Mohon tunggu...
Valeria Berliyani
Valeria Berliyani Mohon Tunggu... -

Ibu Bekerja sedang membangun bisnis yang bisa dilakukan dari rumah. Suka membaca, membuat kue, dan bernyanyi. Saat ini sedang belajar internet marketing.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenapa Pawai Bermotor Dipakai sebagai Cara Kampanye?

6 April 2014   20:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:00 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman saya masih ingusan, hanya sebagai penonton pawai kampanye sampai sekarang th 2014 setelah sekian kali menjadi penyoblos cara ini masih saja dipakai oleh banyak partai-partai. Dari partainya cuma 3 sampai puluhan jumlahnya, semua memakai cara-cara ini. Artinya masih dianggap effektif untuk menggiring masa menghimpun simpatisan.

Pemborosan bahan bakar, pencemaran udara, pemborosan uang kampanye, mengabaikan keselamatan , berpanas-panas mengabaikan kesehatan ???? ehhhh nanti dulu..... prespektifnya mesti bukan kita yang katanya sebagai interlektual dan kelas ekonomi menengah atas yang sadar kalo pilihan kita ga kan dipengaruhi cara itu, coba dilihat dari prespektif yang berbeda.

Ada 2 hal: Sumber Daya dan Sifat Manusia.

1. Sumber daya :

Jangan lupa.... lebih dari 1/2 penduduk Indonesia adalah tingkatan intelektual dan ekonominya adalah kelas dibawah menengah sampai ke bawah. Dan….. sekarang ini, rata-rata kelas ekonomi ini mempunyai motor sebagai sarana transportasi paling popular yang bisa dimiliki siapapun dimanapun. Coba lihat di Jakarta, Jogja, Surabaya, Cilegon, Serang…. Dan mungkin kota-kota lain, motor menyemut dimana-mana. Jadi 1 strategi dapat 2 keuntungan ya pasarnya luas sekali untuk promosi partai ya alat kampanyenya dapat juga.

2. Sifat Manusia:

Loh ada apa dengan sifat manusia ?? Menurut Motivator Marketing ulung Tung Desem Waringin, manusia itu menyukai nikmat dan menghindar sengsara. Saat melakukan sesuatu seseorang menimbang, lebih banyak sengsara atau lebih banyak untungnya. Kalo lebih banyak untung, dengan sedikit kesenggaraan kenapa tidak. Saya sangat setuju dengan ini. Satu sifat manusia yang lain adalah, jarang sekali suka dengan peraturan (yaiyalah). Aturan dianggap penghambat, menyusah hidup.

Nah kombinasi sifat ini terciptalah ide Pawai bermotor…. Memfasilitasi 2 sifat manusia. Ga percaya… Lohhhh kan rugi ongkos bensin donk. Mana rugi lah choiii… lihat sifat manusia pertama, menyukai nikmat menghindar sengsara. Nah kampanye ini kenikmatan lebih besar loh dari pada ongkos bensin. Coba lihat gaya bermotor peserta kampanye ugal-galan abis choiii….. merasa jalan milik pribadi zigzag senyamannya… jadi udah pasti pengorbanan uang bensi dan berpanas2 melebih sengsara. Sengsara mengeluarkan uang bensin yang maximal 16rb kalo beli ngecer di pinggir jalan untuk paling ngabisin 2 liter aja tidak ada apa-apanya dibandingkan nikmat kampanye. Hubungan sama sifat yang kedua apa ? Nah ya itu ugal-ugalan……, kapan lagi dijalan ga pakai helm, gocengan ber-3, melikuk-liuk, menguasai jalan dah gitu dikawal polisi lagi…. Melanggar aturan tanpa takut ditilang…wow Nikmat banget…. Cuma di kampanye yang bisa begini.

Jadi kombinasi antara sumber daya dan sifat manusia, partai dapat apa ??? Apakah Cuma massa dan alat kampanye ? Tidak Cuma disitu ternyata… tapi juga support dana kampanye gratis. Gratis ??? iya sumbangan bensin dari pemotor, terhitung pula sumbangan spanduk, kaos, konsumsi dari calegnya……. Lumayan hemat dana kampanye ya…

Kalau ditanya sampai kapan cara berkampanye bermotor ini akan hilang…. Wah susah menjawab ya…. Selama Indonesia masih masuk kategori Negara berkembang kayaknya gakan hilang deh cara kampanye ini. Dan pergantian dari Negara berkembang menjadi Negara ½ maju, ¾ maju, atau Negara maju masih jauh. Jaman saya kenal pelajaran IPS ya kira-kira 28tahun yang lalu….. Indonesia masih masuk kategori Negara sedang berkembang sudah cukup lama dan baru masuk menjadi negara berkembang yang 11-12 aja.

Apakah cara  kampanye bermotor cuma berlaku di Indonesia sajah…. Ternyata tidak. Berikut foto-foto kampanye dari Negara-negara yang sedang berkembang atau Negara berkembang (sekali lagi 11-12 ya)

Foto2 ini saya ambil dari google dengan kata kunci election campaign with motorcycle.

Jadi tim sukses Partai bukan orang-orang bodoh yang tidak menimbang cara-cara berkampanye… pasti sudah distrategi-strategi seperti ini sudah dipikirkan… dan terbukti effektif.

[caption id="attachment_330319" align="alignnone" width="640" caption="Kampanye Cambodia"][/caption]

[caption id="attachment_330320" align="alignnone" width="650" caption="foto diambil dari http://metrography.photoshelter.com/image/I0000WItZ5zjR3f8"]

13967665931365246741
13967665931365246741
[/caption]

[caption id="attachment_330321" align="alignnone" width="470" caption="Kampanye India foto diambil http://www.hindustantimes.com/photos-news/photos-india/march23indiainpics/Article4-676716.aspx"]

1396766763137107515
1396766763137107515
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun