Indonesia masih dirundung duka, ketika pahlawan yang tak kenal bekerja keras dan lelah untuk penanganan wabah covid-19. Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen (Purn) Doni Monardo tutup usia, pada Minggu (3/12/2023), dan dimakamkan di di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Â Senin (4/12/2023)
Kita kembali dikejutkan, dengan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 Seperti yang diberitakan berbagai media yang disadur dari pemberitaan negara Singapura dan Malaysia. Â Seprti yang diberitakan liputan6.com kemarin (5 Desember 2023). Mengulas bahwa Bayang-bayang pandemi COVID-19 belum sepenuhnya berlalu.
Meski serangan SARS-CoV-2 tak lagi ganas seperti tahun-tahun pertama pandemi, negara tetangga Singapura melaporkan adanya lonjakan kasus COVID-19 pada 19-25 November 2023.Â
Pada periode tersebut, infeksi COVID-19 tembus 22.094 kasus. Padahal, Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan hanya ada setengah jumlah kasus--10.726 kasus COVID-19--di pekan sebelumnya. Cukup tinggi bila diprosentasekan dengan jumlah penduduk Singapura yang hanya 6.031.072 jiwa, menurut situs populationtoday.com (5/12/2023)
Merujuk Pada data 27 November 2023, varian virus COVID-19 di Singapura yang dominan saat ini adalah EG.5 dan sub-garis keturunannya yakni HK.3. Sekitar 70 persen kasus COVID-19 di negara itu disebabkan oleh varian tersebut.
Hampir sama dengan Singapura, sebagai negara tetangga terdekat Indonesia. Dimana mobilisasi masyarakat Indonesia cukup tinggi di negara ini. Hal serupa juga terjadi di negar Malaysia. Oleh CNN Indonesia, mengeluarkan tajuk berita yang berjudul "Kasus Covid-19 di Malaysia Melonjak Signifikan, Naik 57 Persen" (4/12/2023)
Dengan isi berita mengemukakan bahwa, Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr. Muhammad Radzi Abu Hassan menjabarkan, kasus mingguan yang terdeteksi melampaui seribu kasus setiap minggu sejak pekan epidemiologi ke-41 (ME41/2023) hingga ke-47 (ME47/2023). Tingkat peningkatan berkisar antara 7,1-57,3 persen.
Lebih lanjut, disebutkan sebagian besar kasus (48 persen) dialami mereka yang berusia 20-40 tahun dengan 98 persen kasus menunjukkan gejala ringan.
Penyebab meningkatnya Varian Baru dikedua negara ini disebutkan, penyebabnya menurut Kementerian Kesehatan Singapura menyampaikan, terdapat banyak faktor yang mereka duga menjadi penyebab kenaikan kasus infeksi virus Corona di negara tersebut, seperti mobilitas yang meningkat jelang liburan akhir tahun dan menurunnya kekebalan penduduk.
Meskipun ditengarai bahwa saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar, namun diakui ataupun tidak trauma saat wabah melanda dunia dalam kurun waktu 2020 hingga 2022. Pada awal Maret 2022, terlapor bahwa Total kematian akibat Covid di Indonesia menempati posisi tertinggi kedua di Asia, mencapai 150.000 kasus.
Kemuidan pada April 2023, terkonfirmasi Kasus harian Covid-19 di Indonesia per Jumat (14/04/2023) pukul 12.00 WIB tercatat telah bertambah 1.017 dibandingkan Kamis (13/04/2023). Menurut cnbcindonesia.com (14/04/2023).
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia hingga 14/04/2023 terhitung sejak awal pandemi pada 2020 lalu mencapai 6.755.600. Â Adapun kasus sembuh bertambah 463 orang, sehingga total yang telah sembuh dari infeksi Covid-19 mencapai 6.586.231 kasus.
Sementara korban meninggal bertambah 14 pada hari terakhir terhitung 14/0f/2023. Dengan demikian, kasus meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia terakumulasi mencapai 161.110 jiwa
Sekalipun menimbulkan kepanikan, dan tingginya kasus covid-19, dan masih terdapat pertambahan covid-19. Oleh Direktur Jenderal (Dirjen) World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Juni 2022 mengatakan Indonesia memiliki penanganan yang baik dalam COVID-19. Begitu pula dengan cakupan vaksinasi COVID-19.
Lalu keadaan kasus Varian baru Covid-19 di Indonesia? Ternyata bukan saja di Singapura dan Malaysia (sementara paling tertinggi di Amerika Serikat). Karena Mobilisasi warga negara, diantara negara tetangga ini, tanpa menapik terjadi penularan kasus berasal dari negara lain.
Seperti diberitakan serambinews.com, kemarin (05/12/2023). Oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan karena adanya varian baru. Menurutnya, varian baru yang saat ini dominan di Indonesia yakni varian Eris atau EG.5 dan EG.2.
Peningkatan kasus terjadi dari yang biasanya ada 10-20 kasus dalam seminggu. Namun kemudian, pada pekan kemarin menjadi 267 kasus per minggunya.
Ternyata Varian baru Covid-19 ini sudah masuk di Indonesia, seperti ditegaskan Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa varian baru Covid-19, Omicron EG.5.1 alias 'Eris' sudah ada sejak sekitar Juni 2023.
Lebih lanjut menurut Mentri, masyarakat tetap harus waspada terhadap varian baru ini. Pasalnya gejala varian baru cukup berbeda dengan varian lainnya. Misalnya tidak ada gejala demam pada pasien.
Meskipun saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan varian 'Eris' sebagai sebagai varian under monitoring (VUM) atau varian yang diawasi, pemerintah mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan tidak khawatir.
Jika mengalami ciri-ciri berikut, jangan terburu-buru panik. Karena belum tentu anda terinveksi varian baru ini. Namun perlu waspada Meskipun data mengenai varian baru ini masih kurang, dokter umumnya melihat adanya keluhan pada saluran pernapasan bagian atas, seperti sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, dan pilek. Sementara itu, gejala COVID-19 lainnya, seperti hilangnya rasa dan penciuman, lebih jarang terjadi pada varian baru ini
Bagi yang telah vaksin Booster dan menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat serta menjaga protokol kesehatan yang baik, apalagi telah menjadi kebiasaan. Tidak perlu kuatir tetap menjaga perliaku sehat anda. Tetap menunaikan hak konstitusi anda di pemilu 2024
Nunaikan Dengan Rasa Tanggung Jawab Hak Konstitusi Anda, Jangan Menjadi Golput
Dengan kesadaran menjadi warga negara yang baik, ciptakan kondisi yang kondusif, hindari "pembelahan" di masyarakat seperti Pilpres 2014 dan 2019 yang menghambat pembangunan bangsa dan negara yang masih terasa "residunya" hingga saat ini, hindari ajakan untuk melakukan provokasi dan terpakan berita bohong dengan pola baru yang Terstruktur, Sistimatis dan Masif (TSM).
Berpikirlah lebih cerdas mengkritisi terhadap program, serta visi misi paslon, khususnya pemilu muda yang mendominasi saat ini. Jangan terlena dengan janji-janji yang muluk-muluk, ikut berpartisipasi memantau adanya kecurangan dalam masa kampanye hingga jelang hari H nanti. Jika anda menemukan penyimpangan, itimidasi, kecurangan segera melaporkan kepada bawaslu dan lembaga-lembaga pemantau pemilu independen dan remsi, tentu dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Bila terjadi banyak propaganda yang mengandung kebohongan melalui pemberitaan di sosial media atau bahkan di media sejenisnya. Bahkan pegaruh mengarah provokasi para influencer, jadilah diri anda. Suara anda adalah suara Tuhan. Sehingga sebisa mungkin menentukan pilihan oleh karena pengaruh apalagi intimidasi berbagai pihak yang menggunakan segala cara untuk menang. Anda tidak perlu takut, di bilik suara, anda dan Tuhan yang tahu pilihan anda.
Dengan demikian kualitas demokrasi Pemilu 2024 diharapkan mengalami kemajuan yang berarti  untuk menghasilkan calon Presiden dan Wakil Presiden yang tepat yang diharapkan menghantar Indonesia menjadi negara Maju, minimal diharapkan terwujud Indonesia emas pada tahun 2045.
Masa depan bangsa ini andalah yang menentukannya. So.. sekali lagi jangan GOLPUT!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H