Kemenangan dramatis kesebelasan Belu atas Ngada dalam lanjutan babak penyisihan grup C Piala Flobamora ke 7 (Flobamora Cup) menyisahkan banyak pelajaran berharga bagi PSN Ngada Bali. Anak-anak asuh Bonne Resa harus mengakui keunggulan Belu dalam pertarungan tempo tinggi di GOR Ngurah Rai Bali, Minggu (23/8).
Walau lebih diunggulkan, dewi fortuna justru lebih berpihak pada Belu. Gol semata wayang Bungsu pemain Belu bernomor punggung 10 mengubur impian Ngada untuk memimpin puncak klasemen sementara Grup C.
Buah kekalahan Ngada ini, tidak saja membuka ruang bagi Belu memimpin tangga klasemen grup C, namun meng-hotmix jalan yang lebih lapang bagi anak asuh Hilarius Mali menuju partai 8 besar. Statistik Belu membukukan 2 kali kemenangan, 6 point kini dikantongi mereka.
Manager PSN Bali Bonne Resa mengakui jika kemenangan Belu atas timnya tidak lepas dari kekurangan pemain kunci Ngada. ” Kami unggul penguasaan bola, namun akibat absennya “singa tua” Piter Sego, Geldis, serta Carlos Sae yang hanya bermain 8 menit menjadi kerumitan tersendiri. Carlos memang diganti karena sakit. Sementara Osmar, pelatih teknik masih pulang kampung karena kedukaan ” Ujarnya.
Pria bertubuh bongsor ini menyatakan kesalutannya untuk laskar Belu. “ Mereka bermain ngotot dalam ritme yang tinggi. Jujur, kedua tim telah tampil sangat memukau dan menghibur. Sayapun bersyukur, bisa memenuhi janji bila suporter PSN Bali tidak membuat ulah yang aneh-aneh. Kami PSN Bali memang menyiapkan tenaga keamanan internal demi kelancaran ajang Flobamora Cup ini” Pungkas Bone Ressa.
Merespon kekalahan Ngada, Fritz Reo Ketum Ikatan Keluarga Ngada (Ikada) Bali pun buka suara. Dalam akun facebook pribadinya, Fritz mengungkapkan bila laga tarung Ngada versus Belu, memiliki sisi historis yang unik.
“ Menelaah kembali kekalahan PSN Ngada Bali versus Belu membangkitkan hasrat saya untuk meng update info rekam jejak pertemuan kedua tim dalam laga-laga turnamen penting di NTT ”
Lewat sumber yang terpercaya, menurutnya pertemuan PSN Ngada versus Belu pernah terjadi dalam laga El Tari Memorial Cup di Atambua (Belu). Kejadian saat itu hampir mirip yang dialami PSN Ngada Bali saat ini, dimana PSN Ngada sempat kalah dari Belu dengan skor 1-0.
Namun hal luar biasa justru terjadi dalam laga Final yang kembali mempertemukan 2 tim. Hasilnya PSN Ngada mencukur Belu lewat kemenangan telak 4-0. PSN Ngada akhirnya meraih trophy juara Eltari Memorial Cup.
“ Kita belum bisa menebak, bola itu bundar, segala sesuatu bisa saja terjadi, sama seperti yang terjadi pada masa lalu (Eltari Cup). Tapi bisa juga berbanding terbalik” Ujar mantan Sekum Ikada Bali ini.
Ditambahkan hanya dengan berbenah, dibarengi kerja keras dari pemain, pelatih, manager serta dukungan penuh suporter, serta campur tangan Yang Maha Kuasa, kita yakin PSN Ngada Bali akan menang dalam pertandingan selanjutnya.
“Kemenangan Belu atas Ngada bukanlah akhir segalanya. Kami banyak memetik pelajaran berharga dari kekalahan tersebut dan akan kembali bangkit pada 2 laga berikutnya ” Pungkas Fritz optimis.
PSN Ngada Bali masih menyisahkan 2 laga tarung lainnya, yang jika tidak dimaksimalkan akan mengkandaskan tim favorit juara ini menuju 8 besar. Dalam pertandingan berikutnya, PSN Bali akan bertemu Maumere, Minggu (13/9). Sementara Belu akan menghadapi Lamaholot, Minggu (6/9).
Saat ini persaingan grup C (Belu, Ngada, Lamaholot, Paperti dan Maumere) semakin ketat. Statistik Grup C, Belu 2 kali tanding, 2 kali unggul (6 point); Ngada 2 kali tanding, 1 kali menang, 1 kali kalah (3 point); Lamaholot 1 kali tanding, 1 kali menang (3 point); sementara Paperti dan Maumere belum membukukan point sama sekali. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H