Mohon tunggu...
Valerian Itu Faris
Valerian Itu Faris Mohon Tunggu... Advokat & Konsultan Hukum -

Jangan Tunda. Lakukan Sekarang !

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kami Main Bola, Bukan Main Mata

30 September 2015   05:19 Diperbarui: 30 September 2015   15:58 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Bagi mayoritas orang, menjadi juara dalam turnamen adalah segalanya. Sementara kita tahu bahwa hanya akan tersisa satu klub juara. Untuk apa harus berjibaku setiap pekan, dan berlatih sepanjang minggu, jika hasil akhirnya hanya akan tersisa satu klub yang Juara?

Bagi keseblasan Ende, kemenangan itu penting tapi bukan utama. Untuk meraih kemenangan harus diperjuangkan dan setiap perjuangan ada harganya. Harga diri juga ada di dalamnya.

Sepakbola bagi klub ini juga mewakili martabat dan kehormatannya. Persis seperti celetukan jenaka Ketum Wuamesu Ende Marcel Paga dalam sebuah kesempatan, menjelang laga Ende versus Rote di babak penyisihan “ Kami main bola, bukan main mata”.

Ucapan yang tepat untuk menegaskan positioning tim ini, persis ditengah spekulasi adanya upaya “main mata”, agar kedua tim langsung lolos ke babak 8 besar.

Martabat dan kehormatan itu hanya bisa diraih jika bermain dengan hati, menghargai aturan serta menjunjung tinggi sportifitas. Untuk mendapatkannya, apa mesti harus juara dan membawa pulang Piala? Tidak.

Pentas Bola Flobamora itu dibangun untuk mempersatukan, untuk merekatkan, untuk juga menjaga rasa cinta sesama kaum diaspora. Jika Piala pada akhirnya direbut itu keniscayaan sejarah, tanpa harus mengorbankan inti harapan Flobamora Cup 2015.

Wuamesu ENDE menjadi juara Grup B dan bersama rival satu grup Ofalangga ROTE merengkuh tiket pertama, lolos babak 8 besar turnamen sepak bola Flobamora Cup, Kamis (24/9).

Sebelum turnamen ini dilangsungkan, sejumlah punggawa Ende, secara terbuka menyampaikan, jika target klub ini adalah peran serta aktif. Tanpa obsesi muluk bawa pulang Piala.

Mampu aktif berperan serta hingga akhir laga, menggelorakan kebersamaan lewat pesta olahraga 3 tahunan warga Bali turunan NTT itu gool akhirnya. Ketum Wuamesu Ende Lio Bali Marcel Paga mengungkapkan jika upaya ini bukan tanpa kendala.

“ Kami sempat mempertimbangkan untuk urung mengikuti turnamen ini karena ingin fokus siapkan event Kelimutu Cup III. Setelah kembali dirembukan dengan pertimbangan peran serta aktif, kamipun mendaftar ”. Jelas Marcel.

Dalam turnamen ini, Ende mengutus duta-dutanya berlaga di 2 cabang olahraga yakni Volli Putri dan Sepakbola. Alhasil, Srikandi Volli Ende berhasil melaju ke final dan meraih juara pertama.

Telatnya persiapan tim Sepakbola menjadikan tim yang selalu berjaya di era 1990-an ini realistis. Namun tidak menjadikan Ende berleha-leha. Sesi latihan demi latihan, serta uji tanding menjelang laga terus dihelat.

Motor utama keseblasan Ende, ada ditangan pelatih Yan Daulaka. Coach Yan yang memiliki banyak pengalaman di dunia sepak bola mulai meramu tim ini dari nol,

“ Meski materi tim terbatas, namun semangat anak-anak untuk berlatih harus saya acungkan jempol. Sepak bola itu tim, jadi kesolidan tim dan latihan tanpa henti menjadi bekal bagi mereka saat bertanding” Beber Yan.

Berbekal jaringannya yang luas di dunia sepak bola, Coach Yan dibantu Paulus seiring waktu mulai meramu tim Ende menjadi tim yang layak diperhitungkan. Tidak itu saja, Wolfgan Pikal bekas asisten Timnas PSSI membantu memotivasi pemain, serta memberi teknik dasar sepak bola modern.

Wolfgan Pikal sebagaimana yang dituturkan Yan, memberikan banyak nasehat pada anak-anak. Pikal berpesan agar peluang mereka untuk mendapatkan klub terbuka lebar, asalkan disiplin waktu, jauhi merokok, miras, kerja keras, serta bermain sepak bola pakai hati.

"Beliau (Pikal,red) berharap agar dari ajang Piala Flobamora akan muncul bibit bibit pesepak bola muda tanah air" Ungkap Coach Yan.

Kehadiran Pikal menurut Yan, tidak untuk membantu Ende agar bisa menjadi juara Piala Flobamora, tapi memberikan dasar dan pemahaman sepak bola modern.

“ Di turnamen Piala Flobamora jangan semata mengejar juara, tapi Ende harus menunjukan skema permainan sepak bola modern yang benar, agar dapat menjadi cermin bagi tim lain”

Selain Pikal dukungan untuk anak-anak ENDE datang dari Oktovianus Maniani dan Patrich Wanggai. Dua bekas punggawa Timnas U23 PSSI ini, langsung mengirimkan pesan videonya untuk mensokong moril pemain Ende.

Tak diduga, klub yang bermain tanpa target ini, justru menjadi tim pertama yang lolos ke partai delapan besar Turnamen Sepak Bola Flobamora Cup 2015. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun