Mohon tunggu...
Valentino Joshua
Valentino Joshua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ingin memenuhi Tugas Perkuliahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Volume Molar Parsial

7 November 2023   08:04 Diperbarui: 7 November 2023   08:13 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Molal atau molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut (solute) dalam satu kilogram pelarut (solven). Sifat-sifat parsial dari campuran dan komposisi suatu perlu untuk dikenali. Salah satu sifat-sifat parsial yang ada yakni sifat molal parsial yang lebih mudah digambarkan dengan volume molal parsial yaitu kontribusi pada volume pada satu komponen dalam sampel terhadap volume total. Suatu campuran cair-cair atau larutan pasti memiliki sifat – sifat parsial. Volume molal parsial biasanya digunakan untuk menganalisis sifat sifatnya. Salah satu sifat parsial yang ada adalah sifat molal parsial atau volume molal parsial. Volume molal parsial merupakan volume dimana terdapat perbandingan antara pelarut dengan zat terlarut, yang    ditentukan oleh banyaknya  zat mol zat terlarut yang terdapat di dalam 1000 gram pelarut. Sifat molal parsial dari suatu komponen dalam suatu larutan dari sifat molal untuk senyawa murni adalah sama jika larutan tersebut ideal (Moran & Shapino, 2015)

Termodinamika merupakan ilmu operasional, yang berhubungan dengan sikap makroskopik yang pada dasarnya dapat diukur. Ilmu ini memprediksi jenis-jenis proses kimia dan fisika yang mungkin terjadi serta menghitung secara kuantitatif sifat sifat keadaan dari suatu materi sifat sifat keadaan suatu materi yang dapat dilihat berupa suhu, tekanan, dan volume dan sifat keadaan ini dapat dijabarkan dalam suatu persamaan gas ideal. Satu jenis gas dikatakan ideal apabila gaya tarik menarik antara molekul gas diabaikan gas akan terbentuk sesuai dengan wadah yang ditempatinya, semakin besar massa suatu gas semakin besar pula volume dari gas tersebut. Massa suatu gas biasnya dinyatakan dalam jumlah mol. Jumlah mol suatu gas diperoleh dari besarnya massa total gas berbanding terbalik dengan massa molekul dari gas tersebut itulah massa suatu gasnya (Soulsa, 2018)

Molaritas merupakan jumlah mol-mol zat terlarut per kilogram pelarut dengan perbandingan antara jumlah mol-mol zat terlarut dengan massa pelarut dalam kilogram. Penentuan jumlah molal parsial dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana perubahan sifat-sifat larutan terhadap konsentrasi. Setiap zat memiliki sifat-sifat tersendiri, terdapat tiga sifat termodinamika molal parsial utama, yaitu volume molal parsial dari komponen dalam larutan. Entalpi molal parsial dan energi bebas molal parsial. Sifat molal parsial pada suatu komponen dalam suatu larutan dan sifat molal untuk senyawa murni adalah sama, apabila larutan tersebut ideal. Volume molal parsial adalah volume perbandingan antara pelarut dan zat terlarut yang ditentukan oleh banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut (Rohyani, 2018) 

Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraseluler pada banyak organisme multiseluler. Massa molar 58.44 g/mol, tidak berwarna/berbentuk kristal putih, densitas 2.16 g/cm3 ,titik leleh  801°C (1074 K), titik didih 1465°C (1738 K), kelarutan dalam air 35.9 g/100 mL (25°C). Larutan ini berbahaya pada kontak mata dan kulit. Kontak langsung dengan mata dapat ditangani dengan membasuh mata dengan air mengalir dan mata tebuka terus menerus dalam waktu 15 menit. Pada kontak kulit dapat segera dibasuh dengan air dingin sekurang-kurangnya 15 menit. Pakaian atau sepatu yang terkena harus dikeluarkan dan dibersihkan sebelum digunakan kembali. Terkena kulit segera basuh dengan air selama 15 menit (Anonim, 2015).

Variasi konsentrasi ini dapat diperoleh dengan cara mengencerkan larutan NaCl 3,0 M. Larutan NH4Cl juga dienceerkan Pengenceran dapat didapatkan dengan persamaan berikut:

                                                                                                       M1.V1 = M2.V2

Penentuan volum molal larutan NaCl dapat diketahui dengan mengukur berat jenis dari larutan NaCl. Pengukuran masa jenis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan volum molal parsial. Pada percobaan ini, temperatur dari setiap larutan NaCl diukur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui d0 (berat jenis air pada berbagai temperatur). Pada setiap temperatur yang berbeda maka nilai dari d0 berbeda. Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui bahwa semakin besar konsentrasi NaCl dalam larutan maka densitas dari larutan tersebut juga semakin besar.

  • Faktor – Faktor yang mempengaruhi perubahan volume molar parsial adalah adanya perbedaan antara gaya intermolekular pada larutan dan pada komponen murni penyusun larutan tersebut, dan adanya perbedaan antara bentuk dan ukuran molekul suatu larutan dan pada komponen murni penyusun larutan tersebut. Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal parsial dari komponen-komponen dalam larutan (juga disebut sebagai panas differensial larutan), (ii) entalpi molal parsial, dan (iii) energi bebas molal parsial (potensial kimia). Sifat-sifat ini dapat ditentukan dengan bantuan (i) metode grafik, (ii) menggunakan hubungan analitik yang menunjukkan V dan ni, dan (iii) menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal nyata (Rao dan Fasad, 2003).

Dengan mengambil bahan yaitu NaCl.

← Dibuat 100 ml larutan NaCl 3,0 M ditimbang garam dengan teliti dan gunakan labu ukur untuk pengencerannya

 ← Diencerkan larutan pada tahap I sehingga diperoleh konsentrasi NaCl 1,5 M; 0,75 M ; 0,375 M dan 0,1875 M

← Ditimbang Piknometer kosong, piknometer penuh dengan aquades dan piknometer penuh dengan NaCl untuk keseluruhan konsentrasi pada tahap 2

Reaksi Reaksi :

NaCl (s)   +          H2O (l)   -> Na + (aq) + Cl- (aq) + H2O (l)

Kristal garam   Aquades         Ion Na         Ion Cl         Aquades

Secara Teori, Volume Molal Parsial ditentukan oleh banyaknya mol zat tertentu yang terkandung dalam 1000 gram pelarut. Penentuan volume molal larutan NaCl dapat diketahui dengan mengukur berat jenis dari larutan NaCl. Pengukuran massa jenis bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan volume parsial. Semakin besar konsentrasi maka massa jenisnya juga akan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan massa jenis NaCl lebih besar dibandingkan air (massa jenis NaCl = 58,59 , massa jenis air = 1,00 g/dm3) sehingga apabila komponen NaCl dalam larutan semakin banyak, massa jenis dari larutan tersebut akan semakin banyak pula. Bertambah konsentrasi kelebihan volume molal parsial karena semakin tinggi konsentrasi semakin besar densitas jumlah partikel menjadi banyak (Rohyani, 2018)

V1.Vs M
V1.Vs M

V2. Vs M
V2. Vs M
Secara Praktikum, Dilakukan dengan menimbang NaCl 17,5 gram kemudian dilarutkan ke dalam 100 ml aquades hingga menghasilkan larutan NaCl 3 M. Kemudian diencerkan kembali menjadi larutan NaCl dengan konsentrasi 1,5 M ; 0,75 M ; 0,375 M dan 0,1875 M. Lalu ditimbang piknometer kosong massanya 11 gram piknometer ditambah aquades 19,3 gram kemudian larutan dengan konsentrasi 1,5 M ; 0,75 M ; 0,375 M ; 0,1875 M ditimbang telah didapat massanya berturut-turut 19,6 gram ; 20 gram ; 20,5 gram ; 19,4 gram. Dari data dapat dilihat bahwa semakin kecil konsentrasi larutan semakin besar massa, hal ini tidaklah benar. Berdasarkan densitas yang sudah dicari sebelumnya kita dapat hasilnya adalah 1,036 ; 1,084 ; 1,14 dan 1,012. Semakin rendah konsentrasi maka semakin rendah pula densitasnya, tapi berdasarkan hasil praktikum terdapat kesalahan yang dilakukan percobaan seringga data yang diperoleh tidak sesuai dengan landasan teori. Molalitas larutan diperoleh dari persamaan M = 1/ (plm) – (mr +1000) dari hasil percobaan, diperoleh molaritas masing-masing larutan NaCl 1,5 M ; 0,75 M ; 0,375 M dan 0,1875 M berturut turut adalah 1,58 ; 0,72 ; 0,33 ; 0,18

Volum molal parsial dari komponen suatu biner dapat dihitung dari penentuan rapat massa larutan untuk sederet konsentrasi. Metoda perpotongan grafik adalah cara yang paling jelas secara grafik untuk menggambarkan kuantitas molal parsial. Untuk cara ini volum satu mol larutan (yaitu total satu dari dua komponen) didenahkan terhadap fraksi mol salah satu komponennya (Alberty, 1992).

Volume molal parsial penambahan volume yang terjadi bila satu mol komponen ditambahkan pada larutan. Volume molal parsial dapat ditentukan dengan menggunakan metode penimbangan menggunakan pinkometer untuk menentukan berat jenis yang kemudian digunakan untuk mendapatkan molal larutan. Dari praktikum ini dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi maka volume molal parsial akan semakin kecil. Hal tersebut terjadi karena Konsentrasi berhubungan dengan n (jumlah mol). Sehingga, pertambahan konsentrasi akan memperkecil volume molal parsial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun