dirimu ada disana”
Sepak Bola juga bukan hanya tentang menang dan mengalahkan tim lain. Tapi juga tentang kalah dan tetap berbahagia bersama tim yang menang. Ketika lampu-lampu di Tribun kian terang menyala, semua yang menang dan kalah sama-sama berangkulan. We Are The Champion! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H