Mohon tunggu...
Healthy

"The Disappearance: Our Bones Were Missing?"

22 Oktober 2017   23:24 Diperbarui: 22 Oktober 2017   23:40 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rangka tulang manusia sangat banyak dan masing-masing memiliki fungsinya sendiri, tapi apakah benar ada tulang yang tidak memiliki fungsi dan nantinya akan menghilang ?  Rangka manusia yang kita punya dibagi menjadi dua berdasarkan jenisnya, yaitu aksial dan apendikular. Rangka aksial adalah rangka pada sumbu tubuh dan fungsinya adalah sebagai penyusun dan perlindungan badan kita. Rangka aksial kita berjumlah 80 buah tulang yang meliputi tulang tengkorak atau cranium, tulang telinga dan hyoid, tulang belakang, tulang dada, serta tulang rusuk atau iga. 

Tulang tengkorak pun dibagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu tulang kranial (tempurung kepala) dan fasial (wajah). Sementara, rangka apendikular adalah rangka yang berfungsi sebagai pergerakan, berjumlah 126 buah pada tubuh kita. Dan rangka apendikular dibagi menjadi dua, yaitu anggota gerak atas (karpal) dan anggota gerak bawah (tarsal). Fungsi rangka secara umum adalah sebagai formasi bentuk tubuh, formasi sendi tubuh, tempat pelekatan otot-otot, penyokong berat badan, sebagai proteksi, penyimpan kalsium, imunologis, hematopoiesis (pembentukan sel-sel darah), tempat penyimpanan mineral, dan tempat penyimpanan energi.

Banyak orang berkata bahwa degenerasi tulang dan rudimenter adalah mirip atau bahkan sama, padahal kenyataannya berbeda. Rudimenter tulang adalah keadaan dimana menghilangnya tulang atau berkurangnya struktur atau fungsi suatu organ karena tidak pernah digunakan lagi. Sementara, degenerasi adalah suatu perubahan keadaan secara fisika dan kimia dalam sel, jaringan, atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya. Degenerasi yang terjadi pada tulang kerap kali terjadi pada tulang rawan dan tulang yang berdekatan, sehingga menyebabkan penyakit tulang seperti arthrosis, osteoporosis, dan sebagainya karena faktor-faktor tertentu, misalnya seperti penuaan, keturunan, kurang berolahraga, dan sebagainya.

Menurut penulis, penulis SETUJU tentang adanya rudimenter atau keadaan dimana tulang menghilang beberapa waktu kedepan. Penulis setuju karena adanya bukti dan fakta yang ada sekarang ini. Fakta yang pertama adalah mengenai evolusi manusia. 

Evolusi manusia terjadi dalam waktu yang lama sekali, beribu-ribu bahkan beratus-ratus ribu tahun. Kerap kali para peneliti mengatakan bahwa adanya hubungan yang dekat antara manusia dan hewan primata. Bahkan ada yang bilang bahwa nenek moyang kita adalah bagian dari spesies primata. Salah satu nenek moyang kita adalah jenis Homo habilis, dan Homo ergaster yang pada zamannya adalah seorang "pekerja keras". 

Jenis manusia purba ini pada zaman berburu dan meramu sangatlah aktif. Karena kemiripannya dengan primata, mereka berburu dan mencari makanan dengan bergelantungan di atas pohon, dari dahan ke dahan. Layaknya monyet, mereka bergelantungan menggunakan "ekor" mereka. Nah, "ekor" inilah merupakan penyesuaian dari tulang belakang (vertebrae). Pada jaman dahulu, tulang belakang manusia mengalami  diferensiasi menjadi ekor, karena kebutuhan mereka untuk bertahan hidup. Begitupun juga yang terjadi pada monyet.

sites.google.com
sites.google.com
Namun, berbeda hal dengan jenis simpanse, gorilla, dan sejenisnya. Primata golongan simpanse dan gorilla terlahir dan hidup di tanah, salah satu seleksi alamnya adalah karena mereka tidak membutuhkan tulang ekor atau koksigis, sehingga tulang belakang mereka tidak berdiferensiasi menjadi ekor yang memanjang. Sama halnya dengan manusia sekarang ini. 

Manusia purba mengalami evolusi dan seleksi alam pada saat perubahan zaman berburu meramu, menjadi menetap. Pada saat ini, ekor mereka sudah  mulai tidak digunakan untuk mencari makanan. Sehingga, lama-kelamaan seiring terciptanya manusia purba jenis baru, tulang ekor kelanjutan dari tulang belakang ini lama-lama menyusut dan pada perkembangan berikutnya menghilang seperti bentuk manusia pada zaman ini. Berbeda halnya dengan monyet, yang hingga sekarang masih menggunakan ekornya untuk bergelantungan di dahan dahan pepohonan. 

Hampir serupa dengan monyet, ekor pada anjing, kucing, dan sejenisnya pun sekarang masih ada, meskipun pendek, namun masih berfungsi. Fungsinya antara lain sebagai pendeteksi adanya bahaya dan serangan, mereka memiliki sejenis sensor sinyal yang memberitahu mereka adanya sesuatu yang mengancam, kemudian fungsi sebagai keseimbangan tubuh. Manusia zaman sekarang hanya memerlukan tulang koksigis untuk keseimbangan tubuh, sehingga modifikasinya yang ekor saja yang mengalami rudimenter. Selain tulang ekor (koksigis), hal yang sama terjadi pada tulang-tulang gigi manusia.

Tentu saja, pada zaman berburu dan meramu, makanan manusia purba sangatlah berbeda dengan makanan manusia zaman sekarang. Makanan manusia purba pada zamannya adalah makanan asli yang berasal dari alam. Teksturnya tentu lebih keras dan alot daripada zaman ini. Makanan yang berasal dari hutan alami adalah antara lain daging hewan seperti babi hutan, rusa, harimau, dan sebagainya, juga ada tumbuhan tumbuhan yang besar seperti paku dan lainnya yang dianggap manusia purba sebagai sayuran. 

Tentu saja, dengan tekstur makanan yang berbeda, manusia purba memerlukan alat kunyah lebih, alat untuk membantu mengunyah makanan bertekstur kasar, keras, dan dalam jumlah besar. Sehingga pada saat tersebut, pencernaan mekanis manusia pada mulut dibantu dengan yang namanya gigi geraham tambahan molar 3. Tulang gigi ini membantu proses mengunyah tumbuh-tumbuhan dalam jumlah besar. 

Sama halnya dengan tulang koksigis, karena seleksi alam, seiring waktu makanan manusia menjadi lebih lunak dan jumlahnya dalam porsi kecil, sehingga tulang gigi geraham tambahan ini tidak berguna lagi dan mengalami rudimenter. Rudimenter ini membuat rahang manusia menjadi lebih kecil dan pada akhirnya hanya menyisakan gigi yang kita punya sekarang ini. 

Namun, terkadang, masih ada yang mempunyai geraham molar 3 ini, contohnya saja pada suku-suku di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan Papua, karena mereka masih mencari makanan dari hutan, sehingga bentuk tulang gigi tersebut masih bertahan hingga sekarang ini, bahkan anak-anakpun memiliki tulang gigi tersebut. Hal ini membuktikkan bahwa rudimenter benar-benar terjadi.

Beberapa organ manusia yang mengalami hal serupa adalah usus buntu. Karena pada zaman dulu, usus buntu diperlukan untuk mencerna makanan-makanan dari hewan hutan dan tumbuhan-tumbuhan yang besar, maka pada zaman sekarang, usus buntu ini sudah tidak diperlukan lagi, namun organ-organ seperti ini yang bertahan melalui seleksi alam, karena usus buntu masih tetap ada pada manusia sekarang ini, namun organ ini sudah tidak memiliki fungsi khusus lagi, sehingga untuk menghilangkan usus buntu melalui operasipun tidak menjadi masalah. Bahkan terkadang usus buntu ini justru harus diambil apabila infeksi karena menimbulkan penyakit. Selain itu ada organ organ lain seperti bulu kuduk, kelopak mata ketiga, dan sebagainya.

Kemudian, faktor yang kedua, masih berhubungan dengan evolusi manusia, adalah mengenai kepadatan tulang. Aktivitas fisik manusia pada zaman sekarang sangatlah sedikit, dan kurang bergerak bebas seperti pada zaman manusia purba. Karena aktivitas fisik manusia inilah yang semakin berkurang, menyebabkan kepadatan tulang manusiapun menurun juga. Studi baru mengatakan bahwa manusia modern yang menetap memiliki kepadatan tulang lebih rendah daripada zaman manusia purba. 

Hal ini juga dikatakan oleh kurator The American Museum of Natural History, New York, Brian Richmond. Brian mengatakan bahwa kepadatan tulang dan sendi manusia zaman sekarang semakin menurun setelah membandingkan tulang trabecular dari kerangka manusia modern, simpanse, dan beberapa fosil manusia purba seperti Pithecanthropus erectus, Australopitechus africanus, dan Homo habilis. Kepadatan tulang yang rendah banyak ditemukan pada sendi bawah, antara lain pangkal paha, lutut, dan pergelangan kaki. Hal ini yang mendukung penyakit tulang, seperti osteoporosis, dan proses degenerasi tulang serta rudimenter.

www.sciencemag.org
www.sciencemag.org
Beberapa ilmuwan Amerika, pada Desember tahun 2016 lalu juga mengatakan, bahwa pada sekitar 100-200 tahun kedepan, manusia akan menjadi semakin pendek (kerdil) menyerupai alien, karena pada zaman sekarang, aktivitas manusia juga sebagian besar digantikan oleh teknologi, membuat manusai zaman sekarang menjadi jarang bergerak. Contohnya saja karena ada mobil dan kendaraan canggih lainnya, manusia menjadi jarang sekali berjalan kaki. Hal-hal inilah yang membuat tulang gerak manusia mengalami penyusutan, dan bahkan bisa jadi mengalami rudimenter.

Nah, kesimpulan pertama yang dibuat oleh penulis adalah bahwa rudimenter dan degenerasi tulang merupakan dua hal yang berbeda. Sama halnya dengan rudimenter, dan kusta juga merupakan dua hal yang berbeda. Kusta adalah penyakit  infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri antara lain, bakteri Mycobacterium leprae, Mycobacterium lepromatosis, dan lainnya. Kusta menyerang saraf dan organ, sehingga organ pada manusia seolah-olah menghilang, namun berbeda dengan rudimenter yang merupakan peristiwa hilangnya tulang karena sudah tidak digunakan lagi, dan degenerasi adalah penurunan efisiensi yang terjadi pada sel, jaringan, dan organ. 

Ketiga hal ini sangatlah berbeda. Kesimpulan yang kedua adalah, bahwa rudimenter ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor keaktifan kegiatan kita, faktor lingkungan, faktor makanan dan cara bertahan hidup, dan tentu saja seperti yang terjadi zaman sekarang ini, yaitu faktor adanya invasi teknologi.

Maka dari itu, penulis menyarankan agar kita tidak terpengaruhi oleh teknologi secara berlebihan. Ya, memang kita membutuhkan teknologi sekarang ini, namun jangan biarkan teknologi mendominasi kehidupan kita. Karena jika kita terlalu larut dalam teknologi, tubuh kita jadi jarang bergerak, dan menjadi bermalas-malasan karena semuanya sudah dilakukan mesin. 

Hal-hal inilah yang memicu perkembangan evolusi manusia ke masa depannya, dan yang menanggung adalah keturunan kita nantinya. Maka dari sekarang, sesekali pergilah ke suatu tempat dekat dengan berolahraga seperti jalan kaki, agar tulang kita tetap dibutuhkan dan bergerak, karena Tuhan sudah menciptakan bentuk manusia yang sekarang baik adanya, apakah kalian menginginkan tubuh manusia yang pendek seperti alien nantinya ? Tentu saja tidak.

Kemudian, mulalilah menjaga pola hidup dan kesehatan kita juga. Makan makanan yang sehat dan olahraga yang teratur, sesekali pergilah ke pantai untuk berjemur untuk mendapatkan vitamin D, dan sinar ultraviolet dari matahari. Ini membantu tulang kita agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit tulang seperti osteoporosis yaitu tulang yang keropos. 

Penulis tidak mengatakan bahwa rudimenter merupakan hal yang tidak baik, namun hal itu terjadi karena seleksi alam dan bahwa tujuan dari rudimenter adalah untuk menyesuaikan tubuh atau adaptasi tubuh pada lingkungannya yang sekarang sehingga menjadi lebih baik, dan hal ini akan terus terjadi sesuai dengan aktivitas manusia, sehingga memengaruhi evolusi manusia berikutnya di masa yang akan datang. Sekian dari penulis, semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Ad Maiorem Dei Gloriam !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun