Mohon tunggu...
Valentino Joshua
Valentino Joshua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ingin memenuhi Tugas Perkuliahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kalor Penguapan sebagai Energi Pengaktifan

31 Maret 2024   15:12 Diperbarui: 31 Maret 2024   21:35 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul : "Kalor Penguapan Sebagai Energi Pengaktifan"    

 Uap air yang telah menguap dari teh panas terkondensasi menjadi tetesan air. Gas air tidak terlihat, tetapi awan tetesan air adalah petunjuk dari penguapan air. Gas air tidak terlihat, tetapi awan tetesan air adalah petunjuk dari penguapan yang diikuti oleh kondensasi yang diikuti oleh kondensasi. Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume volume signifikan (Litra,2022)

 Rata-rata molekul tidak memiliki energi energi yang cukup untuk lepas dari yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup buat buat menembus titik didih cairan. Bila ini ini terjadi terjadi dekat permukaan permukaan cairancairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap". Ada cairan yangmolekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap". Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" energi panas yang diperlukan untuk energi panas yang diperlukan untuk berubah berubah menjadi uap. Namun cairan cairan seperti ini sebenarnya sebenarnya menguap hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat (Wirza,2021)


 Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Pengertian kalor sebagai bentuk energi baru berkembang pada awal abad ke-19. Sebelumnya kalor dianggap sebagai suatu zat yang dapat mengalir dari satu benda ke benda lainnya.dianggap sebagai suatu zat yang dapat mengalir dari satu benda ke benda lainnya. Jika kalor dianggap sebagai suatu zat, maka haruslah kalor tersebut memiliki jika kalor dianggap sebagai suatu zat, maka haruslah kalor tersebut memiliki massa, tetapi pada kenyataannya, kalor tidak memiliki massa, sehingga massa, tetapi pada kenyataannya, kalor tidak memiliki massa, sehingga pernyataan yang menganggap kalor sebagai salah satu bentuk energi, semakin kuat (Regar,2021)


 Pengertian kalor berbeda dengan pengertian suhu. Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda, sedangkan kalor adalah energi yang dipindah kandari suatu benda ke benda lainnya kerena perbedaan suhu/temperatur. Kalorkan dari suatu benda ke benda lainnya kerena perbedaan suhu/temperatur. Kalor memiliki dua macam satuan, yaitu joule dan kalori. Mengenai konversi kedua memiliki dua macam satuan, yaitu joule dan kalori (Arega,2023)


Jika sebuah benda dipanaskan, maka suhu/temperatur benda akan naik, sebaliknya jika benda didinginkan, maka suhu/temperaturnya akan turun, sebaliknya jika benda didinginkan, maka suhu/temperaturnya akan turun.


 Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1 menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1 C. Berdasarkan definisi tersebut, maka hubungan antara banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda dan kalor maka hubungan antara banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda dan kalor jenis benda (Bire,2021)


 Untuk benda yang bermassa tetap, nilai mc pada persamaan Q = m.c.T memiliki nilai yang tetap pula. Nilai mc ini dapat dipandang sebagai satu memiliki nilai yang tetap pula. Nilai mc ini dapat dipandang sebagai satu kesatuan, sehingga mc diberi nama khusus, yaitu kapasitas kalor. Kapasitas kalor dapat diartikan sebagai kemampuan menerima atau melepaskan kalor dari suatu dapat diartikan sebagai kemampuan menerima atau melepaskan kalor dari suatu benda untuk perubahan suhu sebesar 1 benda untuk perubahan suhu sebesar 100C. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk C. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu/temperatur suatu benda sebanding dengan kapasitas kalor benda menaikkan suhu/temperatur suatu benda sebanding dengan kapasitas kalor benda tersebut dan perubahan suhunya tersebut dan perubahan suhunya.


 Kalor yang diserap suatu zat tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu/energi zat tersebut. Kadang kala kalor yang diserap oleh suatu zat dapat suhu/energi zat tersebut. Kadang kala kalor yang diserap oleh suatu zat dapat mengubah wujud zat tersebut tanpa menaikkan suhunya, contoh es yang mengubah wujud zat tersebut tanpa menaikkan suhunya, contoh es yang dipanaskan lama kelamaan akan menjadi air, sebaliknya air yang didinginkan, dipanaskan lama kelamaan akan menjadi air, sebaliknya air yang didinginkan, lama kelamaan akan menjadi es (Zirte,2022)


 Zat dapat berada dalam tiga wujud, yaitu padat, cair, dan gas. Pada saat terjadi perubahan wujud, misalnya dari padat menjadi cair atau dari cair menjadi terjadi perubahan wujud, misalnya dari padat menjadi cair atau dari cair menjadi gas, selalu disertai dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Akan tetapi gas, selalu disertai dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Akan tetapi perubahan wujud tidak disertai dengan perubahan suhu. Perubahan wujud dari padat menjadi cair padat menjadi cair disebut mencair disebut mencair atau melebur, sebaliknya perau melebur, sebaliknya perubahan wujud bahan wujud zat energi menjadi padat disebut membeku (Aloysius,2022)


 Kalor Dapat Mengubah Suhu Benda. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor dapat menyebabkan yang dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor dapat menyebabkan perubahan suhu suatu benda. Dalam Fisika, pengertian kalor berbeda dengan suhu. Kalor sebagai bentuk energi menyatakan jumlah (kuantitas) panas, suhu. Kalor sebagai bentuk energi menyatakan jumlah (kuantitas) panas, sedangkan suhu menyatakan ukuran derajat panas. Secara ilmiah, kalor berpindah sedangkan suhu menyatakan ukuran derajat panas. Secara ilmiah, kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi menuju benda yang suhunya rendah bila kedua dari benda yang suhunya tinggi menuju benda yang suhunya rendah bila kedua benda dicampur. Karena kalor sebagai bentuk energi, maka berlaku hukum kekekalan energi untuk kalor. Menurut Joseph Black, kalor yang diterima sama kekekalan energi untuk kalor. Menurut Joseph Black, kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas. Pernyataan ini disebudengan kalor yang dilepas. Pernyataan ini disebut Asast Black.

Dengan Praktikum "Kalor Penguapan Sebagai Energi Pengaktifan"
Maka, Penjelasan :
Alat :
1. Cawan Porselen (1 Buah)
2. Termometer (100 C) (1 Buah)
3. Stopwatch (1 Buah)
4. Pipet Tetes (1 Buah)
5. Penjepit Tabung (1 Buah)
6. Kaki Tiga (1 Buah)
7. Kasa asbes (1 Buah)
8. Lampu Spiritus (1 Buah)
9. Statif (1 Buah)

B. Bahan
1. Etanol (5 ml)
2. Aquades (100 ml)

Dengan, Prosedur Kerja :
Bahan Etanol
1. Ditempatkan Cawan Porselen/Penguapan diatas penangas air pada temperatur tertentu dan tetap.
2. Diteteskan 1 ml zat cair yang akan diselidiki dan ukur waktu yang diperlukan sampai zat tersebut habis menguap.
3. Dilakukan Tahap 1 dan Tahap 2 pada lima suhu yang berbeda beda.

Hasil Pengamatan

Maka, Mendapatkan Hasil Pengamatan :
1. Suhu 60 C -> 1,47 detik
2. Suhu 65 C -> 1,38 detik
3. Suhu 70 C -> 1,28 detik
4. Suhu 75 C -> 1,13 detik
5. Suhu 80 C -> 45 detik

Reaksi - Reaksi :
C2H5 (aq) + O2 (g) -> 2 CO2 (g) + 3 H2O (g)

Perhitungan Suhu :
-> Untuk Suhu 60 C -> 1 / T = 1 / 333 = 3 x 10-3 k
T = 107 S -> 1 /t = 1 / 107 = 9 x 10-3 k
ln k = -4,67 ; log k = -2,02
-> Untuk Suhu 65 C -> 1/ T = 1 / 338 = 2,95 x 10-3 k
t = 98 S -> 1 / t = 1 / 98 = 10,2 x 10-3
ln k = -4,58 ; log k = -1,99
-> Untuk Suhu 70 C -> 1 / T = 1 / 343 = 2,91 x 10-3 k
t = 88 S -> 1 / t = 1 / 88 = 11,3 x 10-3
ln k = -4,47 ; log k = -1,94
-> Untuk suhu 75 C -> 1 / T = 1 / 348 = 2,87 x 10-3 k
t = 73 S -> 1 / t = 1 / 73 = 13,6 x 10-3
ln k = -4,29 ; log k = -1,86
-> Untuk Suhu 80 C -> 1 / T = 1 / 393 = 2,83 x 10-3 k
t = 45 s -> 1 / t = 1 / 45 = 22,2 x 10-3
ln k = -3,80 ; log k = -1,65

Untuk memperoleh nilai Ea, dapat dicari dengan rumus :
Slope = - Ea / R , dimana R = 8,34 j / mol
Slope = -Ea/R -> -2133,5 = - Ea / 8,314 J/mol
Ea = 17737,91 J / mol
Penentuan Nilai A
-> Untuk Suhu 60 C
log k = log A - (Ea / 2,303 RT)
-2,02 = log A - ( 17737,91 / 2,303 8,314 . 333)
log A = 0,761 ; A = -0,1186
-> Untuk Suhu 65 C
log k = log A - (Ea / 2,303 RT)
-1,99 = log A - ( 17737,91 / 2,303 8,314. 338)
log A = 0,75 ; A = -0,124
-> Untuk Suhu 70 C
log k = log A - (Ea / 2,303 RT)
-1,94 = log A - (17737,92 / 2,303 8.314. 343)
log A = 0,76 ; A = -0,1186
-> Untuk Suhu 75 C = 348 K
log k = log A - (Ea / 2,303 RT)
-1,86 = log A - (17737,91 / 2,303 8,314 . 348)
log A = 0,80 ; A = -0,095
-> Untuk Suhu 80 C = 353 K
log k = log A - (Ea / 2,303 RT)
-1,63 = log A - (17737,91 / 2,303 . 8,314 . 353)
log A = 0,99 ; A = -0,004

Dokumentasi
Dokumentasi

Pembahasan :

Secara Teori, Rata-rata molekul tidak memiliki Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Kadang-kadang mentransfer energi ini  begitu berat ke sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup  buat menembus menembus titik didih cairan. cairan. Bila ini terjadi terjadi di dekat permukaan permukaan cairan Molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan “menguap”. Ada cairan yang nampaknya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup  buat memberi satu molekul "kecepatan lepas"  buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" energi panas yang diperlukan untuk panas yang diperlukan untuk  berubah  berubah menjadi menjadi uap. Namun cairan seperti seperti ini sebenarnya sebenarnya menguap, menguap, hanya saja  prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat (Rita, 2022)

Penguapan adalah bagian esensial dari Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. siklus air.  Energi surya Energi surya menggerakkan penguapan air dari menggerakkan penguapan air dari samudera, samudera,  danau,  embun dan sumber air dan sumber air lainnya. Dalam lainnya. Dalam hidrologi hidrologi penguapan dan  penguapan dan transpirasi  transpirasi (yang melibatkan penguapan (yang melibatkan penguapan didalam didalam stomatatumbuhan) stomatatumbuhan)  secara kolektif diistilahkan sebag   secara kolektif diistilahkan sebagai evapotranspira ai evapotranspirasi (Arsyad, 2021)

Secara Praktikum, Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan energi pengaktifan dari suatun penguapan. Bahan yang digunakan adalah senyawa kloroform (CHCL3) dan etanol (C2H3OH) sebagai cairan yang mudah menguap. Senyawa volatil adalah suatu senyawa yang mudah menguap. Percobaan ini diulangi sebanyak 3 kali dengan variasi waktu yang bermacam-macam yaitu, 60 C, 65 C, 70 C, 75 C, 80 C.

Pada percobaan ini juga dilakukan perlakuan yang sama, hanya saja senyawa volatil yang digunakan berbeda yaitu senyawa etanol, dengan suhu 60 waktu rata-rata yang diperoleh yaitu 1,47 detik, pada suhu 65 ℃ dengan waktu rata-rata yang diperoleh 1,38 detik, sedangkan untuk suhu rata-rata 60℃, 65℃, 70℃, 75 ℃, 80 ℃  waktu yang diperoleh secara berturut-turut adalah 1,47 detik, 1,38 detik, 1,28 detik, 1,13 detik, dan 45 detik

Tambahan, Jawaban Pertanyaan dan Tugas
1. Hitunglah 109 K atau 1 / t pada setiap suhu (T)
-> Suhu 60 C -> log K = log 1 / t = log 1 / 107 = -2,02
-> Suhu 65 C -> log K = log 1 / t = log 1 / 98 = -1,99
-> Suhu 70 C -> log K = log 1 / t = log 1 / 88 = -1,94
-> Suhu 75 C -> log K = log 1 / t = log 1 / 73 = -1,86
-> Suhu 80 C -> log K = log 1 / t = log 1 / 45 = -1,65
2. Hitunglah Ea dan A
Slope = - Ea / R
-2133,5 = - Ea / R
Ea = 17737,91 J/mol
Suhu 60 C -> A = -0,1186
Suhu 65 C -> A = -0,124
Suhu 70 C - > A = - 0,1186
Suhu 75 C -> A = -0,095
Suhu 80 C -> A = -0,004

Dengan Tinjauan Teoritis, Alat dan Bahan, Perhitungan Nilai Suhu, Perolehan Nilai Ea
Maka dapat disimpulkan :
-> Waktu yang diperlukan etanol untuk menguap
1. Suhu 60 C = 107 detik
2. Suhu 65 C = 98 detik
3. Suhu 70 C = 88 detik
4. Suhu 75 C = 73 detik
5. Suhu 80 C = 45 detik
-> Semakin besar suhu maka akan meningkatkan energi kinetik partikel-partikel reaktan, meningkatkan frekuensi tumbukan yang efektif sehingga laju reaksi akan terjadi lebih cepat.

Sumber :
Agus. 2011. Metoda Ekstraksi Cair-cair sebagai Alternatif untuk Pembersihan Lingkungan Perairan dari Limbah Cair Industri Kelapa Sawit. Jurnal Gradien. 746-752.
Helwani. 2004. Ekstraksi Senyawa Aromatis dari Gas Oil dengan Pelarut Dietilen Glikol. Jurnal Sistem Teknik. 46-50.
Indra. 2018. Ekstraksi Cair-cair. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Maria. 2016. Pemisahan Rhenium 188 dari sasaran Wolfram 188 dengan Metode Ekstraksi Menggunakan Pelarut Methyl Ethyl Ketone. Jurnal Forum Nuklir. 1-11
Mukhriani. 2018. Ekstraksi Pemisahan Senyawa dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal Kimia. 1-7
Najib. 2018. Ekstraksi Senyawa Bahan Alam. Yogyakarta : Penerbit Deepublish
Pubchem. 2020. Material Safety Data Sheet of Benzoic Acid. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Benzoic-acid (diakses pada 13 oktober 2020)Purwani. 2014. Ekstraksi Konsentrat Neodymium Memakai Tri Oktil Amin. Jurnal Iptek Nuklir Ganendra. 17- 26
Rusmiati. 2010. Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol Daun Mimba. Makassar : UIN Alauddin Makassar
Riyberg. 1992. solvent extraction principle and practice of an expense. New York : Marcel Dekker inc.
Yazid, 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun