Molal atau molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut (solute) dalam satu kilogram pelarut (solven). Sifat-sifat parsial dari campuran dan komposisi suatu perlu untuk dikenali. Salah satu sifat-sifat parsial yang ada yakni sifat molal parsial yang lebih mudah digambarkan dengan volume molal parsial yaitu kontribusi pada volume pada satu komponen dalam sampel terhadap volume total. Suatu campuran cair-cair atau larutan pasti memiliki sifat – sifat parsial. Volume molal parsial biasanya digunakan untuk menganalisis sifat sifatnya. Salah satu sifat parsial yang ada adalah sifat molal parsial atau volume molal parsial. Volume molal parsial merupakan volume dimana terdapat perbandingan antara pelarut dengan zat terlarut, yang ditentukan oleh banyaknya zat mol zat terlarut yang terdapat di dalam 1000 gram pelarut. Sifat molal parsial dari suatu komponen dalam suatu larutan dari sifat molal untuk senyawa murni adalah sama jika larutan tersebut ideal (Moran & Shapino, 2015)
Termodinamika merupakan ilmu operasional, yang berhubungan dengan sikap makroskopik yang pada dasarnya dapat diukur. Ilmu ini memprediksi jenis-jenis proses kimia dan fisika yang mungkin terjadi serta menghitung secara kuantitatif sifat sifat keadaan dari suatu materi sifat sifat keadaan suatu materi yang dapat dilihat berupa suhu, tekanan, dan volume dan sifat keadaan ini dapat dijabarkan dalam suatu persamaan gas ideal. Satu jenis gas dikatakan ideal apabila gaya tarik menarik antara molekul gas diabaikan gas akan terbentuk sesuai dengan wadah yang ditempatinya, semakin besar massa suatu gas semakin besar pula volume dari gas tersebut. Massa suatu gas biasnya dinyatakan dalam jumlah mol. Jumlah mol suatu gas diperoleh dari besarnya massa total gas berbanding terbalik dengan massa molekul dari gas tersebut itulah massa suatu gasnya (Soulsa, 2018)
Molaritas merupakan jumlah mol-mol zat terlarut per kilogram pelarut dengan perbandingan antara jumlah mol-mol zat terlarut dengan massa pelarut dalam kilogram. Penentuan jumlah molal parsial dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana perubahan sifat-sifat larutan terhadap konsentrasi. Setiap zat memiliki sifat-sifat tersendiri, terdapat tiga sifat termodinamika molal parsial utama, yaitu volume molal parsial dari komponen dalam larutan. Entalpi molal parsial dan energi bebas molal parsial. Sifat molal parsial pada suatu komponen dalam suatu larutan dan sifat molal untuk senyawa murni adalah sama, apabila larutan tersebut ideal. Volume molal parsial adalah volume perbandingan antara pelarut dan zat terlarut yang ditentukan oleh banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut (Rohyani, 2018)
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraseluler pada banyak organisme multiseluler. Massa molar 58.44 g/mol, tidak berwarna/berbentuk kristal putih, densitas 2.16 g/cm3 ,titik leleh 801°C (1074 K), titik didih 1465°C (1738 K), kelarutan dalam air 35.9 g/100 mL (25°C). Larutan ini berbahaya pada kontak mata dan kulit. Kontak langsung dengan mata dapat ditangani dengan membasuh mata dengan air mengalir dan mata tebuka terus menerus dalam waktu 15 menit. Pada kontak kulit dapat segera dibasuh dengan air dingin sekurang-kurangnya 15 menit. Pakaian atau sepatu yang terkena harus dikeluarkan dan dibersihkan sebelum digunakan kembali. Terkena kulit segera basuh dengan air selama 15 menit (Anonim, 2015).
Variasi konsentrasi ini dapat diperoleh dengan cara mengencerkan larutan NaCl 3,0 M. Larutan NH4Cl juga dienceerkan Pengenceran dapat didapatkan dengan persamaan berikut:
M1.V1 = M2.V2
Penentuan volum molal larutan NaCl dapat diketahui dengan mengukur berat jenis dari larutan NaCl. Pengukuran masa jenis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan volum molal parsial. Pada percobaan ini, temperatur dari setiap larutan NaCl diukur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui d0 (berat jenis air pada berbagai temperatur). Pada setiap temperatur yang berbeda maka nilai dari d0 berbeda. Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui bahwa semakin besar konsentrasi NaCl dalam larutan maka densitas dari larutan tersebut juga semakin besar.
- Faktor – Faktor yang mempengaruhi perubahan volume molar parsial adalah adanya perbedaan antara gaya intermolekular pada larutan dan pada komponen murni penyusun larutan tersebut, dan adanya perbedaan antara bentuk dan ukuran molekul suatu larutan dan pada komponen murni penyusun larutan tersebut. Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal parsial dari komponen-komponen dalam larutan (juga disebut sebagai panas differensial larutan), (ii) entalpi molal parsial, dan (iii) energi bebas molal parsial (potensial kimia). Sifat-sifat ini dapat ditentukan dengan bantuan (i) metode grafik, (ii) menggunakan hubungan analitik yang menunjukkan V dan ni, dan (iii) menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal nyata (Rao dan Fasad, 2003).
Dengan mengambil bahan yaitu NaCl.
← Dibuat 100 ml larutan NaCl 3,0 M ditimbang garam dengan teliti dan gunakan labu ukur untuk pengencerannya
← Diencerkan larutan pada tahap I sehingga diperoleh konsentrasi NaCl 1,5 M; 0,75 M ; 0,375 M dan 0,1875 M
← Ditimbang Piknometer kosong, piknometer penuh dengan aquades dan piknometer penuh dengan NaCl untuk keseluruhan konsentrasi pada tahap 2