Â
 Terkadang kita berpikir apabila penyakit kanker dapat diselesaikan dengan mudah. Banyak orang yang berkata bahwa penyakit kanker dapat disembuhkan dengan cara transplantasi organ, terlebih jaman sekarang dimana teknologi sudah canggih dan modern. Namun, tetap saja tidak semua proses transplantasi organ dapat berjalan dengan lancar. Masih banyak kasus kematian karena transplantasi organ, dan transplantasi organ pun membutuhkan biaya yang mahal. Pada kesempatan ini, saya akan membahas tentang kebenaran apakah transplantasi organ benar-benar dapat menyebabkan kanker, dengan segala faktor-faktornya.
      Pertama-tama, apakah yang dimaksud dengan penyakit kanker ? Kanker adalah penyakit yang disebabkan karena pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel sel tersebut untuk menyerang jaringan lain, baik dengan pertumbuhan langsung pada jaringan yang bersebelahan (sering kita sebut dengan istilah invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang lebih jauh (sering disebut dengan istilah metastasis) melalui sirkulasi darah.Â
Pertumbuhan sel yang tidak terkendali tersebut disebabkan oleh mutasi DNA atau gen yang mengontrol pembelahan sel. Ketika seseorang bertambah usia, akan bertambah pula akumulasi mutasi pada DNA orang tersebut, yang berarti resiko menderita kanker semakin tinggi. Namun tubuh juga melakukan  pencegahan terhadap penyakit kanker itu sendiri, diantaranya dengan apoptosis (membuang atau mematikan sel yang sudah tidak diperlukan tubuh), juga dengan penuaan.
      Organ adalah kumpulan beberapa jenis jaringan yang melakukan fungsi tertentu, dan berdasarkan letaknya pada tubuh, dibagi menjadi organ dalam (paru-paru, jantung, lambung, dan lainnya), dan organ luar (mata, telinga, hidung, dan lainnya). Dan penyusun organ adalah jaringan. Jaringan yaitu  kumpulan dari sel-sel yang sejenis dan memiliki fungsi yang sama. Jaringan dibagi menjadi jaringan tumbuhan dan hewan. Jaringan tumbuhan terdiri dari jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan hewan yang utama dibagi menjadi empat, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
      Sementara, transplantasi organ adalah pemindahan sebagian atau seluruh jaringan (organ) dari suatu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain pada individu yang sama maupun berbeda. Transplantasi bertujuan untuk menggantikan organ pasien yang sudah rusak (tidak berfungsi dengan baik). Biasanya organ yang akan dipindahkan diambil dari donor hidup, namun bisa juga berasal dari orang yang baru saja meninggal. Menurut Wikipedia, jenis-jenis transplantasi organ dibedakan menjadi enam.Â
Yang pertama adalah autograf atau autotransplantasi yang artinya adalah pemindahan jaringan dari suatu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya dalam orang yang sama. Sementara yang kedua adalah allograf atau allotransplantasi yaitu transplantasi suatu organ atau jaringan antara dua individu yang berbeda namun masih satu spesies. Kemudian, ada yang disebut dengan isograf dimana transplantasi organ dilakukan pada orang lain yang identik secara keturunan (gen), contohnya pada orang kembar. Yang ketiga adalah xenograft atau xenotransplantasi adalah transplantasi organ atau jaringan antara dua spesies yang berbeda.Â
Keempat adalah transplantasi domino yaitu proses transplantasi untuk orang yang perlu mengganti dua paru-parunya karena penyakit cystic fibrosis. Kelima adalah transplantasi ABO tidak sesuai (incompatible), adalah transplantasi organ yang umumnya dilakukan pada bayi, balita, dan anak kecil, dimana transplantasi ini bisa tidak terlalu bergantung pada golongan darah yang berbeda, dan fokusnya adalah pada organ hati dan ginjal. Dan yang terakhir adalah transplantasi pada individu obesitas, dimulai pada tahun 2009 dari Universitas Illinois bagian Medical Center.
      Sekarang, berdasarkan dasar teori yang ada di atas, apakah transplantasi organ dapat menyebabkan kanker ? Menurut pendapat saya, SAYA SETUJU apabila transplantasi organ dapat menyebabkan kanker. Ada beberapa faktor dan fakta yang mendukung pendapat saya. Maka, selanjutnya, saya akan membahas faktor-faktor dan fakta-fakta tersebut.
Nah, pada bagian tersebut tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah apabila dengan melemahkan atau bahkan menghilangkan sistem kekebalan tubuh, yang terjadi adalah virus-virus penyakit bisa juga ikut masuk, dan tidak dapat ditolak karena berkurangnya sistem kekebalan, dan salah satunya bisa jadi virus atau bakteri yang menyebabkan kanker. Sehingga transplantasi organ juga bisa menyebabkan kanker karena hal diatas.
      Faktor yang kedua masih ada hubungannya dengan faktor pertama dan pelemahan sistem kekebalan tubuh. Perlu kita ketahui bahwa orang penerima donor mengkonsumsi obat imunosupresan. Obat inilah yang melemahkan sistem kekebalan tubuh atau bahkan mematikan fungsi untuk menolak benda asing yang masuk ke tubuh, terkadang ada persoalan tentang banyaknya dosis imunosupresanini yang diberikan pada penerima organ, kembali lagi karena banyaknya dosis yang diberikan, semakin melemahkan fungsi untuk menolak benda asing, sehingga semakin memungkinkan terjadinya virus dan bakteri penyebab penyakit kanker yang masuk ke dalam tubuh penerima organ.Â
Faktor yang ketiga yaitu masalah penyesuaian dan kecocokkan. Organ yang diterima penerima donor haruslah sudah diuji coba dan diteskan, hasil dari tes tersebut dapat menyatakan apabila organ tersebut cocok atau tidak. Salah satu faktor kecocokkan adalah golongan darah yang terdiri dari A, B, AB, dan O. Apabila organ yang tidak cocok tetap dipaksakkan untuk ditransplantasi, maka justru bisa menjadi bumerang, menjadi menyerang sistem tubuh, dan bisa menyebabkan penyakit yaitu salah satunya kanker.
     Faktor keempat, adalah eksistensi sel kanker yang sudah ada sebelumnya. Bisa saja orang pendonor sudah terkena kanker sebelumnya, dan meskipun sudah melalui berbagai macam pengobatan, masih ada sisa sel kanker yang masih bertahan di organ pendonor tersebut, sehingga pada saat dipindahkan ke tubuh penerima, sel kanker masih ada dan bertahan karena proses pelemahan sistem imunitas, sehingga setelah proses transplantasi organ, orang tersebut justru menjadi terkena kanker.Â
Faktor yang kelima yaitu masalah keturunan atau gen. Jika melihat dari sejarah hidup pendonor organ, apabila pendonor memiliki penyakit turun temurun, maka tentu saja pendonor sudah memiliki sel kanker dalam tubuhnya yang kemudian bersambung pada faktor keempat yaitu sel kanker yang sudah ada dalam tubuh pendonor dapat bertahan melalui proses transplantasi dan tetap ada serta bertahan pada penerima donor.
Pada saat proses transplantasi, hal lain yang dapat terjadi adalah malpraktek dokter, misalnya karena sebelum melakukan transplantasi, dokter atau bahkan asisten dokter tidak membersihkan peralatan atau tidak mencuci tangan mereka dengan benar-benar bersih, maka bisa menyebabkan infeksi pada organ yang akan dipindahkan, sehingga dari yang awalnya organ sudah bersih dari virus dan bakteri, lalu siap dipindahkan, bisa terinfeksi dan mungkin dokter tidak menyadari hal itu, sehingga saat selesai transplantasi organ, barulah ketahuan dari penerima donor, bisa saja mereka terjangkit penyakit kanker atau penyakit yang lain karena hanya masalah malpraktek dokter saat proses pemindahan organ.
Selain hal-hal di atas, penyakit kanker sendiri juga bisa timbul dari sisi lain, misalnya pola hidup yang tidak sehat, contohnya orang jaman sekarang dengan tekanan pekerjaan dan faktor lainnya, memilih untuk minum minuman beralkohol, kebanyakan minuman beralkohol juga bisa menyebabkan rusaknya organ sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Selain minuman beralkohol, merokok juga dapat menyebabkan kanker paru-paru, karena merokok bisa membuat organ paru-paru menjadi mengerut, dengan begitu aliran pernafasan kita menjadi terhambat dan tidak dapat berfungsi secara maksimal. Hormon dalam tubuh kita juga bisa menyebabkan kanker. Kemudian, ada juga bahan kimia, semisal asap kendaraan dan asap pabrik, dan yang terakhir yaitu sinar matahari (sinar ultraviolet) yang sangat kuat bisa menyebabkan kanker, terutama kanker kulit.
Yang menjadi sangat berbahaya, apabila sel kanker yang berimigrasi seperti yang sudah disebutkan di atas atau yang kita sebut dengan metastasis, karena dengan metastasis tersebut, sel kanker akan menyebar ke seluruh bagian tubuh, hingga pada akhirnya berujung kematian.
Maka, kesimpulan dari seluruh fakta di atas, adalah bahwa memang benar bahwa transplantasi organ dapat menyebabkan kanker, hal tersebut karena adanya faktor dari dalam dan dari luar. Contoh faktor dari dalam yaitu apabila memiliki penyakit keturunan genetik, kemudian faktor dari luar yaitu penggunaan obat imunosupresan yang terlalu banyak, sehingga akan mematikan fungsi sistem kekebalan tubuh, yang membuat virus juga dapat masuk, dan pada akhirnya menyebabkan penyakit kanker atau penyakit lainnya,Â
selain itu faktor dari luar lainnya yaitu pada pola kehidupan baik pendonor organ maupun penerima organ. Apabila pola hidup mereka baik, dengan catatan tidak merokok, tidak meminum minuman keras atau beralkohol hingga mabuk-mabukkan, karena dapat menyebabkan organ rusak, dank arena organ rusak, sistem organ tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik, sehingga memerlukan transplantasi organ.
Menjaga pola makan, dengan tidak makan-makanan yang ada pengawet atau MSG secara berlebihan, makan tepat waktu, dan jangan asal membeli makanan dan minuman dari pinggir jalan maupun restoran junkfood secara berlebihan, juga menggunakan tabir surya saat berjemur, maka transplantasi organ dapat berjalan dengan baik, dan efeknya juga luar biasa. Sudah banyak juga kasus transplantasi organ yang berhasil, dan diakui dunia, maka tidak menutup kemungkinan bahwa dengan alat canggih, transplantasi organ bisa berjalan dengan lancar, kita hanya harus berpikiran positif, dan menghindari hal-hal di atas.
Sehingga, pada akhir paragraf, penulis hanya ingin meyampaikan bahwa kita jangan berpikiran negatif terlebih dahulu terhadap transplantasi organ, karena tujuan dari prosedur ini adalah untuk menyelamatkan nyawa orang-orang, memang biaya dari transplantasi organ mahal, dan mencari orang yang benar-benar ingin untuk mendonorkan organnya cukup susah, namun apabila transplantasi organ dijalankan dengan benar, tidak akan menjadi masalah. Akhir kata, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada pembaca yang telah membaca artikel ini, dan semoga artikel ini dapat bermanfaat sebagai informasi untuk kalian semua, sampai jumpa di artikel berikutnya. Terima kasih.Â
Ad Maiorem Dei Gloriam !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H