Mohon tunggu...
valentyno damya
valentyno damya Mohon Tunggu... Mahasiswa - valen

nothing is impossible

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ibu Sumiati

3 Juni 2022   00:45 Diperbarui: 3 Juni 2022   00:46 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada kesempatan kali ini aku akan ngebahas salah satu orang yang tidak mampu. Salah satu orang yang berada di sudut kabupaten malang dikediaman ibu dan ayahku dulu. Tepatnya di sumbermajing wetan malang. Ibu ini sering dikenal dengan nama Sumitai yang dimana ia tinggal hanya sebatang kara disini. 

Saya sedikit ada kesulitan berbicara dengan beliau karena sudah cukup tua dan kurang bisa berbahasa Indonesia yang saya notabennya berbahasa Indonesia setiap hari baik itu dirumah maupun diluar rumah. Beruntungnya saya ada kesempatan langsung berbincang sedikit dengan beliau walupun hanya sebentar. Perbincangan berjalan terus hingga membuka pikiran masing masing orang untuk tidak menyerah di situasi dan kondisi apapun

Obrolan ini ketika saya berlibur kuliah kerumah beliau dan kebetulan perjalanan berjalan lancar memakan waktu dua jam karena ada sedikit macet perjalanan. 

Dikediamannya cukup dibilang kurang nyaman karena tidak ada ubin hanya beralaskan sandal ketika masuk kedalamnya dan tidak ada tembok hanya berdindingkan bamboo yang di rajut kondisi di malang selatan sangat dingin membuat udara tidak cukup baik untuk kesehatan orang tau yang cukup rentan terkena penyakit.

Ibu sumiati hidup sendiri karena suami yang telah meninggal dunia beberapa tahun lalu dan tidak dikaruniai anak. Beliau banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri hanya bermodal kan hamparan tanah dan tidak ada orang yang membantunya. 

Diumur yang sekarang beliau hanya bisa mencari kayu bakar untuk memasak nasi dengan kompor khas jaman dahulu. Uang yang ia dapat tidak seberapa hanya bisa membantu ia makan sehari hari dan beliau harus mencari lagi untuk makan esok. 

Tak jarang beliau membeli dan memasak akan tetapi masi di konsumsi esok hari. Walaupun beliau cukup sulit dalam perekonomian akan tetapi untuk hidup kedepannya ia tidak patah semangat dan terus mencari walaupun usia nya sudah meninjak kepala tujuh akan tetapi masih semangat,

Walaupun kesana dan melihat kondisi yang begitu perihatin akan tetapi beliau tetap bersiasat baik untuk menjamu tamu dengan menyuguhkan teh hangat manis buatan tangannya sendiri. Wawancara cara terus berlanjut dan saya membahas aktivitas sehari hari beliau selain mencari kayu bayar dan mengambil beberapa kopi di tanahnya untuk dijual. 

Beliau menyampaikan bersih bersih rumah sendiri dan merangkap semua jabatan sebagai istri dan suami yang bisa menghidupi dirinya sendiri. Tak jarang ia sangat kewalahan mengurusi hasil kopi yang mendadak hujan dan ia harus keburu untuk membangkitnya dan harus menunggu beberapa hari lagi agar kopi segera kering. Kondisi cuaca yang menjadi masalah dan harga yang tidak stabil yang mengganggu perekonomian ibu sumati.

Kondisi kesehatan ibu sumiati yang terlihat tidak sehat lagi karena sewaktu ketika ia pernah jatuh di kamar mandi tampak kakinya lembam memar. Lagi dan lagi bukan itu alasan ibu sumiati untuk tetap hidup dan bertahan hidup karena tidak ada kata menyerah untuk ibu sumiati. Kondisi baju yang tidak layak pakai tapi tetap dengan baik menjaga aurat dari ibu sumiati.

Dengan adanya siasat baik dari tetangga yang memberika makanan dan sembako yang buat hidup dari ibu sumiati terbantu kehidupannya. Makanan yang diberi juga tidak jarang ibu sumiati dapat. Waktu menunjukkan pukul lima yang harus memukul mundur saya kembali kediaman saya karena matahari ingin tenggelam.

Untuk penerangan dirumah ibu sumiati juga kurang hanya bermodalkan lilin dan obor karena ibu sumiati tidak ada listrik yang masuk kerumahnya karena ia tidak sanggup untuk membayar listrik sehari hari. Dengan penerangan yang kurang ibu sumiati tak jarang sangat sulit beraktifitas malam.

Dengan aku datang dan berkunjung kekediaman ibu sumiati kita sebagai manusia yang diberi rezeki lebih dan kesehatan yang cukup tidak ada alasan untuk pantang menyerah menyambung hidup.

Jangan menyerah untuk hidup walaupun rezeki tuhan yang atur akan tetapi harus tetap berjuang demi kehidupan apapun. Keep fighting untuk hidup yang lebih baik. Semoga pembaca dapat menjadi bahan renungan dan semngat untuk menjalankan hidup yang lebih baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun