Melalui metode edutainment tersebut, mahasiswa terpacu berpikir kreatif, kolaboratif dan integratif. Tidak hanya pengetahuan yang didapat, namun juga banyak aspek yang saling terkait. Mereka memikirkan kreativitas pengemasan agar pesan edukatif dapat diterima audiens. Proses penerimaan dan pemahaman informasi oleh audiens melibatkan banyak faktor yang dimiliki suatu media, antara lain daya tarik, tingkat pemahaman serta tingkat kepercayaan.
Daya tarik dibuat melalui setting lokasi, pakaian, gestur dan cara komunikasi dari pemberi materi, serta teknik audio visual dari pengambilan dan editing gambar. Mahasiswa pun juga belajar menyusun naskah sebelum talk show dan memilih bahasa yang mudah dipahami.
Jika mengingat kembali isu disrupsi yang sedang berkembang, edutainment menjadi metode pembelajaran yang menjanjikan. Edutainment memberikan ruang yang cukup untuk  mengekspresikan dan mengelola ide milenial dengan tetap berada dalam koridor akademik.  Perkembangan lapangan kerja di dunia kreatif telah menjadi magnet bagi millenial. Pengalaman dalam edutainment membekali peserta didik lebih dini dalam memasuki dunia kerja kreatif.
Hal ini terbukti dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 65 peserta didik, 97% menyatakan pembuatan video edukasi kosmetik membantu meningkatkan pemahaman materi dan memberikan ruang untuk berkreasi dan berinovasi. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan ialah penyesuaian durasi video lebih singkat dan padat agar lebih mudah dipahami.
Referensi:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/edutainment
https://digitalreport.wearesocial.com/Â
https://www.youtube.com/channel/UC5C1fTJIzTZ6-4Uoc1oLmaA?view_as=subscriber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H