Mohon tunggu...
Valentino Rangga Ikip
Valentino Rangga Ikip Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seminaris Tingkat Pertama SMA Seminari Menengah Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman Menjadi Seminaris di Medan Pratama

30 September 2024   10:46 Diperbarui: 30 September 2024   10:52 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

   Hallo, nama saya Valentino Rangga Ikip Pramudya siswa dari Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan. Saya biasanya di panggil Rangga atau biasanya di panggil BangBer, singkatan dari "Bang Berau" karena asalku dari Berau. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman yang saya rasakan selama di Medan Pratama dan selama masa karantina saya di Seminari ini. Apakah selama itu ada perasaan ingin pulang? atau pengen kabur dari Seminari ini? oh tentu tidak.

   Saya merupakan salah satu dari empat orang murid di Medan Pratama yang jarak tempat asalnya lumayan jauh. Teman-teman saya ada yang berasal dari Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, dan daerah sekitaran Jawa. Sedangkan saya dari Kalimantan Timur yang jaraknya ya bisa di bilang jauh. Tetapi saya mempunyai kakak yang tinggal di Jogya, jadi saya gak sendiri berada di daerah ini.

   Tanggal 21 Juli 2024 adalah tanggal dimana pertama kalinya saya memasuki proses pendidikan di Seminari Mertoyudan. Saya pergi ke Seminari Mertoyudan di antar oleh kedua kakak saya yang berada di Yogyakarta. Ketika saya memasuki wilayah Seminari, saya melihat teman-teman saya yang pergi ke Seminari diantar oleh orang tua masing-masing, ya ada perasaan sedikit iri sih karena melihat mereka bisa diantarkan orang tuanya, sedangkan orang tua saya tidak dapat mengantar karena jarak yang jauh dan biaya transportasi yang terbilang mahal.  Tetapi itu tidak mempengaruhi semangat saya untuk berproses dan menjalani pendidikan di Seminari ini. 

   Seminari yang masuk ke sini tentunya memiliki motivasi masing-masing, ada yang ingin memperbaiki diri, ada yang ingin menemukan jati diri dan ada yang ingin menumbuhkan panggilan di Seminari ini. Dan pastinya saya juga memiliki motivasi. Motivasi saya masuk di Seminari ini adalah ingin menjadi Imam yang melayani umat dimana pun dan kapan pun. Tentunya motivasi tersebut ada latar belakang nya. Saya memilih motivasi itu karena saya melihat kondisi umat stasi Paroki saya yang sulit meminta pelayanan dari Pastor karena jarak yang jauh dan jalanan yang jelek, maka itu saya memilih motivasi tersebut untuk melayani mereka yang membutuhkan bantuan dalam Iman.

   Perasaan saya selama masa karantina di Seminari ini tentunya beragam-ragam. Seminggu setelah saya masuk di Seminari, saya menangis di kamar mandi karena kangen sama orang tua dan keluarga. Itu perasaan yang normal sih, karena para Seminaris tidak di hubungkan sama sekali dengan internet dan dunia luar. Tetapi kami para Seminaris angkatan 113 saling menguatkan satu sama lain, sehingga semuanya saling melengkapi dan saling membantu. 

  Puncak kebahagiaan kami Para Seminaris angkatan 113 adalah ketika Hari Orang Tua tiba. Yang artinya kami sudah melewati 40 hari karantina dan akhirnya kami bisa bertemu dengan orang tua beserta keluarga besar kami. Dan juga kami sudah bisa mengakses internet menggunakan Komputer Medan (KomMed) dan Ambulasi (jalan-jalan) keluar Seminari.

  Aku bersyukur kami bisa melewati masa-masa ini bersama-sama dengan saling menguatkan satu sama lain dan saling melengkapi serta saling membantu satu sama yang lainnya. Yang membuat angkatan 113 masih utuh dengan jumlah 58 orang. Semoga kitab semua yang menjadi bagian dari angkatan 113 dapat terus berproses bersama dan bertumbuh bersama di Seminari ini sampai kita Lulus dan mencapai impian kita masing-masing.

  

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun