Jika berbicara mengenai film, tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan aktivitas menonton film layar lebar di bioskop. Hampir semua dari kita bisa dikatakan pernah menonton film layar lebar di bioskop, bahkan bisa dikatakan menonton film layar lebar di bioskop merupakan hiburan wajib setiap minggu bagi beberapa orang yang hobi atau maniak terhadap film layar lebar. Tujuan menonton film layar lebar di bioskop pun beragam, ada yang menonton bioskop karena suka dengan filmnya, suka dengan pemerannya, memang hobi nonton filom, bahkan ada orang yang menonton film layar lebar karena ingin melihat beberapa adegan dalam film yang menurutnya menarik. Umumnya bioskop terletak di dalam mal, namun sayangnya di masa pandemi ini banyak bioskop yang tutup karena diberlakukannya pembatasan sosial.
      Imbas dari banyaknya bioskop yang tutup ini adalah pada saat ini banyak sekali bermunculan aplikasi streaming film yang sedang booming, salah satunya dan menurut saya yang paling booming adalah Netflix. Tentunya tidak sedikit juga dari kita yang sudah menonton film dan berlangganan di Netflix. Sedikit penjelasan bagi teman-teman pembaca yang asing dengan Netflix, Netflix didirikan pada tahun 1997 dan menjadi pelopor layanan streaming film online. Netflix merupakan layanan yang memungkinkan kita untuk menonton film baik film layar lebar maupun serial televisi dengan berbagai macam genre. Netflix dapat diakses dimana saja, kapan saja, dan lewat berbagai macam medium elektronik  seperti telfon pintar, TV pintar, komputer, dan laptop. Adapun syarat mutlak yang diperlukan untuk mengakses Netflix selain berlangganan adalah kita harus memiliki jaringan internet yang stabil dan persediaan kuota internet yang cukup. Meskipun layanan streaming film pada saat ini sudah sangat menjamur, namun nyatanya Netflix masih menjadi layanan streaming film dengan pengguna terbanyak. Hal itu tidak terlepas dari koleksi film Netflix yang sangat banyak dan bisa dikatakan Netflix memiliki pilihan film yang lebih lengkap daripada kompetitornya.
Lalu, apakah ada hubungannya antara Netflix dengan konsep Circuit of Culture yang dikemukakan oleh Stuart Hall?. terdapat 5 konsep yang saling berhubungan satu sama lain dalam Circuit of Culture, antara lain yaitu representasi, identitas, produksi, konsumsi, dan regulasi. Kelima elemen tersebut saling terkait sehingga membentuk kerangka kerja untuk mempertimbangkan makna budaya komoditas secara holistik. (Leve, 2012). Adapun konsep yang paling relevan antara Netflix dengan Circuit of Culture adalah konsep konsumsi. Mengapa demikian? Sebelumnya, terdapat tiga pertanyaan dasar dalam konsep konsumsi Circuit of Culture yang harus bisa dijawab. Adapun pertanyaan tersebut antara lain adalah, (1) Apakah itu sesuatu yang kamu beli? Berapa biayanya?, (2) Bagaimana, di mana, dengan siapa, dan mengapa mengkonsumsinya?, (3) Apakah diiklankan atau dipasarkan?.
- Apakah Netflix dibeli?
Seperti yang sudah kita ketahui, Netflix merupakan layanan streaming film berbayar. Hal itu ditandai dengan kita harus berlangganan terlebih dahulu baru dapat mengakses Netflix.
- Bagaimana, di mana, dengan siapa, dan mengapa mengkonsumsi Netflix?
Maksud konsumsi disini tentunya adalah menonton atau menggunakan Netflix, adapun cara penggunaan Netflix cukup mudah, jika kita sudah memiliki akun maka kita tinggal login dan bisa langsung menikmati Netflix. Kemudian, karena Netflix sifatnya fleksibel atau dapat kita akses dimana saja, maka kita juga dapat dengan bebas memilih dengan siapa kita mengakses Netflix tersebut. Adapun banyak alasan orang mengkonsumsi Netflix, ada yang menggunakan Netflix untuk media hiburan, ada juga yang menggunakan Netflix untuk memiliki bahan obrolan dengan teman, bahkan ada juga yang memanfaatkan Netflix untuk menambah wawasan pengetahuan karena Netflix memiliki koleksi film sejarah atau dokumenter.
- Apakah Netflix diiklankan atau dipasarkan?
Sama halnya  dengan aplikasi berbayar lainnya, Netflix juga diiklankan. Saya sering menemui iklan Netflix di Youtube atau Instagram.
Berikut tadi merupakan analisis Netflix menggunakan konsep konsumsi dari Circuit of Culture. Hal yang penting dan perlu kita ingat selalu adalah, jangan pernah kita mengakses situs-situs bajakan, karena hal itu sama halnya seperti kita mencuri dan menikmati karya orang lain tanpa izin.
Daftar Pustaka
Leve, A. M. (2012). The Circuit of Culture as a Generative Tool of Contemporary Analysis: Examining the Construction of an Education Commodity. Australian Association for Research in Education (NJ1).
Bohang, F. K. (2016). "Akhirnya Netflix Masuk Indonesia, Netflix Itu Apa?" diakses pada 7 Maret 2021 dari:Â Kompas
Sumber Gambar