Mohon tunggu...
Healthy

"The Disappearance: Our Bones Were Missing?"

22 Oktober 2017   23:24 Diperbarui: 22 Oktober 2017   23:40 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.heschinstitute.com

Sama halnya dengan tulang koksigis, karena seleksi alam, seiring waktu makanan manusia menjadi lebih lunak dan jumlahnya dalam porsi kecil, sehingga tulang gigi geraham tambahan ini tidak berguna lagi dan mengalami rudimenter. Rudimenter ini membuat rahang manusia menjadi lebih kecil dan pada akhirnya hanya menyisakan gigi yang kita punya sekarang ini. 

Namun, terkadang, masih ada yang mempunyai geraham molar 3 ini, contohnya saja pada suku-suku di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan Papua, karena mereka masih mencari makanan dari hutan, sehingga bentuk tulang gigi tersebut masih bertahan hingga sekarang ini, bahkan anak-anakpun memiliki tulang gigi tersebut. Hal ini membuktikkan bahwa rudimenter benar-benar terjadi.

Beberapa organ manusia yang mengalami hal serupa adalah usus buntu. Karena pada zaman dulu, usus buntu diperlukan untuk mencerna makanan-makanan dari hewan hutan dan tumbuhan-tumbuhan yang besar, maka pada zaman sekarang, usus buntu ini sudah tidak diperlukan lagi, namun organ-organ seperti ini yang bertahan melalui seleksi alam, karena usus buntu masih tetap ada pada manusia sekarang ini, namun organ ini sudah tidak memiliki fungsi khusus lagi, sehingga untuk menghilangkan usus buntu melalui operasipun tidak menjadi masalah. Bahkan terkadang usus buntu ini justru harus diambil apabila infeksi karena menimbulkan penyakit. Selain itu ada organ organ lain seperti bulu kuduk, kelopak mata ketiga, dan sebagainya.

Kemudian, faktor yang kedua, masih berhubungan dengan evolusi manusia, adalah mengenai kepadatan tulang. Aktivitas fisik manusia pada zaman sekarang sangatlah sedikit, dan kurang bergerak bebas seperti pada zaman manusia purba. Karena aktivitas fisik manusia inilah yang semakin berkurang, menyebabkan kepadatan tulang manusiapun menurun juga. Studi baru mengatakan bahwa manusia modern yang menetap memiliki kepadatan tulang lebih rendah daripada zaman manusia purba. 

Hal ini juga dikatakan oleh kurator The American Museum of Natural History, New York, Brian Richmond. Brian mengatakan bahwa kepadatan tulang dan sendi manusia zaman sekarang semakin menurun setelah membandingkan tulang trabecular dari kerangka manusia modern, simpanse, dan beberapa fosil manusia purba seperti Pithecanthropus erectus, Australopitechus africanus, dan Homo habilis. Kepadatan tulang yang rendah banyak ditemukan pada sendi bawah, antara lain pangkal paha, lutut, dan pergelangan kaki. Hal ini yang mendukung penyakit tulang, seperti osteoporosis, dan proses degenerasi tulang serta rudimenter.

www.sciencemag.org
www.sciencemag.org
Beberapa ilmuwan Amerika, pada Desember tahun 2016 lalu juga mengatakan, bahwa pada sekitar 100-200 tahun kedepan, manusia akan menjadi semakin pendek (kerdil) menyerupai alien, karena pada zaman sekarang, aktivitas manusia juga sebagian besar digantikan oleh teknologi, membuat manusai zaman sekarang menjadi jarang bergerak. Contohnya saja karena ada mobil dan kendaraan canggih lainnya, manusia menjadi jarang sekali berjalan kaki. Hal-hal inilah yang membuat tulang gerak manusia mengalami penyusutan, dan bahkan bisa jadi mengalami rudimenter.

Nah, kesimpulan pertama yang dibuat oleh penulis adalah bahwa rudimenter dan degenerasi tulang merupakan dua hal yang berbeda. Sama halnya dengan rudimenter, dan kusta juga merupakan dua hal yang berbeda. Kusta adalah penyakit  infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri antara lain, bakteri Mycobacterium leprae, Mycobacterium lepromatosis, dan lainnya. Kusta menyerang saraf dan organ, sehingga organ pada manusia seolah-olah menghilang, namun berbeda dengan rudimenter yang merupakan peristiwa hilangnya tulang karena sudah tidak digunakan lagi, dan degenerasi adalah penurunan efisiensi yang terjadi pada sel, jaringan, dan organ. 

Ketiga hal ini sangatlah berbeda. Kesimpulan yang kedua adalah, bahwa rudimenter ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor keaktifan kegiatan kita, faktor lingkungan, faktor makanan dan cara bertahan hidup, dan tentu saja seperti yang terjadi zaman sekarang ini, yaitu faktor adanya invasi teknologi.

Maka dari itu, penulis menyarankan agar kita tidak terpengaruhi oleh teknologi secara berlebihan. Ya, memang kita membutuhkan teknologi sekarang ini, namun jangan biarkan teknologi mendominasi kehidupan kita. Karena jika kita terlalu larut dalam teknologi, tubuh kita jadi jarang bergerak, dan menjadi bermalas-malasan karena semuanya sudah dilakukan mesin. 

Hal-hal inilah yang memicu perkembangan evolusi manusia ke masa depannya, dan yang menanggung adalah keturunan kita nantinya. Maka dari sekarang, sesekali pergilah ke suatu tempat dekat dengan berolahraga seperti jalan kaki, agar tulang kita tetap dibutuhkan dan bergerak, karena Tuhan sudah menciptakan bentuk manusia yang sekarang baik adanya, apakah kalian menginginkan tubuh manusia yang pendek seperti alien nantinya ? Tentu saja tidak.

Kemudian, mulalilah menjaga pola hidup dan kesehatan kita juga. Makan makanan yang sehat dan olahraga yang teratur, sesekali pergilah ke pantai untuk berjemur untuk mendapatkan vitamin D, dan sinar ultraviolet dari matahari. Ini membantu tulang kita agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit tulang seperti osteoporosis yaitu tulang yang keropos. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun