Coach Paulus yang turut menukangi Ende FC dalam turnamen Flobamora Cup 2015, menuturkan bila klubnya tidak mengenal pemain inti atau cadangan,
“Prinsip kami, semua pemain itu inti. Penentuan sebelasa pemain, selalu kami lakukan beberapa menit menjelang laga. Semua pemain punya kewajiban yang sama untuk bersiap”
Selain itu, ia selalu menyarankan pada semua anak asuhnya untuk menonton setiap laga yang dimainkan tim lain,
“Sebelum bertanding sudah seharusnya mengetahui pola permainan calon lawan. Ini akan menjadi bahan kami saat latihan” Tuturnya.
Berikut ini kembali kami turunkan profil dua pemain Ende yang kerap terlihat di babak penyisihan lalu. Ketika dimintai pendapat mengenai mereka, Coach Paulus menekankan, jika keduanya memiliki peran dan karakter yang berbeda,
“ Keduanya perpaduan khas antara senior. Sinergi dan junior yang selalu bisa saling mengisi. Sinergi mereka selalu bertaji ”
Ade Rolly, “No Football, No Life”
Ade Rolly sapaanya, kerap membela keseblasan Ende dalam sejumlah turnamen. Dalam klub yang kini diasuh Coach Yan Daulaka dan Paulus ini, ia terhitung pemain senior.
Dibalik postur mungilnya, ia mampu menunjukan kelebihan dalam mengocek bola. Mental bertempurnya teruji, dimana selalu dapat membangkitkan motivasi untuk rekan setimnya.
Petrus Rolly Djoka nama lengkapnya, dilahirkan di Kota Kupang, tanggal 09 Desember 1981. Ade Rolly adalah putra kedua dari dua bersaudara. Ayahnya Antonius Laka, seorang purnawirawan TNI yang bersama Ibundanya Theresia Wake selalu terlihat menemani Wuamesu Ende di GOR Ngurah Rai dalam Turnamen Flobamora Cup 2015
Ade Rolly yang dibesarkan di lingkungan “anak kolong” Sudirman Denpasar ini, mengaku telah mengenal sepak bola sejak kecil,
“ Saya mengenal sepakbola dari para pelatih Akos FC. Saya pernah bergabung bersama klub Akos, Margos FC dan FKPPI Bali ” Tuturnya.
Diceritakan jika dulu, ia pernah ikut dalam seleksi pemain Perseden dan bersama klubnya Akos FC pernah menjuarai Liga Perseden di Denpasar.
Pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap ini, sangat mengidolakan Lionel Messi dan klub Barcelona. “No Football, No Life itu motto saya” Tutupnya.
Ogan “Big Dream, Simple Life”
Saat Ende bertemu Sumba Tengah di babak penyisihan grup Flobamora Cup 2015, klubnya lebih dulu tertinggal 0-1, Minggu (23/8/2015).
Gol Sumba Tengah dicetak Peter pemain bernomor punggung 7 pada menit ke 16 babak pertama, namun berselang 9 menit, striker muda Ende ini mampu menyamai kedudukan menjadi 1-1.
“Itu pengalaman yang sangat berkesan” Kenangnya. Gol yang dicetaknya itu, menjadi pelecut laskar triwarna Ende untuk bangkit dan akhirnya unggul telak 1-4 atas Sumba Tengah.
Yohanes O.C Reda namanya, dalam keseharian ia disapa Ogan. Striker muda yang baru berusia 19 tahun ini adalah putra pertama dari empat bersaudara dari ayah Silvester Reda dan Fransiska Siti asal Ende NTT.
Ogan dilahirkan di Wahau Kalimantan Timur, tanggal 03 Agustus 1994, ia kini tengah menempuh kuliah semester 7 di Universitas Warmadewa Denpasar,
“Di kampung dulu, yang selalu bisa kami mainkan bersama itu sepak bola. Ini sangat berbeda dengan anak-anak sekarang yang lebih mengenal game online” Ungkanya.
Pemuda yang sangat mengidolakan pemain Real Madrid Karim Benzema ini, menuturkan jika dirinya kerap bermain di klub liga tarkam (antar kampung),
“ Dulu di kampung, saya tergabung dalam klub Lipoli. Saat SMU, saya ikut seleksi Adikara FC. Klub kebanggaan SMU saya, Syuradikara Ende”.
Ogan yang memiliki motto “Big Dream, Simple Life”, kini menetap di jalan Akasia XVIA, gang 10x Denpasar (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H