sumber foto: www.kereta-api.co.id
Semenjak Ignasius Jonan memimpin PT Kereta Api Indonesia (KAI), banyak terobosan dan perubahan besar yang di alami KAI. Jonan yang saat ini berusia 51 tahun dilahirkan di Singapura 21 Juni 1963. Anda tentu tak mengira, jika tanggal dan bulan kelahirannya justru mirip dengan Presiden RI terpilih Joko Widodo.
Namun, Jonan terlihat lebih beruntung. Ia datang dari latar keluarga mapan, yang menjadikannya bisa bersekolah di perguruan tinggi kenamaan Indonesia dan dunia. Menamatkan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, mengenyam pendidikan International Relations and Affairs, Fletcher Acool of Law and Diplomacy, Amerika Serikat. Selain itu ia pernah mengenyam pendidikan di Harvard Law School, Amerika Serikat dan Columbia University.
Pada tahun 2001 hingga 2006 putra sulung dari lima bersaudara ini, menjadi Direktur Utama PT (Persero) Bahana Pembiayaan Usaha Indonesia (BPUI). Lalu menjadi Direktur Citi Group selama 2 tahun. Jonan kemudian terpilih menjadi Direktur Utama PT KAI dari tahun 2009 hingga sekarang. Saat ini merupakan jabatan di PT KAI untuk periode keduanya, setelah Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali mempercayainya.
Dalam 5 tahun kepemimpinannya Kereta Api Indonesia benar-benar mengalami transformasi. Jika kita ibaratkan Jokowi itu tetes hujan pertama setelah kemarau panjang kepemimpinan republik, maka istilah apa yang tepat untuk menyebut figur yang satu ini? Bangsa ini sudah sepatutnya bersyukur, bila stok kepemimpinan orang baik masih banyak. Cuma selama ini mereka bergerak dan bekerja dalam diam.
Ketika hari-hari ini publik ramai membicarakan Kabinet Jokowi dan nama Jonan turut ada dalam usulan, ia malah tak menggubrisnya. Sebetulnya, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok telah jauh hari mempromosikan Jonan untuk menjadi menteri, tepatnya sebelum Jokowi resmi maju menjadi Capres RI. Bagi Ahok, Jonan sangat layak untuk menduduki posisi ini.
Mempelajari sepak terjangnya, mengingatkan kita pada ucapan Jokowi soal kriteria calon menteri dalam kabinetnya nanti. Menurutnya seorang menteri yang akan bekerja bersamanya, mesti memiliki kepemimpinan yang kuat, memiliki kompetensi, mempunyai kemampuan manajerial yang baik, serta bersih dari korupsi.
Jokowi tentu saja memiliki alasan mendasar, selain memang tanggung jawab besar sedang ada di pundaknya saat ini. Bagi saya, Jonan layak menjadi Menteri Perhubungan dalam Kabinet baru nanti. Namun apakah beliau akhirnya yang dipilih? Itu hak prerogatif Presiden terpilih Jokowi untuk memilihnya (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H