Â
      Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri. Â
  kira-kira begitulah kata Mohammad Yamin, seorang tokoh pergerakan nasional yang berperan penting dapat penyusunan dasar negara dan konsitusi Indonesia. Begitulah bagaimana semangat dan cita-cita pahlawan negara yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia tentang persatuan Indonesia. Di tengah negara yang penuh dengan keberagaman ini, masih ada semangat persatuan untuk mencapai negara yang bersatu dan berjaya. Akan tetapi, bagaimana cara untuk mewujudkan impian tersebut, dan apa kata sejarah soal persatuan Indonesia?
      Sejak zaman dahulu, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman dan perbedaan. Dari masa sebelum kemerdekaan telah terjadi banyak titik-titik sejarah dimana persatuan itu diperjuangkan, dari kebangkitan nasional tahun 1908, persatuan sumpah pemuda di 1928, hingga puncaknya pada 1945 di proklamsi kemerdekaan. Tak bisa disangkal, persatuanlah yang dapat membawa Indonesia melewati masa berat penjahan hingga akhirnya merdeka sampai di titik ini. Namun, berdasarkan catatan sejarah, perjuangan Indonesia ternyata tidak sampai kemerdekaan saja, banyak masalah menyangkut perpecahan Indonesia bahkan setelah kemerdekaan.
      Tentunya, segala macam bentuk perpecahan di Indonesia harus dihindari sebab itulah salah satu faktor terbesar hancurnya bangsa. Maka dari itu, terlebih dahulu kita perlu memahami konsep persatuan atau integrasi. Definisi integrasi dapat dilihat dari 2 sisi, secara politis, integrasi berarti penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya menjadi suatu identitas nasional. Secara antropologis, integrasi berarti penyesuain unsur-unsur kebudayaan yang beranekaragam.
      Dari kedua definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa integrasi dalam lingkup negara atau integrasi nasional berarti bentuk persatuan kesatuan antara beragam kelompok sosial dalam negara yang bertujuan untuk mewujudkan keserasian dalam berbangsa bernegara. Integrasi dalam bangsa dapat terjadi dalam berbagai aspek misalnya ras, etnis, budaya, agama, mata pencaharian, kesenian, dan lain-lain. Hakikat integrasi nasional sangat penting sebab itu fondasi awal untuk membangun bangsa yang berkembang dan maju, terlebih lagi pentingnya hal ini di Indonesia sebab Indonesia merupakan negara yang penuh dengan keberagaman sehingga perlu ada pemahaman yang dapat menyatukan Indonesia, dan pemahaman/ideologi yang menyatukan Indonesia adalah Pancasila. Ditambah lagi, para pahlawan kita telah menggapai persatuan dengan begitu keras, berkat rasa senasib sepenanggungan, rasa cinta tanah air dan rasa ingin bersatu.
       Bertolak belakang dengan hal yang akan kita bahas, yaitu permasalahan terhadap terwujudnya integrasi nasional yaitu disintegrasi bangsa. Disintegrasi bangsa berarti segala macam tindakan yang mengancam/bertujuan untuk memecah bangsa dari persatuan. Mungkin kita mengira, persatuan Indonesia telah tercapai saat kemerdekaan dicapai dimana penjajah telah angkat kaki dari bangsa Indonesia. Namun, perjuangan meraih persatuan bangsa Indonesia tidak berhenti sampai disitu.
      Ternyata masih banyak masalah yang mengacam persatuan Indonesia bahkan setelah kemerdekaan (disintegrasi nasional) berupa pemberontakan kelompok-kelompok tertentu yang ingin memecah Indonesia atas dasar kepentingan masing-masing kelompok/individu. Gerakan-gerakan yang mengacu pada disintegrasi nasional ini disebut dengan gerakan separatisme dan hal ini marak terjadi setelah masa kemerdekan Indonesia. Sebagai bangsa yang baru diakui kedaulatannya, Indonesia harus menghadapi berbagai pemberontakan dari kelompok yang mendapat dukungan dari pihak Belanda, atau mereka yang takut kehilangan haknya jika Belanda meninggalkan Indonesia. Secara umum, pemberontakan di awal kemerdekaan dipicu oleh beberapa hal antara lain, keinginan untuk mendirikan negara sendiri yang lepas dari Indonesia, mempertahankan bentuk negara federal, dan penolakan regulasi dalam kemiliteran terutama pada tentara bekas pasukan Belanda.
       Contoh dari pemberontakan yang terjadi terkait disintegrasi nasional adalah pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia pada 1949. Pemberontakan ini terjadi di berbagai daerah antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. Perang ini didasarkan akibat ketidakpuasan sebagian pihak terhadap kemerdekan Indonesia dan keputusan pemimpin bangsa sehingga mereka bertujuan untuk mendirikan negara sendiri yaitu negara Islam Indonesia.
       Pemberontakan lainnya yang sangat besar gempurannya yaitu pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pemberontakan ini terjadi di Madiun, Jawa Timur dan bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi negara yang menerapkan sistem komunis. Tentunya hal ini tidak sesuai dengan bangsa kita dan dasar-dasar negara kita. Pemberontakan ini menyisakan pembantaian banyak sekali jiwa dan pemberantasannya dikenal dalam peristiwa G30S/PKI.
       Tentunya masih ada lagi gerakan separatis di awal kemerdekaan seperti APRA, Andi Azis, RMS, dan PRRI. Pemberontakan-pemberontakan tersebut tentunya berhasil diselesaikan baik dengan cara damai ataupun militer. Namun pasti pemberontakan tersebut menjadi hal yang buruk dan meninggalkan luka apalagi ancamannya terhadap persatuan bangsa. Harusnya, persatuan Indonesia kita perjuangkan dan pertahankan sebab para pahlawan kita telah mengusahakannya hingga titik darah penghabisan dan haruslah kita pertahankan persatuan ini demi negara Indonesia kita tercinta.
       Berbagai macam ancaman sebenarnya dapat terjadi di dunia sekarang terhadap persatuan bangsa apalagi dengan dibantu dengan teknologi di mana informasi berpindah sangat cepat. Walau mungkin kondisi era sekarang telah lebih aman, kita tetap harus mewaspadai ancaman disintegrasi dan tetap beraksi dalam mempertahankan persatuan/integrasi nasional di Indonesia. Untuk mencapai integrasi yang baik dan menghindari disintegrasi, kita perlu untuk menghargai kemajemukan, menghindari paham etnosentrisme atau sikap yang menganggap dirinya paling baik, dan perlu menjunjung tinggi nilai dan norma yang ada.
       Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman disintegrasi nasional untuk pemerintah adalah seperti melaksanakan pemerataan pembangunan, penyuluhan pentingnya persatuan dan pancasila, serta menerapkan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan masyarakat (tidak hanya menguntungkan piahk tertentu). Untuk masyarakat, mereka dapat menyebarkan informasi positif tentang persatuan, bukan malah mengenai perpecahan saja, lalu mereka juga dapat melaksanakan aktivitas bersama dengan berbagai kelompok masyarakat tanpa membeda-bedakan (toleransi). Yang terakhir yaitu sebagai pelajar, kita dapat menyuarakan pentingnya persatuan serta jasa pahlawan kita, kita harus bertoleransi dan tidak membeda-bedakan, mengikuti kegiatan sosial, berperan aktif dalam organisasi sekolah misalnya menyuarakan pentingnya persatuan melaui organisasi OSIS, dan mengembangkan sikap nasionalisme dalam diri kita sendiri.
        Sebagai kesimpulan, integrasi nasional merupakan suatu pencapaian besar yang dicapai Indonesia berkat keringat dan kerja keras para pendahulu kita. Segala macam ancaman terhadap persatuan yang dapat menimbulkan perpecahan yaitu disentegrasi bangsa, harus diwaspadai dan dilawan. Zaman dahulu kita mengusir penjajah dari bangsa kita, namun sekarang merupakan tanggung jawab kita untuk mengusahakan dan mempertahankan persatuan bangsa kita tercinta Indonesia. Izinkan saya mengakhiri tulisan ini dengan kutipan dari presiden dan pahlawan kita Insinyur Soekarno,Â
    Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H