Jadi Mikrofonnya satu saja, dan tetap di podium. Â Karena dengan asumsi tidak keluar podium maka ruang geraknya di podium itu saja
Bagi penulis, teknologi sudah maju, banyak perlatan clipon (microphone) yang dikenakan pendebat dapat dipasangkan dengan nyaman untuk mencegah apabila salah satu di antaranya rusak atau malfungsi saat debat berjalan dan disiarkan langsung.
Sehingga, rasa-rasanya perlu dikaji ulang untuk mendapatkan solusi lebih lanjut seandainya insiden tersebut terjadi ketika hanya menggunakan 1 mikrofon di podium.
Catatan penulis, sekalipun kebijakan ini berubah, bukan semata-mata karena masukan Kang Mas Roy Suryo yang ingin selalu tampil beda sejak penulis mengenal sepak terjangnya dari yogyakarta hingga dipakai oleh kopolisian untuk kasus-kasus tertentu.
Sebagai penutup, bukan sentimen. Cukuplah cari sensasi Kang Mas Roy. Jika format Mikrofon ini berubah, sudah ditebak anda akan bekoar kemana-mana. Ilmu mu belum apa-apa dibandingkan "wong yojo" (orang yogya dari dahulu kala. Diatas langit masih ada langit. Anda hanya terbantukan dengan perlatan pemerintah yang keluarannya tinggal dianalisa seenak idelmu dewe.
Sudah jelas komentarmu di sosmed X, untuk menyerang dugaan kecurangan salah satu paslon.
Pensiunlah dan jadi konsultan senior yang bisa mengarahkan kamum milenial dan gen z yang memiliki kemampuan tekologi dan informasi melebihi dirimu.
Tak gunakan singkatan dan istilah asing
Aturan main KPU juga menyepakati, penggunaan singkatan atau istilah asing yang tak familier harus diluruskan oleh moderator sebelum dijawab oleh capres yang mendapatkan pertanyaan. Namun jika diartikan tiidak menggunakan singkatan dan istilah asing sama sekali tidak fair juga.
Tapi rasanya fair saja, agar debat berjalan mulus, dan dipahami oleh masyarakat awam. Sekalipun memang tercium aroma pengaruh dari debat cawapres terakhir, yang dalam beberapa penilaian juga fair. Karena kopetensi masing-masing debater berbeda-beda, namun seharusnya debaters juga harus memiliki wawasan yang luas, sehingga dapat menguasai isu-isu terkini.
Namun jalan keluar KPU sudah cukup baik, karena tidak tertutup kemungkinan capres atau cawapres akan menggunakan istilah asing tanpa mengurangi bobot wawasannya. Ini hanya dalam pertimbangan durasi debat.