Jika dicermati dengan arif, catatan kritis Oktovianus Pogau diatas, merupakan ekspresi jujur, terbuka, apa adanya yang mesti dipandang lewat sudut pandang positif. Menurut saya, yang membuatnya kesal, marah dan jengkel, justru pada pola kerja dan tidak jelasnya hasil kerja dalam rangka penuntasan segala kasus yang pernah terjadi di Tanah Papua.
Kritiknya langsung mengarah pada tindakan pasca Insiden Kurubaga, dimana mulai bermunculan tim-tim yang dibentuk dengan maksud untuk mengungkap tuntas kasus ini. Bagaimana dengan hasil kerja tim-tim yang pernah dibentuk sebelumnya, untuk kasus yang berbeda di tanah Papua?”
Ikwalnya bukan pada statement berbunga “kehendak baik”, namun pengalaman tidak pernah jelasnya hasil akhir, serta penghukuman atas para pelaku dalam perspektif keadilan dan penegakan hukum. Harapan saya, mudah-mudahan kekesalan Oktovianus Pogau di atas, menjadi cambuk untuk laku kesungguhan bekerja. Jika tidak, mau jadi apa Republik ini? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H